Bayangan wajah cantik itu yang saat ini menemani Ali. Hanya bayangan bukan wujud nyata. Jujur, saat ini Ali sangat merindu akan istrinya tersebut. Hari ini tepat 5 harinya Ali di rumah sakit dan syukurlah hari ini juga Ali bisa pulang.
Apakah kalian masih ingat, sewaktu Prilly mengatakan akan check up ke rumah sakit? Ali percaya akan hal itu. Ali percaya di hari itu ia bisa membalaskan rasa rindunya pada Prilly. Namun, sampai hari berganti Prilly tak kunjung datang. Sungguh Ali resah saat ini.
Ini juga mungkin buah dari kesalahannya waktu itu. Membiarkan sosok perempuan berhati iblis itu memasuki kehidupannya dan pada akhirnya merusak rumah tangganya.
"Li..." panggil Bunda Resi.
"Iya Bun." Sahut Ali.
"Kamu kenapa? Kok ngelamu?!" Tanya Bunda Resi.
"Gak kenapa-napa kok bun, ya udah ayo kita pulang! Udah beres semua kan?!" Bunda Resi mengangguk dan mendorong kursi roda yang saat ini tengah di duduki putranya tersebut.
"Amanda!" Panggil Ali saat melihat Amanda berlarian di hadapannya.
"Ada apa dok?!" Tanya Amanda yang sudah berada di hadapan Ali.
"Ada kabar dari Prilly?!" Amanda menggeleng. "Ibu Prilly tidak menghubungi saya sama sekali sejak saat itu dok." Ucap Amanda yang hanya bisa dibalas wajah resah Ali.
"Maaf dok, jika tidak ada yang ditanyakan lagi, saya permisi." Pamit Amanda yang hanya diangguki oleh Ali.
"Maafin Bunda yah nak, gara-gara Bunda kamu jadi lost contact gini sama Prilly. " Ali hanya mengangguk pasrah. Ali sadar, Bundanya melakukan ini semua tanpa sadar. Waktu itu dia terkena virus fitnah dari wanita penjebak tersebut.
***
"Gimana Ta?? Bayi gue sehat kan?!"
"Sehat kok Pril, tapi lo gak boleh stress Prill, itu sangat berpengaruh buat bayi lo.." jelas dokter yang baru saja memeriksa kondisi Prilly dan bayinya tersebut.
"Trus?! Perkembangannya gimana Ta?! Dia udah bisa apa aja daam umur segini?!" Tanya Prilly. Dokter tersebut mengeluarkan alat USG dari tas dokternya.
Ia mengoleskn jel pada perut Prilly lalu mulai men-USG
"Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala." Jelas dokter tersebut.
"Thanks ya Ta, lo emang bestie gue yang paling t.o.p b.g.d dah.." puji Prilly.
"Sama-sama Prill. Lo seneng gue juga ngikut seneng kok pastinya, hahaha.. Eh ya udah ya Pril, gue ada praktek nih bentar lagi. See you next time ya! Sehat-sehat lo ama si bayi!"
"Siap Bu Dokter, hahaha..."
***
"Bun kita ke rumah Mami Prilly dulu yah!" Bunda Resi yang mengerti keresahan hati anaknya tersebut, tanpa berkata ia langsung memutar balikan laju mobilnya menuju ruah besannya tersebut.
Sampailah mereka di rumah orang tua Prilly, namun rumah itu terlihat sepi, tidak ada orang.
"Eh, den Ali, silahkan masuk den!" Sambut ramah para pegawai rumah tersebut yang sudh mengenal akrab sosok Ali."Aden sama nyonya mau minum apa?!"
"Gak usah bik. Saya ke sini cuma mau jemput Prilly.." jawab Ali menjelaskan kedatangannya.
"Jemput non Prilly?!" Ali mengangguk. "Tapi den bukannya non Prilly tinggal sama aden yak?!"
"Loh jadi Prilly gak nginep di sini bik?!"
"Kemaren waktu tuan besar baru saja pulang dari Brunei, non Prilly memang nginep di sini. Tapi setelah itu non Prilly pulang lagi ke rumahnya. Rumahnya itu ya saya pikir rumah aden." Ucap asisten rumah tangga Prilly tersebut membuat mata Ali hampir copot. Lalu kemana istrinya itu jika tidak ada di rumah orang tuanya?! Dia tinggal di rumah siapa?!
"Mm bik, apa Prilly punya keluarga gitu di Jakarta?!" Tanya Ali.
"Setau saya sih gak ada den. Soalnya semua keluarga besar keluarga ini termasuk pengusaha sukses semua. Dan semuanya itu sibuk, kerjanya juga jarang netap di Jakarta walaupun 1 minggu aja. Nanti kalo waktu lebaran baru semua pada ngumpul di rumah ini, klo gak ya di rumah Oma.."
"Rumah Oma?!" Tanya Ali.
"Iya. Klo gak salah rumahnya itu deket sama rumah sakit tempat den Ali kerja."
"Dimana bik tepatnya?!"
"Wah kurang tau, saya lupa den. Terakhir ngumpul di sana waktu Omanya neng Prilly masih ada, dan waktu itu neng Prilly masih umur 2/3 tahunan gitu."
Hancur sudah harapan Ali, percuma bela-belain datang pagi-pagi ke rumah mertuanya tapi mertua dan istrinya tidak ada di rumah megah tersebut.
"Bik, kalo boleh tau ini Mami sama Papi kemana?!"
"Ke Turkey den.."
"Sama Prilly?!"
"Ndaklah. Non Prilly kan lagi hamil, mana boleh naik pesawat. Resikonya tinggi. Tuan besar takut nanti terjadi apa-apa sama non Prilly."
"Oh. Ya sudahlah bik. Ali pamit pulang dulu yah, asalamualaikm.."
"Iya den, walaikumsalam.."
****************************
Lagi males. Jadi sedikit aja. Pengen nulis cerita yang galau-galau gimana gitu rasanya. Ntar klo aku post cerita, baca yah. Ntar klo aku cetak novel, beli yah. Hihihihi😆 Aku sayang kalian😙❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Doctor
FanfictionSendiri selama 28 tahun tidak menjadi beban bagi seorang dokter tampan yang sangat dikagumi tersebut. Namun, ibunya selalu mendesaknya agar cepat menikah. Dokter tampan ini termasuk anak yang sangat berbakti kepada sang ibu. Ia selalu menurut apa ka...