Parfum 6

369 37 0
                                    

Demi tuhan! Untuk pertama kalinya dalam hidup, ini pertama kalinya Eun ji tidak menikmati makan siangnya. Bagaimana tidak ? Baru saja dia melangkahkan kaki ke dalam kantin, dia langsung menjadi pusat perhatian. Hampir semua pandangan tertuju padanya, bahkan dia bisa mendengar orang-orang berbisik mengenai penampilannya, dan apa yang di makan, dan Eun ji sangat risih mengenai hal itu, di tambah lagi yang lebih menyakitkan adalah dia menghadapinya seorang diri. Tanpa ada seorang pun di sisinya.

Eun ji mengambil jatah makananya dan memilih duduk di sudut kantin, di tempat yang tidak terlalu mencolok, dan tempat dimana dia bisa jauh dari mendengar bisikan-bisikan tentang dirinya. Meski rasanya, lehernya tercekat dan tak ingin makan, Eun ji memaksa dirinya sendiri untuk menelan makanan didepannya, dia tidak akan kalah dengan situasi ini, dia seorang wanita yang kuat.

Saat tiba-tiba semua orang dikantin terdiam, dan suasana mendadak hening, dua orang pria menghampirinya sambil membawa nampan makan siang mereka.

"Eun ji yyah...Park Eun ji" teriak Woohyun menghampirinya, meletakkan nampannya didepan Eun ji, lalu duduk didepan Eun ji, begitu pula dengan Sungkyu yang duduk di sisi Woohyun.

"Bisakah kalian pura-pura tidak mengenalku saat berada dikantor?" Eun ji meletakkan sumpitnya dengan sebal, sekarang semua orang sepenuhnya menatap kearah mereka tanpa ada kata malu atau pun takut, semua focus tertuju pada dirinya, dan semua itu karena dua orang pria yang ada di depannya sekarang.

"Wae?" Tanya Woohyun cuek mulai menyuapkan makanan kedalam mulutnya begitu juga dengan Sungkyu.

"Orang-orang mulai membicarakan tentangku, berbisik sana sini dan itu membuatku tidak nyaman" keluh Eun ji. Kini melipat kedua tangannya didepan dada setelah meletakkan sumpit dan sendoknya dengan enggan di atas nampan makanan. Selera makannya 100% lenyap meninggalkannya, bahkan rohnya sepertinya sudah di ujung tanduk, jika bukan karena kedua bosnya ini, dan demi Tuhan! Mereka sedang di kantor sekarang!

Sungkyu menghentikan makannya setelah menyadari Eun ji hanya memandang mereka nanar, pria dengan mata sipit itu sempat menyikut Woohyun, tapi percuma saja, Woohyun hanya melirik sebentar kea rah Eun ji dan malah melanjutkan makannya. dan menatap eun ji. Woohyun bahkan mengambil semua bawah putih dari nampan makanan Eun ji dan menukarnya dengan wortel yang ada dinampannya sendiri.

"Kenapa kau melakukan hal itu?" Tanya Sungkyu, ternyata lebih tertarik dengan apa yang dilakukan oleh Woohyun daripada yang di bicarakan oleh Eun ji, meskipun sekali-sekali matanya akan melirik kea rah Eun ji terus mengawasi apa yang akan di lakukan oleh gadis itu, tentu saja sebisa mungkin tanpa disadari oleh Woohyun, dan kenapa juga Sungkyu harus melakukan hal itu? Perasaan geli menghampirinya, tapi, Sungkyu membiarkan nuraninya bertindak kali ini.

"Hem?" Woohyun menatap Sungkyu dengan mulut penuh makanan. "Ahh...dia tidak suka bawang putih, dan aku tidak makan wortel, jadi aku menukarnya, kami pasangan yang cocok, kan?" jelas Woohyun dan kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya, Sungkyu mengangguk mengerti.

"Perbedaan menyatukan antara seorang manusia dengan manusia lainnya, bukannya memisahkan. Aku rasa seperti itulah kalian berdua mengartikan hubungan kalian" Sungkyu menerawang. Pikirannya tiba-tiba kosong, meski dia bisa merasakan ada percikan kesil di sudut hatinya yang menggelitik, dan selalu berhasil ia tepis.

"Meskipun begitu...eEun ji yyah, tidak baik pilih-pilih makanan, seharusnya kau memakan semuanya, bawang putih bagus untuk kesehatanmu, dia menjaga dari kolesterol jahat" Sungkyu kembali meraih sumpitnya dan ikut mengambil bawang putih dari makanan Eun ji. Eun ji menatap mereka berdua dengan nanar. Tidakkah mereka berdua peduli dengan dirinya?

"Dan Nam Woohyun, kenapa kau tidak menceritakan apapun padaku?" Tanya Eun ji teringat insiden yang didengarnya tadi pagi di lobi.

"Apa?" Tanya Woohyun masih tetap menikmati makanannya.

"Mengenai wanita yang menyatakan perasaannya padamu, dan kenapa kau menolaknya?" tatap Eun ji sinis, dia sepenuhnya marah sekarang.

"Jadi, kau ingin aku menerimanya?" Eun ji tersentak mendengar pertanyaan Woohyun, ah, benar juga, Woohyun kan pacarnya, kalau Woohyun menerima perasaan wanita itu, berarti Woohyun menduakannya? Eun ji bodoh! Eun ji merutuki dirinya sendiri, saat Woohyun tiba-tiba menyodorkan sepotong daging ke arahnya dan menyuapinya, spontan Eun ji membuka mulut dan menerima suapan Woohyun.

Sungkyu yang tidak mau kalah, ikut menyodorkan daging kepada Eun ji. Eun ji memandang Woohyun karena terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Sungkyu padanya, jujur saja, Eun ji tidak terbiasa makan dari sumpit pria lain selain, keluarganya dan Woohyun tentu saja, tapi dia juga tidak enak jika dia tidak menerima suapan Sungkyu ini, Woohyun tersenyum menyadari keterkejutan Eun ji lalu mengangguk, jadi Eun ji hanya bisa membuka mulutnya dan menerima suapan Sungkyu juga.

"Tapi aku tidak menyangka kalau keadaan disini akan sekacau ini' ucap Sungkyu tiba-tiba, Eun ji dan Woohyun memandangnya penuh Tanya.

"Eumm...sajangnim, apa ada yang tidak beres?" Tanya Eun ji hati-hati.

"Disini lebih kacau dari yang kubayangkan, aku dan Woohyun mungkin akan kesulitan menanganinya jika kami hanya berdua" Sungkyu mengunyah makanannnya, dan menelannya dengan cepat, merasa tidak sabar untuk segera menyampaikan apa yang tertera dalm otaknya.

"Woohyun ah...harus kah kita meminta bantuan mereka?" Tanya Sungkyu kepada Woohyun yang asik dengan supnya.

"Hemm...kurasa akan lebih baik begitu, hyung, masalahnya adalah, apakah mereka mau? Mereka masing-masing punya kegiatan yang berbeda" jawab Woohyun. Eun ji sekarang seperti tertarik ke dalam dunia yang tidak diketahuinya dan menjadi mahluk asing disana, dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Sungkyu dan Woohyun bicarakan.

"Aku akan menanyakannnya dulu" ucap Sungkyu lalu melanjutkan menikmati makanannya.

"Tapi ngomong-ngomong ternyata makanan disini lumayan juga" ucap Sungkyu kemudian. Eun ji mengangguk setuju.

"Hemm...rasanya seperti makanan restoran bintang lima! Mantap!" lanjut Woohyun.

"Aah...satu-satunya hal baik yang kutemukan sejauh ini hanyalah makanan ini. Aku akan mengecek bagian kantin" ucap Sungkyu lagi berbalik mencoba menengok ke arah dapur.

"Eumm...sajangnim, haruskah kau sampai mengecek bagian kantin? Apa itu tidak terlalu berlebihan?" Tanya Eun ji hati-hati takut menyinggung Sungkyu, meskipun Eun ji tahu, seorang pebisnis sejati, memegang kendali atas usahanya sampai ke hal terkecil sekalipun.

"Menurutmu terlalu berlebihan? Begitu?" Sungkyu menatap Woohyun dan Eun ji bergantian, keduanya mengangguk setuju.

"Kalau begitu..Eun ji yyah...lakukan hal itu untukku" ucap Sungkyu spontan.

"Seoro! Kenapa harus aku? Itu bukan tugasku juga" spontan Eun ji menolak. Dan mereka bertiga tertawa, membuat iri orang lain yang melihatnya.

"Kenapa? Dapat teman baru, teman lama dilupakan, kan?" Bo young membawa nampan makananannya menghampiri Kyo eun yang sedari tadi memandang ke meja Eun ji. Dia tidak berkomentar sama sekali.

"Setidaknya, Eun ji tidak menusuk temannya sendiri dari belakang" Kyo eun mengangkat nampannya dengan kasar. Memegang erat pada pinggiran nampan seolah nampan itu adalah satu-satunya tempat untuknya berpegangan saat ini.

~~

ParfumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang