chapter21

258 32 4
                                    

Aku mulai menelusuri koridor kampus ini, hari ini aku masuk lebih pagi daripada biasanya, tak tau kenapa aku hanya malas saja berada dirumah.
Aku duduk di bangku ku, kelas masih sepi. Beberapa orang sudah mulai berdatangan.

Dan sekarang kelas sudah penuh, ternyata aku sekelas dengan Brenda dan juga Niall hari ini. Niall duduk di sisi kiriku dan Brenda di sisi kananku.

"Aku senang melihat kalian sekelas hari ini hahaha" aku tertawa meledek mereka. Mereka hanya memutarkan bola matanya.

Sedaritadi Niall selalu mengajakku berbicara, entah kenapa belakangan ini kami menjadi sangat akrab,wohooo

"Kalian mengacuhkanku" tibatiba suara Brenda muncul, kami berdua langsung melirik kearahnya, lihatlah wajahnya yang sudah sangat kesal. Aku baru sadar jika dari tadi aku mengacuhkannya.

"Maafkan aku Brenda,salahkan kekasihmu yang berisik ini" aku menggembungkan mulutku menahan tawa. Dia hanya mendengus kesal

***

Aku sedang berada di toko buku sekarang, terkadang aku suka membaca buku yang bisa memberiku inspirasi-inspirasi. Memilih-milih buku mana yang akan kubeli, dan akhirnya mendapatkan buku yang kucari sedari tadi, sekitar 5 atau 7 buku sudah ada ditanganku, duh sok kutu buku sekali aku ini.

Aku menabrak seseorang, aku tidak bisa melihat jalan didepan ku dengan benar karena buku-buku tebal ini menutupi.

"Maafkan aku.." ucapku pada seseorang itu seraya mengutip kembali buku-buku yang jatuh tadi.
"Hei? Maggie apa ini kau?" Kenapa dia tau namaku? Aku langsung mendongak keatas dan melihat siapa dia. Sialan, ternyata dia Harry si rambut brokoli.

"Maaf, aku harus pergi.." aku langsung menyambar pergi kearah kasir tapi langkahku tertahan.

"Tunggu dulu,"

"Oke, tidak usah basa basi, apa mau mu sekarang?"

"Hei, kenapa kau jadi galak seperti ini sekarang?"

"Bukan urusanmu. Sekarang ayo katakan apa yang ingin kau katakan"

"Ikutlah denganku" ucapnya datar

"Apa? Apa maksudmu?"

"Aku bilang ikutlah denganku" dia mengambil buku tadi dari tanganku lalu menarikku kekasir, selesai membayar dia membawaku kemobilnya. Dan anehnya aku hanya diam tak bergeming

--

"Kita sampai" ucapnya, aku mengangkat alisku sebelah

"Lapangan?" Tanyaku bingung, untuk apa dia membawaku ke hamparan luas ini? Disini tidak ada orang, hanya kami berdua.

"Ya" ucapnya singkat. Aneh, tidak biasanya Harry terlihat dingin seperti ini.

"Harry kau mau ap--" sebelum aku menyelesaikan kalimatku dia sudah memelukku dengan sangaaaattt erat. Tanpa sadar tanganku mulai terbuka dan sepertinya tidak ada penolakan yang kurasakan. Aku sangat merasa nyaman dipelukan Harry seperti ini, jujur saja aku merindukannya.

"Aku merindukanmu.." ucapnya lirih, aku mendengar suara isakan yang sangat pelan tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.
Aku melepaskan pelukan nya dan mendorong tubuhnya, aku melihat matanya memerah akibat menangis.

"Harry apa-apaan kau ini--?... Kenapa kau menangis?" Tadinya aku ingin marah tapi saat melihat wajahnya yang begitu sedih hatiku terenyuh. Ingin rasanya aku memeluknya lagi dan menenangkannya seperti dia menenangkan aku saat aku sedang menangis dulu.

"Aku hanya merindukanmu Maggie, sungguh aku tidak tahan dengan perasaanku ini. Aku benar-benar mencintaimu, kumohon selalu disisiku Maggie"

"Harry apa kau gila? Kau akan bertunangan dengan kakakku minggu depan dan sekarang kau ingin aku disisimu? Aku juga punya hati Harry, aku juga bisa merasakan sakit hati. hiksshikss" air mataku sudah berjatuhan daritadi,sungguh tidak bisa kutahan lagi. Semua meledak begitu saja.

Harry memelukku lagi, kami sempat terdiam, hanya isakan dari masing-masing yang terdengar. Kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing yang sudah berkecamuk. Harry terus memelukku dan sesekali mengecup puncak kepalaku.

Author POV

Harry dan Maggie terhanyut dalam ketenangan yang tiada duanya. Mereka sangat merindukan satu sama lain. Makanya mereka sangat menikmati momen ini. Ingin rasanya Maggie pergi dan mendorong tubuh Harry agar tidak memeluknya lagi, tetapi tidak bisa, seperti dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya lagi dan hanya terkulai lemas dengan Harry sebagai penopangnya.

Disudut pepohonan seseorang itu memulai aksinya yang sudah direncanakannya sedemikian rupa itu, dia mengambil kamera ponsel nya dan merekam mereka yang sedang bermesraan dan percakapan mereka pun ikut terdengar di rekaman itu. Dia pun tersenyum penuh kemenangan karena dia tahu dia mempunyai kartu as yang sangat berarti.

"Aku mohon untuk hari ini kau bersamaku seharian penuh, aku memohon padamu Mag" ucap Harry yang sudah melepas pelukannya tetapi tangannya tetap berada disisi kiri kanan lengan Maggie.

Maggie mengangguk pasrah, toh apa salahnya untuk satu hari ini saja dia bersama Harry, anggap saja ini sebagai salam perpisahan. Mengkhianati Chassy? Ya tentu saja ini akan dikatakan mengkhianati. Tetapi ada hal baik juga mereka seperti itu.

Harry POV

"Kau mau ini? Aku sempat membelinya tadi di minimarket" aku memberikan beberapa snack kepada Maggie, kami sedang bersantai direrumputan hijau ini. Musim semi yang sangat sempurna.
Aku sangat bersyukur Maggie mau menuruti perkataanku untuk bersantai satu hari ini saja. Serasa penatku yang selama ini sangat memusingkan kepalaku hilang sudah. Melihat Maggie tersenyum dan kami bercanda daritadi adalah hal yang terindah dihidupku. Seandainya aku bisa berlama-lama menghabiskan waktu bersamamu Maggie...

Aku sudah mulai tahu yang mana cinta sejatiku.

"Ya aku mau" ucapnya lalu aku menyuapi snack ini kemulutnya "aww!! Kau menggigit jariku Maggie. Kau mulai nakal sekarang!" dia berlari dan aku mengejarnya, dan kami pun terjatuh berguling-guling direrumputan ini, alhasil dia berada dibawahku sekarang. Aku punya ide, aku akan mengerjainya sekarang ha ha ha.

Aku mendekatkan wajahku kearahnya mendekat lagi dan mendekat lagi. Hingga jarak kami hanya beberapa centi lagi. Sudah mulai kulihat rasa takut dari wajah Maggie, dia seperti melihat singa yang ingin memangsa korbannya, dia sangat cute.

Aku menjauhkan wajahku lagi "Haha kena kau! Apa jantungmu sudah copot? Terdengar sangat jelas sekali suaranya" ucapku terkekeh dan dia memukul-mukul lenganku, aku pura-pura kesakitan tetapi sebenarnya ini tidak sakit sama sekali. Huh lemah sekali dia, memukul saja tidak bisa. "HARRY!!"

"Wow kau blushing! Lihat wajahmu itu,"
"Sudah cukup cukup! Cukup menggoda ku Harry!" Dia menyilangkan tangannya mengambek

Maggie POV

Kenapa dia diam? Aku melirik kearahnya ternyata dia sedang bermain ponsel miliknya dan menghiraukan aku yang mengambek disini. Aku melirik sedikit kearah ponselnya, aku penasaran apa yang sedang ia lihat, daritadi tertawa sendiri seperti orang gila. Hei! Itukan fotoku! Aku langsung merampas ponselnya dan melihat fotoku tadi. Ternyata dia memfotoku! Dia memfotoku saat mengambek tadi. Dan lihat ada fotoku yang sedang blushing juga. Aduh aku malu sekali. "Sial kau brokoli!" Ucapku kesal.

"Apa? Kau bilang apa?! Kau bilang aku brokoli?" Tanyanya mulai heran

"Ya, rambutmu itu sudah seperti sayuran brokoli keriting" ucapku dengan tertawa lepas. "Awas kau ya!"

"Cukup Harry haha-- ini geli-- haha sud-- hahahaha" dia menggelitiku dan kami jadi menggeliat geliat ditanah ini berdua. Sudah seperti cacing saja.

Dan saat-saat seperti ini adalah waktu yang sangat berarti bagi kami berdua. Entah kapan aku dan Harry bisa seperti ini lagi, merasa bebas satu dengan yang lainnya , bisa mengekspresikan rasa sayang masing-masing. Aku tahu, ketika Harry sudah bertunangan nanti, maka aku akan harus melupakan segalanya.


Haii ini special Marry momen. Yuhuu. Hope you baper with this part. Sedih ya, mereka mau pisah makanya bahagia" dulu:')
Sorry kalo kalian gak dapet feel nya, soalnya aku emang parah dimasalah sosweet"an hehe

The Heart Wants What It Wants (H.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang