Maggie POV
"Justin hentikan!"Teriakku seraya memegang tangannya yang ingin mendaratkan pukulan ke Liam lagi.
Dan akhirnya dia menurunkan tangannya, dadanya naik turun menstabilkan nafas, aku mengelus punggung nya untuk menenangkannya.Liam pergi begitu saja, dan membuang wajah jijik kepadaku.
Aku salah apa, kenapa Liam jadi membenci ku sekarang. Apa dia sudah sangat membenci ku sekarang? Ini lah yang aku takutkan selama ini...--
Hari ini kami pulang, aku dan yang lain sudah mengemas barang masing-masing.
*at home*
"Liam menyukaimu?" Tanya Chassy
"Ya mungkin, dan dia sekarang membenciku karena aku menolaknya"
Jawabku sambil mengangkat bahu."Aku akan kekamar sebentar" ucapku lalu pergi kekamar meninggalkan Chassy.
Mood ku sudah sangat sangat buruk belakangan iniKududukkan diriku disofa kamar, lalu memejamkan mata, taklama terdengar suara getar dari ponselku.
"Halo"
"Bisa kita ketemu sekarang? Ada yang ingin aku bicarakan padamu. Alamatnya akan aku kirim"
Niall diseberang sana"Ya baiklah Ni, on the way"
Sambungan telpon terputus, aku segera membersihkan tubuhku lalu mengganti baju, mengambil tas dan taklupa juga dengan ponsel lalu keluar.
*
"Maaf membuatmu menunggu"ucapku ngos-ngosan
"Ya tak apa, duduklah" lalu aku duduk dan Niall memesankan teh untuk kami.
"So, apa yang ingin kau bicarakan padaku?" Tanyaku serius
"Pertama aku ingin bicara tentang Liam, kau tau dia dimana? Memang tadi kami pulang bersama tapi taklama sampai rumah dia pergi dan ponselnya tidak aktif. Aku khawatir dengannya" ucapnya dengan wajah lebih serius
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
Aku mulai menceritakan semua nya dengan Niall dan dia mengangguk mengerti
Damn! Dimana dia? Kenapa masalah ini jadi serumit ini? Kenapa dia menjadi kekanak-kanakan seperti ini, setauku dia paling dewasa diantara mereka berlima.
"A-aku tidak tau Ni, kenapa jadi begini?" Tak sadar aku meneteskan air mata. Tidak, bukan karena cengeng hanya saja aku terlalu lelah untuk memikirkan ini.
"Yasudah baiklah kalau begitu, tidak usah kau pikirkan lagi.
Kedua aku ingin mengatakan tentang Harry""A-apa?" Aku mencoba membuat degup jantungku normal tapi nihil.
"Aku melihat nya menangis dalam tidurnya semalam, dan dia mengigau namamu" Wohoo? Pertanda apa ini? Senyumku mulai mengembang.
"Kurasa dia merindukanmu tapi dia harus memendamnya" senyum ku mulai memudar, ya aku tau rasanya, aku juga merasakan seperti itu Harry,dan itu begitu sakit
Sakit jika kau merindukan seseorang tetapi hanya bisa diam, karena dia bukanlah milikmu.
Karna cinta tak harus memiliki...
"Itu saja?" Aku takmau berlama-lama memikirkan Harry.
"Yang ketiga ini tentang Brenda"
"Ada apa dengannya?"
"Tidak-tidak, dia baik-baik saja. Tetapi aku bingung dengan perasaan ku ini Mag"
"Kau boleh menceritakan nya padaku, kalian itu kan sahabatku" ucapku dan Niall melanjutkan topiknya.
"Aku masih mencintai Brenda, kau tau? aku selalu memikirkannya setiap saat. Tetapi sepertinya dia hanya menganggapku teman sekarang. Tapi aku masih bisa melihat dari matanya jika dia masih mencintaiku walaupun itu hanya sedikit. Aku sudah bilang padanya jika aku ingin melanjutkan hubungan ini tapi dia tetap menolaknya." Jelasnya panjang x lebar
"Dan.. aku juga sepertinya sedang jatuh cinta dengan gadis lain, dia juga temanku. Ini bermula begitu saja. Dia sangat cantik dan mempesona, tak salah jika banyak lelaki yang menyukainya juga. Tapi sayang belakangan ini wajahnya selalu murung. Aku ingin sekali menghiburnya tapi apalah daya Mag" tuturnya lagi.
Aku berpikir keras, ya kurasa Niall akan bisa melupakan Brenda dengan segala kesedihannya karena sudah ada gadis yang dia sukai yang dia maksud tadi.
"Bagus kalau begitu Ni, mungkin bukan takdirnya kau dengan Brenda. Coba saja melupakam dia dan bahagia lah dengan gadis itu."
"Entahlah, akan aku coba. Eh.. mari kita pulang, kau lelah kan?" Ucapnya lalu aku mengangguk. Dia mengantarku pulang sampai rumah.
*esok hari*
Aku menelusuri koridor dan sampailah didepan kelasku. Aku sedikit telat hari ini tetapi beruntung Mrs.Jane tidak galak hari ini,jadi aku lolos. Aku mulai duduk di bangku ku di paling belakang, hari ini aku tidak sekelas dengan Brenda.
Tanpa melihat sekeliling aku langsung memperhatikan Mrs.Jane yang sudah mulai mengajar.
Ssttt..
Aku menghiraukan suara itu
Stttt...
Untuk kedua kalinya aku tetap menghiraukannya dan terus menghiraukannya."Aww!" Aku mengusap kepala ku, berani-berani nya seseorang melemparkan aku dengan bolpoint ini. Aku menoleh kesumber suara tadi "Hei! Kau harus sopan sedikit de-" dan betapa terkejutnya aku melihat orang yang disebelahku saat ini siapa.
"Ni--ni-niall? Kenapa kau ada disini?" Ucapku dengan ekspresi kaget
"Untuk belajar tentunya" jawabnya santai.
"Untuk apa kau bela-" ucapanku terhenti saat Mrs.Jane berteriak memarahi kami berdua.
"Kau harus jelaskan ini nanti, tunggu aku di kafetaria" bisikku sepelan mungkin
Dia hanya tertawa kecil.***
Heyhoo berjumpa lagi. Udah lama gak update ya huhu:( happy reading:)

KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Wants What It Wants (H.S)
Fanfictionkisah cinta dua hati. seorang kakak beradik mencintai satu lelaki yang sama, tetapi Chassy lebih beruntung ketimbang Maggie, beruntung karena yang mendapatkan hati lelaki tersebut terlebih dahulu. Maggie memendam perasaannya karena dia sangat menyay...