"Cuit.. Cuit.. Cuit.."
Kicau sang burung pagi yang tengah terbang riang kesana kemari dari ranting pohon satu ke ranting pohon yang lainnya.Di dalam sebuah kamar kini Dokter Ali tengan bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Dengan tampilan yang lebih rapi dibanding biasanya. Yah, itu semua karena Princess. Apa gunanya ia menjadi seorang istri jika tidak bisa mengurus suaminya sendiri. Makanya pagi-pagi sekali ia bangun dan menyiapkan seluruh keperluan Dokter Ali. Ia ingin menjadi istri yang terbaik untuk Dokter Ali sekalian untuk menebus segala salahnya pada dokter tampan tersebut.
"Dah rapi!" Ucap Prilly sambil menepuk dada dokter Ali pelan setalah ia selesai merapikan jas dokter yang dikenakan dokter Ali.
Dokter Ali tersenyum manis menatap sang istri yang kini terlihat lebih ceria dibandingkan hari kemarin. "Kamu cantik klo lagi ceria gini.." puji Dokter Ali yang membuat pipi Princess blushing.
"Apa sih, kamu mah!" Kenal mungkin baru beberapa hari yang lalu namun, mungkin jika ada orang yang melihat mereka berdua, pasti mengira bahwa mereka adalah pasangan serasi yang sudah kenal lama. Akrab sekali. Lebih lagi jika Princess menampakkan sifat aslinya yang manja itu.
Dokter Ali hanya tersenyum dan menggenggam kedua tangan Princess, "Baru beberapa hari kenal, kamu udah bisa bikin aku nyaman dan senyum lepas.. mungkin habis ini kamu akan membuatku cinta mati sama kamu.." lagi-lagi Dokter Ali membuat Princess tersipu.
"Aku juga rasain hal yang sama kayak kamu. Aku nyaman selalu ada di dekat kamu. Aku ngerasa terlindungi. Dan kamu juga udah berhasil ganti tangisan aku dengan senyuman lepasku saat ini.. mungkin esok, kamu akan berhasil membuatku tak mau jauh dan kehilanganmu.." balas Princess yang langsung mendapatkan ciuman dari dokter Ali di punggung tangan.
"Udah jam segini, turun yuk!" Ajak Dokter Ali.
"Ntar dulu, aku mau beres-beres baru turun!"
"Yaudah klo gitu, aku turun duluan yah.. klo nanti kamu turun akunya udah gak ada di tempat, berarti aku udah berangkat ke rumah sakit.." Princess mengangguk paham. "Satu lagi, tetep ceria seperti pagi ini yah, jangan kembali seperti kamu yang kemarin, hari itu maju buka mundur, jadi lupakan yang kemarin jalani hari barumu yang sekarang.. oke?!" Princess tersenyum seraya mengangguk paham dan menjawab, "Oke" dengan acungan jempol.
"Yaudah aku berangkat yah.. Have a nice day.. dadah.." pamit Dokter Ali. Tak lupa Princess mencium tangan Dokter Ali sebelum Dokter Ali pergi.
*
Selesai membersihkan diri dan kamarnya Princess keluar dan turun menemui Bunda Resi, Bunda Dokter Ali yang berada di ruang tengah. Menonton warta berita pagi.
"Bunda.."
"Eh, menantu cantik Bunda.. Sini sayang.." Ucap Bunda menyuruh Princess duduk di sebelahnya. Mereka bercengkrama akrab bersama, berbagi canda dan tawa.
"Ehm Bun, aku kok pingin rujak buah ya yang puedes pake banget trus pencitnya tuh agak asem gituh.." ucap Prilly yang membuat dahi Bunda Resi berkerut.
"Gak ada angin, gak ada hujan kok tiba-tiba kamu pingin begituan sih Pril, kayak orang hamil lagi ngidam aja kamu.." ucap Bunda Resi yang maksudnya hanya ingin bercanda. Namun kata-kata itu membuat Prilly shock. "Gue ngidam?! Tuhan... apa lagi ini?!" Batin Prilly.
"Helloww.. mantu mami yang paling cantik.."
"Eh, hehehehe... iya ada Bun? Maaf Prilly bengong, Prilly kepikiran, masa iya Prilly hamil?!"
"Jangan kepikiran dong, Bunda kan cuma bercanda. Malah kalau kamu banyak fikiran malah bikin kamu susah hamil."
"Oiya Bun, Prilly mau tanya dong?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Doctor
FanfictionSendiri selama 28 tahun tidak menjadi beban bagi seorang dokter tampan yang sangat dikagumi tersebut. Namun, ibunya selalu mendesaknya agar cepat menikah. Dokter tampan ini termasuk anak yang sangat berbakti kepada sang ibu. Ia selalu menurut apa ka...