Parfum 14

379 35 1
                                    


"Mereka seharusnya bisa menikah lebih cepat," ucap Nyonya Kim berjalan di lobi kantor utama Grup Kim, bersama suaminya tentu saja, Tuan besar Kim.

"Yeobo, kurasa kau harus sedikit lebih sabar" ucap Tuan Kim tenang.

"Yah, kupikir putra kita adalah calon suami sempurna, bahkan semua wanita yang ada di gedung ini pasti menginginkan Sungkyu menjadi suami mereka, tapi Eun ji..." Nyonya Kim menghembuskan nafas, seharusnya, gadis sekelas Eun ji tidak butuh waktu untuk mempertimbangkan, seharusnya dia langsung meng-iyakan saja, agar tak ada lagi kerisauan di hati sang ibu. Apa mungkin karena harga diri Eun ji yang terlewat tinggi? Nyonya Kim, pernah mendengar kalau Eun ji adalah seorang gadis yang angkuh dan keras kepala, meskipun begitu, dia yakin pilihannya tepat.

"Kita akan segera mendapatkan jawabannya, kau tenang saja yeobo, apapun yang kau inginkan semuanya akan aku penuhi" ucap Tuan Kim. Nyonya kim tersenyum. Meski usia mereka sudah lanjut, tapi cinta yang diberikan oleh sang suami untuknya sedikit pun tak berkurang. Terlebih lagi, karena Tuan Kim selalu memanjakan si istri, untung saja hal inilah yang di warisi Sungkyu. Sungkyu sama persis seperti ayahnya, dia rela memberikan apa saja kepada orang yang dia cintai.

Yoo Ara, sekretaris Nyonya Kim menelan ludah. Presdir Kim akan menikah dengan seseorang dan orang itu, Park Eun ji? Eun ji bukan seseorang yang terkenal di perusahaan, hanya saja, karena dia putri dari Tuan Park, supir pribadi Tuan Kim, Yoo Ara jelas tahu Eun ji siapa yang di bicarakan oleh kedua bosnya, dia segera meraih ponselnya, mengetikkan sesuatu disana dengan tergesa-gesa dan mengirimnya entah kemana.

[http://nulisbuku.com/books/view_book/8676/livre]

Woohyun hanya sedang menatap laptopnya, beberapa laporan keuangan yang sedang di pelajarinya membuat keningnya berkerut. Tidak, dia tidak sedang berada di kantornya, dia masih di apartemennya. Sebenarnya Woohyun berencana untuk kembali bekerja beberapa hari terakhir, dia benar-benar sudah merasa fit, meski memang wajahnya masih terlihat pucat, tapi sungguh, Woohyun merasa dia baik-baik saja, mungkin karena Eun ji yang setiap hari datang mengunjunginya, mereka setidaknya makan bersama sekali dalam sehari dan itu meningkatkan nafsu makan Woohyun hingga nyaris 200% bagaimana dia tidak akan sehat? Tapi, hyungnya yang baik, Sunggyu tetap melarangnya masuk ke kantor, Woohyun tahu hyungnya itu sangat menyayanginya dan merasa sangat bersyukur pada Tuhan dia telah di pertemukan oleh Sungkyu, akhirnya setelah perdebatan yang lama, Woohyun setuju untuk tetap tinggal di apartemen, namun Sunggyu secara rutin akan mengirimkan pekerjaan yang seharusnya di selesaikan oleh Woohyun. Woohyun akan menjadi kartu As Sunggyu, karena mereka sedang menyelidiki kasus korupsi yang mungkin saja terjadi di kantor pusat Seoul ini.

"Ahh, hyung aku nyaris gila, apa kau yakin kau tidak merasa perlu mengganti orang-orang ini? Mereka benar-benar..." oceh Woohyun di telpon.

"Kau harus menyerahkan semua bukti ini kepada polisi dan menjebloskan mereka ke dalam sel. Ahh, sebelum itu biarkan aku kembali ke dalam kantor dan menghajar mereka semua dulu" Woohyun lagi. Sungkyu hanya tersenyum. Bukti yang kuat telah merreka pegang, Sungkyu hanya akan menyerahkan sepenuhnya kepada polisi dan memastikan tikus-tikus itu membusuk disana beberapa puluh tahun.

"Kau tidak perlu mengotori tanganmu itu, aku hanya perlu mengumpulkan buktinya dan memastikan mereka semua membusuk di sel" ucap Sugkyu sarkastis. Tidak akan pernah ada kata maaf bagi orang-orang yang berniat menghancurkan perusahaannya. Perusahaan yang telah dibangun dan didirikan oleh kakek dan ayahnya, dia tidak akan bisa memaafkan orang-orang yang berniat merusaknya!

"Ahh, sayang sekali, padahal aku sangat ingin memberikan pelajaran bagi mereka" Woohyun mendesah. "Kau tahu sudah sejak lama sekali aku tidak menyalurkan bakat terpendamku sebagai seorang petinju, kau tahu kan, hyung?" lagi-lagi Woohyun berhasil membuat Sunggyu terkekeh.

"Fokus saja dulu dengan terapimu.." Sunggyu sudah siap dengan segala kalimat mutiaranya saat tiba-tiba Eun ji membanting pintu hingga terbuka dan berlari ke arahnya.

"Presdir Kim! Gawat!" teriak Eun ji berlari ke arah Sunggyu yang hanya menatapnya kagum, seperti biasa.

"Apa itu Eun ji ku? Dia Eun ji bukan? Aku sangat kenal suaranya" Woohyun dari seberang.

"Ooh..dia Eun ji. Dia berlari, dan dia cantik seperti biasa" jawab Sunggyu, terhipnotis seperti biasa tiap kali meihat Eun ji.

"Jangan memonopoli hyung, hanya karena aku tidak disana bukan berarti kau..." Woohyun menatap ponselnya, sambungan dengan Sunggyu terputus begitu saja. Woohyun lumayan terkejut karena hal ini, tidak biasanya Sunggyu seperti ini, mungkin sesuatu yang mendesak. Jadi Woohyun berusaha untuk santai dan tidak memikirkan apapun. Dia kemudian meregangkan sedikit badannya, dan berjalan menuju kamar mandi, dia tidak ingin Eun ji merasa tidak nyaman berada didekatnya jika tahu Woohyun seharian belum mandi.

[http://nulisbuku.com/books/view_book/8676/livre]

"Presdir Kim gawat!" Eun ji berlari menghampiri sang presdir. Panik, Sunggyu ikut menghampiri Eun ji setelah secara tidak sadar memutuskan sambungan telpon Woohyun.

"Aku, aku tidak tahu darimana mereka mendengarnya, tapi dengan jelas aku bisa mendengar mereka mengatakan kita akan menikah" Eun ji kesulitan menjelaskannya pada Sungkyu, tapi Sungkyu tahu gadis itu jelas berusaha menjelaskan apa yang terjadi padanya.

"Aku bahkan belum mengatakan aku akan menikahimu, dan gossip itu menyebar begitu saja! Menjengkelkan sekali!" umpat Eun ji begitu dia berhasil mengatur pernafasannya.

"Dan bagaimana kau akan mengatasinya?" mata Sunggyu kini sepenuhnya terfokus pada wajah Eun ji. Entahlah, Sunggyu sendiri tak mengerti mengapa? Tiap kali dia melihat Eun ji dirinya seperti tersihir, hanya bisa fokus pada Eun ji saja. Matanya. Hidungnya, pipinya yang cubby, dan...bibirnya yang ranum, Sunggyu menelan ludah.

"Aku tidak peduli dengan diriku, aku bisa menghadapi apapun itu, aku hanya mengkhawatirkan bagaimana reaksi Woohyun jika dia mendengar hal ini?" Eun ji yang panik menggigiti bibir bawahnya, dia sedang berpikir Woohyun akan bagaimana jika dia tahu ha ini. Sakit hati, sudah pasti! Hanya saja jika hal itu bisa di hindari, Eun ji bersedia melakukan apa saja demi menghindari hal tersebut.

Sunggyu terus menatap Eun ji dan tidak bisa Menahan hasratnya saat melihat ranumnya bibir Eun ji yang kini malah di gigit oleh Eun ji, spontan, Sunggyu meraih wajah Eun ji dan melumat habis bibir gadis itu, melawan, tentu saja, Eun ji memukul dan bahkan mencakar bahu Sungkyu tapi hal itu tidak cukup kuat bagi Sungkyu untuk membuatnya melepaskan ciumannya dari Eun ji. Yang Sungkyu tahu, dia hanya ingin terus mencecapi bibir itu, bibir yang sudah bertahun-tahun dia dambakan untuk bisa dia miliki.

Plak! Sebuah tamparan keras menyadarkan Sunggyu begitu dia melepas ciumannya pada Eun ji dan memandang gadis itu, yang kini wajahnya sudah memerah, entah karena ciuman dengan Sunggyu atau karena menahan amarah.

"Aku akan menganggap hal ini tak pernah terjadi antara kita" dan dengan pandangan nanar, Eun ji berjalan meninggakan Sunggyu.

[http://nulisbuku.com/books/view_book/8676/livre]

ParfumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang