"Tak ada gading yang tak retak..."
Begitulah sebuah peribahasa itu berbunyi. Yang berarti tak ada manusia di dunia ini yang sempurna, tak mempunyai kesalahan setitikpun. Pasti semuanya mempunyai kesalahan tersendiri. Manusia diciptakan dengan segala kelebihan dan kelemahan. Antar manusia satu dengan yang lain pasti berbeda. Dan karena perbedaan itu pula yang membuat kita menyatu. Menjadi makhluk sosial yang saling membaur membantu satu sama lain.
Kata-kata bijak itulah yang diterapkan oleh seorang dokter muda berparaskan tampan menawan bernama Ali Renaldo Syarief di dalam kehidupannya. Dengan senang hati, ia membantu menyembuhkan penyakit yang diderita oleh banyak orang. Dokter Ali adalah dokter Umum, namun dia tak hanya menyembuhkan penyakit yang pada umunya di derita orang-orang untuk sementara waktu. Ia juga cukup tau mengenai ahli dokter bedah, dan kandungan, bahkan aborsi.
Yah, sedikit cerita, Dokter Ali adalah anak dari sepasang dokter senior. Mediang ayahnya, Alm. Mr. Alka Syarief adalah seorang ahli dokter bedah. Sewaktu kuliah Dokter Ali sering diajari dan ikut serta ayahnya praktek hingga pada akhirnya dia menguasai. Dan ibunya, Mrs. Refado Syarief adalah seorang Dokter dan Bidan terpercaya. Dokter Ali sering diajari cara melayani seorang ibu hamil, balita, dan anak-anak sewaktu masih duduk dibangku Sekolah Menengah Akhir. Dan mengenalkan bagaimana proses terjadinya janin dan proses persalinan, karena itu juga termasuk salah satu pelajaran anak IPA. Tak luput proses pembersihan janin selepas keguguran. Bahkan, tindakan legal aborsi pun Dokter Ali tau bagaimana proses dan caranya. Namun, dokter Ali tak pernah menggugurkan sebuah janin. Sebelum bertindak dokter Ali selalu menanyai beberapa hal yang membuat wanita yang tadinya hendak menggugurkan janinnya berubah pikiran.
.
"Jeng Resi..." sapa seorang tetangga seberang ketika melihat Bunda Ali tengah menyapu pekarangam rumahnya.
"Eh Jeng Mirna... kapan dateng? Aduh, lama di Malaysia gak pernah ketemu.. Ini siapa Jeng, Cucu?" Balas Bunda Ali dengan ramahnya. Ia mengulurkan tangannya mengajak balita yang tengah digendong seorang tetangga yang dipanggil Bunda Ali 'Jeng Mirna' tersebut.
"Iya alhamdulillah cucu ke 4, anaknya si Ratih.. Jeng Resi kapan nyusul?" Tanya Bu Mirna.
"Hehe.. ndak tau jeng, si Ali kalo disuruh nikah, jawabnya iya ntar nunggu jodohnya dateng, tapi dianya gak mau usaha cari jodoh. Diem aja. Matanya cuma fokus ke kerjaan gak ke yang lain.." Jawab Bunda Ali.
"Yaiyalah Bun, klo kerja itu harus fokus biar maksimal. Jodoh mah urusan akhir ada di tangan Tuhan.." sahut Ali tiba-tiba yang tak sengaja mendengar percakapan Budanya dengan tetangga seberang tersebut.
"Nah klo kerja terus, kapan kamu mau kasih Bunda yang kayak gini?" Tanya Bunda Ali sambil mencium pipi balita yng tengah ia gendong.
"Ntar'an tunggu Ali punya istri.. udah ah, Ali mau berangkat ke rumah sakit dulu, asalamualaikum Bunda.." pamit Ali sembari mencium tangan, pipi, dan kening bundanya.
"Walaikumsalam.. Hati-hati Li.." pinta sang Bunda yang diacungi jempol oleh Ali.
*******************
"Dimana Prilly??" Tanya seorang pria paruh baya bertubuh kekar tinggi pada istrinya.
"Berapa kali Mami bilang, Princess ada di rumah Ghina.. dia nginep di sana selama 2 hari.. udahlah Papi gak usah khawatir.. sekarang mending Papi berangkat kerja aja sana, katanya ada meeting penting jam 11, ntar telat loh.." jawab sang istri. Pria itu hanya menarik nafas dalam alu pmit pergi bekerja.
Satu jam selang pria itu pergi datanglah seorang gadis berpakaian compang-camping dan tatanan make up yang sudah tak karuan seperti...(di mulmed)
"Kamu kenapa Princess?? Hah? Bilang sama Mami, cerita kenapa kamu bisa kayak gini?" Tanya istri pria tadi.
"Mami... Princess udah kotor.. Princess jadi korban Mi.."
"Hah? Kok bisa? Gimana ceritanya?!"
"Princess gak tau, Princess gak sadakan diri..."
"Shhh... udah-udah sayang, sekarang kamu mandi gih sana, istirahat. Badan kamu demem deh ini kayaknya.. Udah gak usah dipikirin yah.."
"Tapi Mi, klo misal Princess hamil gimana?"
"Gak mungkin sayang.. udah deh, percaya sama Mami yah... Sekarang kamu masuk ke kamar kamu, mandi, Mami bikin bubur buat kamu.." Gadis itu mengangguk nurut dan segera beranjak memasuki kamarnya.
Princess Prilly Titanya Anatasya. Putri seorang pengusaha kaya nan terhormat yang sangat dimanja. Biasa dipanggil Princess, semua keinginannya selalu terturuti persis seperti layaknya seorang Princess pada umumnya.
Mengapa dia pulang dengan penampilan seperti itu dan derai air mata yang sangat deras? Jawabannya hanya satu katena malam kelam itu.
Malam kelam? Yah, malam dimana dirinya tak sadar bila dirinya dijebak oleh seseorang, ia tak tau dan pada akhirnya ia menjadi korban.
Kini ia hanya bisa menangis dan merutuk diri tak ada guna. Menyendiri di kamar. Terkadang sang Mami datang ke kamarnya hanya sekedar menyuapinya dan menghiburnya.
"Princess mau sampe kapan kayak gini terus? Gak ada gunanya sayang.. Please, tetep jadi Princessnya Mami dan Papi yang ceria seperti dulu.." lagi-lagi Princess hanya bisa menangis.
"Princess, besok papimu pulang dari Jepang dan please sayang jangan kayak gini, berubah seperti Princess yang dulu.. Mami gak mau Papi kamu tau kejadian itu dan pada akhirnya kamu diusir dari rumah ini. Sayang, please kali ini dengerin mami.. Apa daya mami nanti klo kamu diusir sama papi keluar dari rumah ini? Hah?"
"Mami udah berusaha buat kamu lebih baik. Buat kamu lupain semuanya. Buat kamu jadi seperti sebelumnya, Princessnya Mami-Papi yang ceria, yang manja, yang kekanak-kanakan,yang bawel, yang aktif, dsb. tapi klo kamu gak mau ya apa daya Mami.. Mami gak maksa kamu buat kamu berubah.. terserah kamunya mau gimana.." ucap Mami Princess lalu berlalu dari kamar Princess.
"Sayangnya lupain semua itu susah Mi, susah... aku juga gak mau kayak gini terus, tapi untuk aku bangkit kembali itu berat. Mengingat nama Princess, mengingat kejadian itu.. Tuhan.. bantu aku.." lirih Princess dalam tangisnya. Ia memejamkan matanya lama tak tahu harus bagaimana caranya agar dia bisa berubah menjadi seperti dirinya yanh duku sebelum malam kelam itu terjadi.
*********************************
Yuhu, I'm back.
With my doctor Ali n' his Princess.
Okay, votmentnya jan lupa. Alofu♥♥♥✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Doctor
FanfictionSendiri selama 28 tahun tidak menjadi beban bagi seorang dokter tampan yang sangat dikagumi tersebut. Namun, ibunya selalu mendesaknya agar cepat menikah. Dokter tampan ini termasuk anak yang sangat berbakti kepada sang ibu. Ia selalu menurut apa ka...