Malam terasa dingin dan sepi, tapi Eun ji masih betah berdiri didepan rumahnya. Dia sedang menunggu seseorang. Nam Woohyun tentu saja. Setelah makan siang yang heboh tadi siang, sisanya, dia hanya menjalani rutinitas yang membosankan di kantor HRD, sebenarnya, Eun ji sudah akan kabur dan pulang lebih cepat seandaiya saja dia tidak ingat kalau dia dan Woohyun akan bersama saat pulang kantor, jadi dia berusaha mati-matian menahan diri dari keinginannya itu. Sayangnya, lagi-lagi Eun ji harus menyesali keputusannya itu, Woohyun dan Presdir ada rapat tambahan dengan klien penting, jadilah Eun ji pulang sendirian, tapi begitu ia melangkahkan kaki didepan pintu rumah, pesan dari Woohyun sudah berhasil membuatnya bersemangat kembali, Woohyun akan menemuinya sebentar malam.
Dan disinilah dia. Menanti. Ini untuk yang kesekian kalinya Eun ji melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya, sudah menunujukkan jam 9 lewat 20 menit. Eun ji mengerutkan keningnya, tidak biasanya Woohyun akan berkunjung jam segini. Eun ji kenal betul siapa seorang Nam Woohyun. Seorang pria yang begitu teratur menjalani hidupnya, dia akan makan tepat waktu dan tidur tepat waktu, bangun di pagi hari pada jam yang sama, dan berangkat kekantor di menit yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Tapi sampai jam segini pun Woohyun bahkan tak memberi kabar dimana keberadaan dirinya dan membuat Eun ji berpikiran negative, takut kalau-kalau sesuatu yang buruk sedang menimpa Nam Woohyun nya. Eun ji meraih ponselnya, dia tidak bisa menahan lagi. Di tekannya angka 1 dan nama "my namja chinggu" langsung terpampang disana. Apa dia akan marah? Apa dia tidak akan mengangkat telponnya? Apa sesuatu terjadi padanya? Apa dia masih sibuk atau apa dia lupa? Berbagai pertanyaan itu memenuhi pikiran Eun ji sekarang. Dan dia sudah tidak sabar, menginginkan jawaban dari semua pertanyaan yang ada di pikirannya itu, dan membuatnya nyaris gila.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.
Jantung Eun ji berdetak semakin kencang. Tidak aktif? Tidak biasanya? Apa dia menghindariku sekarang? Atau dia sedang selingkuh dengan wanita lain? Atau terjadi sesuatu padanya? Dia mengalami kecelakaan? Lagi-lagi berbagai argument berkecamuk di kepala Eun ji yang menunggu dengan tidak sabar untuk di jawab.
~~
Woohyun sudah mengambil jaketnya. Dia, segera akan berangkat untuk bertemu dengan pemilik hatinya, Eun ji. Saat tiba-tiba sakit itu menyerangnya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali dia merasakan sakit seperti ini. Sakit yang tak tertahankan. Woohyun pikir, dia sudah berhasil dengan segala terapi dan pengobatan yang dilakukannya selama ini. Woohyun kira semua itu berhasil, tapi kenapa? Kenapa di saat dia akan menemui Eun ji nya? Kenapa? Woohyun berusaha menahan rasa sakit yang di rasakannya, dan terus berjalan. Memaksa diri dan terus menerus berjalan, tapi percuma saja, Woohyun sudah lupa bagaimana rasa sakit itu, dia lupa kalau rasa sakitnya akan seperti ini, tubuhnya mulai melengkung dan lututnya mulai bertumpu di lantai, wajah Woohyun mulai memerah, menahan sakit. Air matanya pun mulai menetes, sebagai reaksi spontan akan rasa sakit yang sedang dirasakannya saat ini. Urat-urat lehernya bahkan kini terlihat. Jelas sekali, Woohyun kini sedang melawan rasa sakit itu, rasa sakit yang membuatnya ingin menjerit. Rasa sakit yang membuatnya ingin mati, tapi, tidak, dia tidak bisa mati sekarang. Dia punya Eun ji, dia tidak akan membiarkan Eun ji sendirian, setidaknya, dia tidak akan meninggalkan Eun ji dengan cara seperti ini, jika dia akan pergi, setidaknya dia harus melihat senyum Eun ji, sekali saja, sekali saja dan untuk yang terakhir kalinya. Dia ingin melihat senyum bahagia gadis yang telah mencuri hatinya selama bertahun-tehun itu. Eun jinya. Dia ingin melihatnya...
"Aku mohon..." lirih Woohyun tertahan, sampai akhirnya dia tidak bisa menahan lagi, tubuhnya ambruk ke lantai apartemen. Woohyun tidak sadarkan diri.
~~
Jam 12 malam tepat. Eun ji memandang jam yang tertera di layar ponselnya, cukup sudah! Ini sudah keterlaluan! Nam Woohyun, kau akan menerima akibatnya besok! Aku berjanji kau tidak akan bisa hidup sampai besok lusa karena aku akan membunuhmu! Umpat Eun ji dalam hati. Dia melangkah masuk kedalam rumah, menghentakkan kakinya ke tanah dengan keras saking sebalnya. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya hal ini terjadi, dari dulu, Woohyun memang seperti ini, yang membuat Eun ji kesal adalah kali ini Woohyun tak mengabarinya sama sekali! Biasanya, Woohyun akan mengirim setidaknya pesan suara dan membatalkan janji mereka agar Eun ji tidak terlalu lama menunggunya, tapi malam ini? Apa waktu juga sudah berhasil merubah Woohyun? Eun ji sudah hampir meneteskan air mata dan melangkah masuk kedalam rumah saat mendengar suara ban berdecit memasuki halaman rumahnya. Eun ji tersenyum, buru-buru membalik tubuhnya dan berlari kearah sumber suara berada, berdiri terpaku beberapa meter didepan pintu rumah melihat siapa yang datang menemuinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Parfum
عاطفيةPark Eun ji, Kim Sungkyu, dan Nam Woohyun terlibat dalam kisah cinta segitiga yang tidak mereka inginkan. Eun ji yang awalnya adalah kekasih Woohyun, harus rela menikah dengan Sungkyu demi ibunya dan demi keluarganya. Sementara Sungkyu, yang tidak b...