"Kau baik-baik saja?" Sungkyu menghampiri Woohyun begitu Eun ji meninggalkan kantornya.
"Hmm...eumm...ini bukan salahnya hyung, aku tidak mengabarinya selama 3 hari ini" Woohyun mengusap sudut bibirnya, yang basah karena darah yang disebabkan oleh bibirnya yang sobek karena di tampat cukup oleh Eun ji.
"Tapi mungkin selama itu, Eun ji sendiri tidak ingin di hubungi" mata Woohyun berkilat, tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan Sungkyu. Seorang Eun ji tidak ingin dihubungi oleh dirinya? Yang benar saja?!
"Maafkan aku hyung, aku hanya ingin kau tahu kalau aku sudah mengenal Eun ji selama 6 tahun terakhir ini, dan aku tahu bagaimana dia jadi..." Woohyun menatap Sungkyu.
"Dan aku sudah mengenalnya sejak dia lahir ke dunia ini" kalimat itu hanya bisa tertahan sampai di tenggorokan Sungkyu, tak bisa di ucapkan.
"Jadi kurasa tak ada siapapun yang lebih mengenalnya melebihi aku saat ini" lanjut Woohyun tersenyum lagi.
"Aku harus mengejarnya jika aku tak ingin kehilangan dirinya, iya kan?" Woohyun menatap Sungkyu sekali lagi tapi kali ini dengan pandangan yang lebih ramah, tersenyum simpul lalu mulai meninggalkan Sungkyu sendirian di ruangannya. Sungkyu menghembuskan nafas, menunggu kelanjutan dari kisah ini.
#break read this one >>> [http://nulisbuku.com/books/view_book/7276/ok-fix-kita-bercinta] <<<
Eun ji berjalan dengan lemas. Setelah puas menangis di tangga darurat, Eun ji tidak berniat lagi ke kantor HRD untuk melanjutkan bekerjanya. Moodnya sepenuhnya hilang hari ini. Untung saja saat dia menuju kantor Presdir Kim, dia masih membawa serta tasnya bersamanya, jadi, dia tidak perlu berhadapan dengan ribuan pertanyaan temn-temannya di HRD mengenai matanya yang sembab seperti habis menangis, Eun ji benar-benar tak berniat membagi cerita mengerikan ini pada siapapun.
Eun ji tersenyum sinis, lebih kepada dirinya sendiri sebenarnya. Bagaimana mungkin dia mengatakan membenci Presdir Kim tapi di saat seperti ini secara tidak langsung dia sedang memanfaatkan koneksi terbaiknya itu. Bagaimana tidak? Pegawai biasa lain, seharusnya sekarang berada di ruangannya masing-masing dan menyelesaikan pekerjaannya dengan tenang, dan baru meninggalkan mejanya ketika jam istirahat atau jam pulang telah tiba, tapi Eun ji? Dengan seenaknya dia pulang dan pergi dari kantor itu. Eun ji tidak merasa takut sama sekali. Kenapa? Karena dia tahu, Presdir Kim tidak akan mengeluarkannya dari tempat itu. Cih, mengingat hal itu Eun ji tersenyum sinis, kali ini ia bahkan mengandalkan koneksi yag tidak diingankannya itu.
Eun ji menghentikan langkahnya ketika hendak memasuki lobi rumah sakit. Dia membelok ke koridor rumah sakit yang agak sepi, menengok ke kiri dan ke kanan, memastikan tidak ada seorang pun yang melihatnya, kemudian setelah merasa semuanya aman dan terkendali, Eun ji duduk di salah satu bangku taman, yang sebenarnya terasa aneh yang bukannya di letakkan di taman rumah sakit, malah di taruh di spot yang tidak terlalu ramai ini, tapi ini bukan saatnya Eun ji memikirkan soal itu, dia harus bergegas!
Segera saja, Eun ji mengeluarkan tas make up mini yang selalu dia bawa dalam tasnya. Mengeluarkan bedak, eye shadow, eyeliner, mascara, lipstik, dan peralatan meka up lainnya yang dia butuhkan. Eun ji nyaris saja berteriak kencang seandainya saja dia tidak sadar bahwa dia kini ada di rumah sakit. Matanya terlihat sangat bengkak, dan merah. Dan masih ada sisa-sisa mascara dan eyeliner yang berbekas di wajahnya. Dia semirip hantu wanita yang berani berkeliaran di siang hari. Pantas saja supir taksi yang dia tumpangi tadi enggan menatapnya, ini penyebabnya?
Eun ji tertawa kecil. Jika Woohyun melihatnya seperti ini, maka, Woohyun tidak akan berhenti mengejeknya selama seminggu, tapi akankah antara dia dan Woohyun masih ada harapan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Parfum
RomancePark Eun ji, Kim Sungkyu, dan Nam Woohyun terlibat dalam kisah cinta segitiga yang tidak mereka inginkan. Eun ji yang awalnya adalah kekasih Woohyun, harus rela menikah dengan Sungkyu demi ibunya dan demi keluarganya. Sementara Sungkyu, yang tidak b...