Twenty Two

34.9K 2.1K 22
                                    

8 bulan berlalu begitu cepat. Tentu saja perut Prilly akan mengembung setiap minggunya. Setelah usai memasak makan malam dan membersihkan rumah Prilly bersantai ria di sofa sambil membaca-baca artikel di ponselnya seperti biasa.

Yah, setelah sedikit perdebatan waktu itu, kini Ali dan Prilly dengan mandirinya membina sebuah keluarag sendiri. Di rumah dan suasana yang baru.

"Mbak Pril, ini susunya.." ucap asisten rumah tangga yang ada di rumah tersebut. Tadinya Prilly bertekad bulat, berkeras kepala agar tidak memakai jasa pembantu, namun kedua ibu rempong alias Mami dan mertuanya itu memaksakan Prilly agar memakai jasa pembantu. Dan kebetulan Ali sepihak dengan kedua wanita tersebut. Pasrah. Itulah yang Prilly lakukan.

"Makasih.." ucap Prilly kembali terfokus pada gadgetnya sampai terdengar deru mobil berhenti di depan rumah. Prilly menaruh gadget dan susunya lalu berangsur menuju pintu rumah.

"Hey, sayang!!!" Sapa Prilly dengan cerianya. Yah, yang datang ialah suaminya tercinta, Ali.

"Hey juga, asalamualaikum..." balas Ali sembari Prilly mencium tangannya dan dia mencium dahi dan perut Prilly secara bergantian. Itulah rutinitas mereka selama ini. Setiap pagi, Ali berangkat ke rumah sakit dan setiap sore, Ali baru saja pulang dari rumah sakit.

"Walaikumsalam.. Capek ya?" Ali mengangguk.

"Kita masuk yuk! Kamu mandi, bersih-bersih trus makan, baru nanti istirahat.." Ali tersenyum penuh bahagia diperhatikan oleh istrinya seperti itu. Ia mengangguk dan merangkul Prilly memasuki rumah bersama.

Sementara Ali mandi, Prilly menyiapkan pakaian Ali lalu keluar menyajikan makanan untuk suaminya tersebut.

"Ros, tolong ambilin jus yang di kulkas!" Perintah Prilly yang langsung dituruti oleh asistennya tersebut.

"Makasih.." ucap Prilly ketika diberi Ros segelas besar jus alpukat yang sudah ia bikin tadi siang dan ia masukkan ke dalam kulkas.

Dengan rapinya Prilly menyajikan makanan untuk Ali. Lengkap. Nasi, sayur, ikan, jus dan air putih.

"Hmm Ros, kayaknya ada yang kurang deh??" Ucap Prilly sambil menaruh tangan di dagunya, berfikir.

"Iya kuranglah mbak kan ndak ada mas Alinya.. hehe.." Balas Ros yang hanya dibalas dengan tawa ringan Prilly.

"Apa sih?! Kok Ali.. Ali.. kangen yah sama daku??" Ucap Ali kepedan yang datang tiba-tiba.

"Nggak. Apaan sih kamu pedean banget." Ucap Prilly.

"Ngaku aja deh kalo kangen itu, gak usah ditutupin, gak usah bohong.. kecium aroma bohongnya dari sini.." Goda Ali.

"Apa sih?! Siapa juga yang bohong. Aku tuh gak pernah bohong. Bukannya aku pernah bilang ke kamu, kalo aku akan selalu kangen dan cinta kamu selamanya.. #eaaaaaa..." balas Prilly.

"Eh.. eh.. biasanya kan yang demen blushing itu cewek kan Ros, kenapa itu dia blushing?? Kek kepiting rebus, Ros! Mempan kali yah, gombalannya mak-mak hamil.. hahaha..." Goda Prilly membuat Ali tertawa. Selalu seperti ini setiap hari, dunia terasa indah penuh kebahagian.

***

Setelah makan dan sholat maghrib bersama, Ros beristirahat di kamarnya. Sementara Ali dan Prilly tengah bersantai di ruang tengah sambil menonton film kesukaan Ali.

"Kesel njirrr, kenapa pake acara ada sponsornya segala sih?? Nih chanel niat gak sih mau nampilin bioskopnya, ah..." Cerca Ali pada chanel televisi tersebut saat tiba-tiba muncul iklan lewat.

"Ya udah sih, baper banget. Biarin napa.." ucap Prilly.

"Gak bisa. Itu tadi lagi seru-serunya, tau gak?? Kamu sih gak fokus, main hp mulu, ngapain sih emangny??" Tanya Ali lalu mengambil hp Prilly tanpa permisi.

Mr. DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang