Parfum 5

483 41 1
                                    

Eun ji setengah berlari, dia tidak akan terlambat juga hari ini, dia sudah mulai panik saat mendapati kerumunan karyawan di pinggiran lobby.

"Eun ji yyah!" teriak Kyo eun saat melihat Eun ji yang setengah berlari, Eun ji menghentikan langkahnya, menatap ke jam tangan yang dipakainya, tersenyum lega ternyata masih ada 20 menit sebelum jam 8 pagi. Eun ji akhirnya menatap sekeliling, lalu ada apa orang-orang berkumpul disini ?

"Yyah! Eun ji yyah! Kau tidak mendengar aku memanggilmu tadi?" Tanya Kyo eun kini menghampirinya.

"Ohhh... Kyo eun nie...wae?" Tanya Eun ji, mereka melanjutkan jalan bersama menuju departemen HRD.

"Kau tidak dengar gosip?" Tanya Kyo eun menatap Eun ji, Eun ji menggeleng mantap.

"Ohh miyan aku lupa betapa sibuknya kau" Kyo eun memutar bola matanya.

"Kau tahu? So Nami, dari departemen administrasi?" Kyo eun mulai bersemangat, Eun ji tidak berkomentar, Kyo eun tahu Eun ji tidak mengenal orang itu. "dia menyatakan cintanya pada GM Nam kemarin sore!" ucap Kyo eun dengan suara tinggi, mereka sedang berada tepat di depan pintu masuk departemen HRD.

"Apa?!" Eun ji terkejut. "La-lalu, apa yang terjadi selanjutnya?" gugupnya, semalam Woohyun tidak mengatakan apa-apa padanya saat dia menelpon Eun ji untuk menanyakan kabar.

"Tentu saja di tolak! Dan dengan sangat dingin, GM baru itu mengatakan 'kau pikir kau siapa? Jangan karena aku baik dan ramah pada semua orang lalu aku akan menerima semua wanita menjadi pacarku?' dan dengan sangat malu So Nami meninggalkan ruangannya, menurut gosip yang beredar So Nami terlalu malu untuk ke kantor dan menyerahkan surat pengunduran dirinya tadi pagi-pagi sekali saat semua orang belum datang dan hanya menitipkannya pada receptionist" cerita Kyo eun, meletakkan tasnya di atas meja.

"Si GM itu, terlihat sangat ramah di luar, tapi sepertinya dia punya hati se dingin es, sama seperti Presdir Kim. Hmm...kalau kau punya hati sedingin es, untuk apa kau menutupinya dengan wajah ramah seperti itu, iyakan?" Kyo eun terus berceloteh. Eun ji tiba-tiba memegang perutnya yang tidak sakit.

"Oohh...eonni, perutku tiba-tiba sakit, aku rasa aku perlu ke toilet" lalu tanpa mengatakan apapun lagi, Eun ji berlari menuju toilet menggenggam erat ponselnya.

Berkali-kali Eun ji mendial nomor Woohyun, tapi tak ada jawaban dari Woohyun. Setelah mencobanya hampir 20 kali Eun ji memutuskan untuk berhenti melakukannya. Eun ji berjalan pelan keluar dari toilet, sempat melewati loby yang masih di sesaki orang-orang yang bergosip mengenai So Nami. Pikiran Eun ji begitu terfokus pada Woohyun sampai dia tidak menayadari seseorang melangkah didepannya, dan menabraknya.

"Joesonghabnida" Eun ji membungkuk sedikit, meminta maaf dan kembali berjalan saat orang yang di tabraknya menahan lengannya.

"Mencariku, Park Eun ji?" tiba-tiba disana sepi, tak terdengar lagi suara orang-orang yang bergosip, mereka kini menahan nafas, menatap ke arah Eun ji dan pria yang sedang menahan lengannya. Woohyun.

Eun ji menatap Woohyun cukup lama, sampai ia tersadar kalau mereka sedang menarik perhatian semua orang yang ada disana. Eun ji panik menayadari hal itu. Dan menghempaskan tangan Woohyun dari lengannya, membungkuk sedikit dan berlari, saat seseorang tiba-tiba merangkulnya dan mencium pipinya. Eun ji berhenti berlari dan berdiri kaku. Perasaan tidak nyaman yang sudah lama tidak di rasakannya menelusup masuk ke relung hatinya lagi, dia menatap pria yang melakukan itu. Sungkyu. Eun ji menarik nafas dalam, juga melepaskan tangan Sungkyu dari bahunya. Sekarang, semua mata menatapnya, tajam.

"Yyah! Sekkia apa yang kau lakukan pada pacarku?!" Woohyun mendorong bahu Sungkyu dan suaranya meninggi.

"Hahaha...miyan, aku hanya ingin mengagetkannya" Sungkyu tertawa memegang perutnya. Sementara Eun ji masih berdiri seperti patung, membeku.

ParfumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang