chapter26

249 26 7
                                    

"Kau pulang saja, biar kami yang menunggu Maggie disini. Kau pasti lelah kan?" Tanya Niall, ya memang benar Chassy pasti lelah menunggu Maggie selama 3 hari ini. Dia bahkan tidak tidur, makan hanya sesekali karna dia bilang jika dia tidak berselera untuk makan. Apalagi ditambah menangis terus menerus. Siapa yang tidak lelah jika seperti itu?

Sudah terlihat kantung mata Chassy yang mulai menghitam, rambut yang acak-acakan, dan dengan baju yang masih sama dengan tiga hari yang lalu.

The boys sudah menyuruhnya untuk pulang dan beristirahat tetapi dia bersikeras tidak mau pulang. Dia sungguh menyesali perbuatannya dengan Maggie.

Maggie masih berada diruang ICU, koma.

Media? Ya tentu saja berita ini sudah tersebar dimana-mana.
Ini berita paling menghebohkan di tahun ini. Banyak paparazzi yang mengerumuni rumah sakit ini untuk mencari tau. Tapi dengan sigap para bodyguard Chassy bersiaga disudut ruangan agar tidak ada yang bisa masuk. The boys juga mengalihkan semua bodyguard mereka untuk berjaga-jaga.

"Aku tidak akan pulang, sampai Maggie bisa membuka matanya, Ni"

Niall yang sudah lelah dengan bantahan Chassy pun hanya bisa diam. Dia diam dan tak tau harus apa.

"Harry, kau bawa Chassy pulang. Aku akan menjaga Maggie disini dengan yang lain" ucap Liam diberi anggukan oleh Niall,Zayn,dan Louis.

"Tapi Li,-"

"Kalian butuh istirahat, kumohon. Jika kalian sayang dengan Maggie, kalian harus sayang dengan diri kalian juga. Kau tidak perlu khawatirkan kami, karna semalam kami sudah istirahat. Giliran kami yang berjaga untuk satu hari ini"
Tukas Liam meyakinkan Harry

"Ya kau benar, ayo Chassy. Biar kuantar kau pulang"ucap Harry menarik lengan Chassy.

Tiitt.. tiitt.. tiitt...

Harry dan Chassy menoleh dengan seketika saat mendengar suara itu dari dalam ruang ICU. Beberapa dokter dan suster berdatangan berlari-lari menuju ruangan ICU tersebut.

Hingga akhirnya suster yang terakhir masuk ingin menutup pintu, dan dengan segera Niall menghentikannya.
"Suster? Ada apa dengan Maggie?"

"Maaf tuan, anda bisa menunggu diluar. Kami tidak bisa diganggu. Pasien dalam keadaan kritis!" Dengan cepat suster itu menutup pintunya.

Semua panik! Mereka hanya bisa berdoa untuk Maggie yang berada didalam sana. Chassy tak henti-hentinya menangis dipelukan Harry

Seorang dokter keluar, dengan cepat Harry menghampiri dokter tersebut.

"Anda keluarga dari pasien? Bisa anda keruangan saya? Ada yang ingin saya bicarakan" dengan cepat Harry dan Chassy mengikuti dokter tersebut keruangannya.

"Apa yang ingin anda bicarakan dok? Bagaimana keadaan adik saya?" Ucap Chassy terburu-buru

"Begini, pertama-tama saya harap kalian tenang. Pasien mengalami pendarahan di otak yang cukup parah. Benturan dikepala nya sangatlah kuat. Kemungkinan kami harus mengoperasi pasien. Dan tulang belakang pasien patah, banyak organ yang sudah patah tuan. Kemungkinan untuk pasien sembuh hanya 30% . Jika tuhan menghendaki pasien akan bisa kami sembuhkan. Kami akan bertindak dengan cepat agar pasien bisa selamat. Jadi saya meminta izin untuk melakukan operasi tersebut " ujar dokter itu

"Lakukan apa saja pada adikku dokter!! Dia harus selamat. Tidak usah khawatirkan tentang biaya!" Chassy berteriak histeris

***

"Nona, pasien sadar! Sungguh keajaiban pasien bisa sadar! Kalian sangat beruntung. Hanya 10% orang bisa sadar sepenuhnya seperti ini nona. Mungkin dia sangat membutuhkan dukungan kalian. Tetapi satu jam lagi dia harus dioperasi. Jika kalian ingin menemuinya, kalian punya waktu setengah jam" Harry dan yang lain pun kaget saat mendengar ucapan suster itu. Tak disangka Maggie bisa sadar sebelum pasca operasi. Ini sungguh luar biasa!
Tak berpikir panjang, Dan mereka langsung berlari berbondong-bondong masuk untuk menemui Maggie. menangis terharu melihat Maggie yang begitu kuat. Walau dokter sudah menyatakan jika dia luka parah dan tak banyak orang yang mengalami seperti Maggie bisa sadarkan diri walau hanya sebentar

Memang tidak diperbolehkan jika banyak orang yang menemui, tetapi dokter merasa kasihan dan memberi mereka semua masuk tapi jangan sampai membuat pasien terganggu.

"Hai Chassy" ucap Maggie tersenyum lemah saat melihat kakak tersayangnya itu berada dihadapannya. Alangkah senangnya dia bisa bertemu dengan Chassy dan dengan yang lainnya sebelum dia dioperasi.

"Maggie sayang! Maafkan aku sayang, kau harus kuat ya. Aku ada disini menemanimu. Yang lain juga disini" ucap Chassy sambil memegang tangan Maggie dan mengecupnya sesekali.

Betapa bahagia nya Maggie saat melihat Chassy sudah tidak marah lagi dengannya. Dia bahagia karna masih ada yang menyayanginya.

"Kami menyayangimu Maggie, kau harus kuat" ucap Liam tersenyum haru

"Liam? Kau tidak marah denganku lagi 'kan?" ucap Maggie masih dengan nada lemah. Ya dia sangat lemah saat ini.

Mereka tidak tau jika Maggie sudah menahan rasa sakitnya yang luar biasa, dia tidak mau melihat orang-orang yang dia sayangi khawatir dengannya. Dan dia berusaha meyakinkan mereka jika dia baik-baik saja.

"Aku tidak pernah marah denganmu Maggie, maaf kan kesalahanku selama ini Mag" ucap Liam sedih

"Maggie kau harus sembuh, aku yakin kau gadis yang sangat kuat" ucap Niall mengelus tangannya.

"Cepatlah sembuh Maggie, aku merindukan masakanmu yang enak itu" ucap Zayn dan ditambah Maggie yang tertawa pelan.

"Kau harus kuat Maggie, biar aku bisa menjahili mu lagi" ucap Louis menggodanya

"Iya iya, baiklah. Aku sayang kalian semua." Ucap Maggie sambil menangis sekarang. Dia seperti merasa bahwa ini adalah hari-hari terakhirnya. Entah mengapa dia berpikir seperti itu. Tapi dia sangat sedih untuk meninggalkan mereka.

"Maggie?" Ucap Harry tiba-tiba

"Kita keluar sebentar yuk" ucap Niall menarik semua untuk keluar, dia tau Harry butuh privasi untuk saat ini.
Chassy pun tak keberatan, karena dipikirannya saat ini adalah Maggie sangat penting dihidupnya. Terserah Harry memilih siapa, dia atau adiknya itu.

"Kau luar biasa, kau benar-benar gadis yang kuat, walaupun keadaan mu seperti ini kau masih bisa berbicara dengan lancar. Kau harus kuat, aku tau kau gadis terkuat didunia ini. Kami menyayangimu Maggie, aku menyayangimu. Sangat!" Ucap Harry menangis pelan seraya mengelus-elus tangan Maggie dibagian yang tidak ada selang infus. Harry tidak tau jika Maggie sekarang sedang melawan rasa sakitnya yang amat sakit. Bahkan dia tidak bisa bergerak. Mengingat tulang belakangnya sudah patah

Dia tau ini sungguh aneh mengingat jika dia bisa tersadar dari koma tiga hari nya, dan bisa berbicara . Bahkan tertawa . Itu semua karena orang-orang yang disayanginya

"Aku juga menyayangimu Harry, berjanjilah kau akan menjaga Chassy jika aku tidak ada ya? Janji?" Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Maggie, entah pikiran apa, dia rasa dia harus mengatakan itu.

"Apa yang kau bicarakan Maggie? Kau berkata seolah-olah kau akan pergi jauh. Kau akan tetap disini bersamaku dengan yang lain" Harry menatap mata Maggie lekat-lekat. Mata yang sudah sangat ia rindukan. Gadis yang kuat menghadapi masalah hidupnya yang selama ini selalu dia sayangi dan cintai

"Maaf tuan, pasien harus bersiap-siap. Anda berdoa saja agar operasi ini berjalan lancar" kata suster yang tiba-tiba datang

Satu hal yang aneh dari sini, kenapa Brenda tidak menjenguknya? Apa benar dia sudah membenci sahabat nya itu sekarang?

Selamat tinggal semua. . .

"Anda siap?" Tanya suster tersebut, dan mendapat anggukan dari Maggie, dia menangis. . .

***

Haii, kayaknya dichapter ini belum ketauan ya siapa peneror itu. Hemm. .
Gajadi deh satu chapter ini endingnya. Capek ni ngetik. Gimana kalo satu chapter lagi, terus tinggal epilognya?

Hope you enjoy!

The Heart Wants What It Wants (H.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang