chapter22

269 34 8
                                    

Chassy POV

Aku memarkirkan mobilku dipekarangan rumah, aku baru saja pulang dari salon untuk memanjakan diri. Dan aku membuat sedikit perubahan pada rambutku. Aku memotong rambutku menjadi lebih pendek. Kurasa tak ada salahnya untuk sensasi baru.

Saat aku merebahkan diriku disofa ponselku berdering. Ada email masuk dari... unknown

Siapa ini?

Kau bisa lihat video ini. Lihat betapa bahagianya adik tersayangmu itu. Kekasihmu juga mengkhianati mu ha ha ha. Kasihan sekali dirimuu..
Happy watching..

Itu pesan nya, dan aku mengklik video tersebut. Dengan seketika mataku melotot

"Aku merindukanmu Maggie.."

Harry? Maggie? Kalian?!...

Mataku membulat terkejut melihat mereka. Tak sadar air mataku sudah menetes..

Kenapa mereka tega membuatku seperti ini. Tak kusangka adikku selama ini mengkhianatiku. Sudah lama aku curiga pada mereka berdua, dan ternyata dugaan ku benar!

Lihat saja nanti Maggie. Dasar kau adik tidak tau diri!!
Aku benci padamu!!

Aku benci kalian berdua!

**

Maggie POV

Aku membuka knop pintu rumah, dan berjalan gontai masuk kedalam. Senyumku tiada habisnya sedari tadi sampai sekarang. Karna aku sangat bahagia hari ini..

PLAKK!!

"Chassy apa yang kau lakukan??!" Aku memegang pipi kananku yang baru saja ditampar oleh Chassy. Kenapa dia menamparku? Apa salahku?

"Berani nya kau!!" Ucapnya lalu ingin menamparku lagi. Aku menahan tangannya dan menepisnya.

"Kau ini kenapa?!" Tanyaku lagi memekik

"Apa kau bisa menjelaskan padaku tentang semua ini?!!" Dia menyodorkan ponselnya padaku, menyipitkan mata lalu melihat apa yang ada diponselnya itu.
Diponselnya terlihat video ku bersama Harry tadi. Kenapa bisa ada? Siapa yang mengirimnya? kurasa hanya ada aku dan Harry yang ada disana tadi..
Apa ada seseorang yang mengintai kami?!
Apa yang harus kulakukan?

"A-aku.. akuu...." Chassy menjambak rambut panjangku
"Dasar kau pengkhianat!!!! Kemari kau!" Chassy menarikku kasar ralat menjambak ku kasar dan menyeretku keruang tv. "Chassy, aku bisa jelaskan ini. Aw!! Sa-- sakit.."

"Tidak ada kata ampun untuk seorang penghianat sepertimu!!
Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Semua sudah jelas. Bahkan apa yang kalian bicarakan disana aku juga mendengarnya dengan jelas!!"

"Chassy aku mohon.." aku bersujud dikakinya agar dia mau mendengar penjelasan ku dan membicarakan hal ini dengan kepala dingin.

"Aku bilang tidak perlu dijelaskan lagi!! Kau mengerti tidak?! " Chassy mendorongku keras hingga aku terjatuh dan wajahku terbentur kursi yang berada didepan ku. Aw! Sakit sekali.. aku rasa pelipisku sudah berdarah.
Ini sangat perih

Itu tidak penting, yang penting aku harus berbaikan dengan Chassy.

"Chassy aku menyayangimu.. apa kau tidak mau mendengarkan aku lagi?" Ucapku sambil meneteskan air mata. Chassy yang ini bukanlah Chassy yang kukenal.

"Aku ingin kau pergi dari rumahku!!"

"Tapi Chassy--"

"Pergi kauu!!" Chassy meninggalkan aku dan pergi ke..kamarku?! Kenapa dia kekamarku? Aku segera bangkit dari lantai dan mengejar Chassy. Kulihat Chassy sudah mengemas-ngemaskan barangku kekoper, membuangnya asal keluar kamar dan mendorongku lagi agar mengambil koper itu dan mengusirku secara kasar.
Sungguh aku tidak menduga akan menjadi seperti ini

"Kenapa kau setega ini Chassy? Dimana Chassy yang dulu? Yang menyayangiku? Yang selalu ada untukku? Kenapa hanya karena Harry kau memperlakukanku seperti ini? Aku sangat menyayangimu Chasy.."

"Ingat satu hal Maggie! Aku tidak mempunyai adik yang bernama Maggie lagi! Jadi kau pergilah dari rumahku dasar pengkhianat!"

"Oke aku akan pergi. Ingat satu hal juga Chassy. Kau akan menyesali semua ini!" Ucapku tak mau kalah. Tapi jujur aku sangat sakit hati dengan perlakuan Chassy ini.

Sampai didepan pintu, aku keluar membawa koperku dengan rambut yang acak-acakan akibat dijambak oleh Chassy dan wajah yang penuh luka darah dan lebam.

Saat aku menoleh kearah rumah itu lagi Chassy mengatakan kata-kata terakhirnya.
"Kau ingat Maggie! Jangan berharap kau akan bisa mendapatkan Harry ku!!" Dan dia menghempaskan pintu sekuat mungkin.

Aku menangis sejadi-jadinya, tubuhku melemah dan hingga akhirnya aku mendengar seseorang memanggil namaku.
Aku menoleh kesumber suara. Harry?! Kenapa dia disini? Jika Chassy melihatnya lagi aku tidak akan diberi ampun. . .

"Harry?! Kenapa kau disini? Jika Chassy melihatmu bersamaku--.." ucapku lemas. Aku sudah benar benar tidak mempunyai tenaga lagi.
dan akhirnya semua menjadi gelap.

Harry POV

"Maggie apa yang terjadi denganmu?!" Aku terkejut saat melihatnya terduduk ditanah dengan lemah. Dengan rambutnya yang berantakan dan wajahnya terluka.
Kenapa dia terluka?!

Okay aku mulai panik sekarang. Tadinya aku kesini ingin mengembalikan ponsel Maggie yang tertinggal dimobilku. Tetapi saat aku kembali kesini aku malah mendapati gadis ini penuh luka.

Siapa yang tega melukainya hingga separah ini? Apa mungkin Chassy? Apa dia tau tentang hubungan kami? Tidak mungkin. Walaupun dia tau dia pasti tidak mungkin setega ini pada Maggie, karena Chassy sangatlah menyayangi Maggie melebihi siapapun.

Aku mengangkat Maggie kegendonganku,dan mataku tertuju kekoper yang berada disisi kakiku ini. Koper? Apa dia diusir? Kenapa dia membawa koper? Aku segera membopongnya menuju mobil tetapi ada yang menahanku.

"Justin? Minggirlah." Ucapku tenang.

"Apa yang kau lakukan padanya?! Kenapa Maggie terluka?!" Kulihat Maggie hanya bisa melihatku dan Justin dengan pasrah. Aku tau dia sudah tidak kuat. Dia setengah tersadar

"Kau tidak usah banyak bertanya! Sekarang bantu aku membawanya kemobil!" Dengan sigap dia membantuku, ya aku juga bisa melihat dari wajahnya yang sangat khawatir.

"Biar aku yang menemaninya, brengsek!" Lebih baik aku diam saja dan segera membawa Maggie ke Flat ku. Justin masuk kekursi belakang menemani Maggie. Dan aku membawa koper Maggie ke bagasi mobil lalu mengendarai mobil dengan cepat.

Aku melihat keadaan Maggie dari kaca spion tengah mobil, sial! Kenapa jadi Justin yang disana? Aku sudah seperti supir mereka saja. Seharusnya aku yang duduk dibelakang. Dasar bodoh!

Ini semua salahku. Aku yakin pasti Maggie diusir dengan Chassy gara-gara aku. Setelah dipikir-pikir aku juga sangat tau Chassy orangnya sangat temperamental. Jadi bisa dimungkinkan jika dia yang melakukan semua ini.

"Hei cepatlah Harry , kau lama sekali!"

"Lebih baik kau diam!" Ucapku geram. Dia pikir hanya dia yang khawatir? Huh.
Sok mengatur sekali dia, dia pikir hanya dia yang panik melihat Maggie terluka.

Aku melihat Justin mengelus-elus pipi Maggie dibagian yang tidak terluka dengan kepala Maggie yang bersender dipundaknya. Ini semakin membuatku panas melihatnya. Huh kenapa jalanan menjadi terasa sangat lama?! Sial.

Keep vomment guys:(

The Heart Wants What It Wants (H.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang