Twelve

34.6K 2.3K 20
                                    

Dengan gundah Ali mencari sosok istrinya yang mungil semampai tersebut, tadi sudah sejam dia berdiri di luar kamar Prilly, diketok-ketok, dipanggil-panggil tak kunjung keluar juga. Ditelfon, tidak sekalipun tidak diangkat.

"Kamu ini dimana sih Pril??" Tanya Ali pada dirinya sendiri yang tengah gundah.

Ali hendak keluar hotel, melewati sebuah cafe yang ada didepan hotel. Tentu saja Ali kaget mendapat pandangan tidak sedap itu, Prilly. Dia tengah sibuk mengobrol dan bercanda gurau dengan pria lain. Panas hati Ali melihat pemandangan tersebut. Cemburu menggebu, dia mendatangi Prilly dan pria itu.

BRAK!!
Ali menggebrak meja dimana Prilly dan pria itu berada.

"Apa-apaan sih lo?! Gak danta banget, dateng-dateng asal gebrak meja orang. Meja masih banyak bang, gak usah kek gini! Gak sopan!" Ucap Prilly seakan berbucara dengan orang lain yang belum pernah ia kenal.

"Zal, kita pindah aja yuk!" Ajak Prilly sambil mengulurkan tangannya, menggandeng pria asing tersebut.

Eits wait, Prilly bilang apa tadi, kita pindah?! Dia(Pria itu) orang Indonesia?

"Pril.." Ali menahan lengan Prilly namun langsung ditepis oleh Prilly sembari Prilly berkata, "Lo siapa sih?! Kenal sama gue?! Ganggu hidup gue mulu!"

"Kok lo ngomong gitu sih Pril?!! Gue Ali, suami lo! Suami SAH lo! Gue yang nyematin cincin di jari manis lo!"

"Cincin?! Cincin apaan? Mana? Hah mana?" Ucap Prilly sambil melihatkan jemari-jemari putihnya yang bersih. Tak ada lingkar cincin satu pun di jemarinya.
"Gak ada kan?! Gak ada cincin satu pun di jari gue! Jadi jangan ngaku-ngaku deh lo! Yuk Zal!!" Ucap Prilly lalu pergi dengan Pria pengganggu tersebut.

"Oke, mungkin lo gak pake cincin pernikahan kita, mungkin lo bisa lepas atau buang cincin itu suka hati lo, tapi anak yang lo kandung gak akan pernah bisa lo buang gitu aja sesuka hati lo!!" Teriak Ali lantang tanpa malu. Toh orang disekitarnya mungkin tidak akan tau apa yang dia katakan.

"Anak? Anak siapa?!"

"Anak gue!!!" Ucap Ali langsung merosot bertekuk lutut di hadapan Prilly menaruh kepalanya di perut Prilly dan menciumnya cukup lama.

"Papa sayang sama kamu nak..." ucap Ali yang tanpa sadar menarik Prilly untuk tersenyum dan mengelus kepala Ali yamg berada di depan perutnya tersebut.

"Cuma sayang anaknya, mamanya gak?!" Ucap Prilly keceplosan. Dia langsung menarik tangannya yang mengelus kepala Ali dan membungkam mulutnya sendiri.

Ali tersenyum jail, dia berdiri dan mendekatkan dirinya pada Prilly. Perlahan wajahnya mendekat, menyatukn dahinya dengan dahi Prilly lalu dicium kening istrinya tersebut, menyalurkan rasa cinta yang selama ini ia rasakan dan rasa rindu yang semalaman ia pendam.

 Perlahan wajahnya mendekat, menyatukn dahinya dengan dahi Prilly lalu dicium kening istrinya tersebut, menyalurkan rasa cinta yang selama ini ia rasakan dan rasa rindu yang semalaman ia pendam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sayang dan cinta sama kamu, lebih dari yang kamu tau sayang.. Please, jangan childish kayak gini, aku gak suka, aku gak mau kita larut terbawa amarah dan pada akhirnya kita berakhir. Kita berakhir bukan karena ego tapi karena takdir Tuhan, takdir Tuhan yang suatu saat nanti akn mengambil nyawa kita satu per satu.. Jangan pernah tinggalin aku, aku mohon sama kamu.. aku terlalu mencintai dan menyayangi kamu.. I love you, princess wify..."

Mr. DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang