chapter23

271 30 2
                                    

Maggie pov

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, aku sedang dimana? Ini bukan kamarku. Kulihat sekeliling dan mendapati Justin yg tertidur dengan posisi duduk seraya menggenggam tanganku, aku rasa dia menungguiku hingga semalaman sampai sampai tertidur seperti ini.

Harry? Harry juga ada, dia tertidur di sofa panjang yang berada disudut kamar. Aku mencoba bangkit dari tidur tetapi gagal, kepalaku pening sekali saat ini. Merasa ada pergerakan Justin menggeliat dan mengerjapkan matanya.
"Hi, good morning sweetheart" ucapnya tersenyum dengan mata setengah terbuka.
"Aku dimana?"

"Kita ada di apartemen Harry" jawabnya.
Aku pun ingin mendudukkan diriku dikepala ranjang, Justin siaga membantuku untuk duduk. Aku memegang pelipisku yang masih terasa agak perih. Ternyata sudah diperban. Apa Justin yang melakukannya? Atau Harry? Ah yang penting aku sudah merasa baikan sekarang.

"Apa kau lapar? Dari semalam kau belum ada makan apapun. Sebentar, aku akan kembali dengan bubur yang sangat lezat" ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya . Si jagonya buat soup..
"Terima kasih Justin"

Sepeninggalnya Justin dari kamar, aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Kulirik Harry yang masih tertidur dengan wajah polosnya.

Selesai, akupun hendak keluar tetapi kepalaku kembali pusing, sangat pusing.
"Aarggh.." erangku sambil memukul-mukul kepala ku pelan. Pandanganku mulai buram dan aku berteriak-teriak memanggil Harry dan Justin untuk menolongku. Hingga semua gelap..

Harry pov

"Harry! Justin! Harr-" aku tersontak bangun karena mendengar teriakan suara... Maggie. Yaampun Maggie?! Aku langsung bangkit dan mencari dia. Aku mendengar seperti ada benda yang jatuh dari kamar mandi. Aku mendapati Maggie sudah pingsan. Membopongnya ke ranjang. Shit! Maggie hanya memakai pakaian dalam saja. Kulihat handuknya masih tergeletak dilantai kamar mandi. Aku langsung mengambil kaos dan celana panjang milikku dari dalam lemari.

Sial! Maggie begitu seksi! Ingin sekali rasanya aku menciumnya saat ini juga. Lupakan! Aku langsung memakaikan kaos dan celana panjang ke Maggie.

"Here we go--" Justin membelalakkan matanya dan dengan cepat menaruh makanan itu ke meja disamping ranjang.

"Harry? Kenapa Maggie memakai bajumu? Dan kenapa dia tidur? Sepertinya dia sudah bangun tadi" Ucapnya sambil memeriksa keadaan Maggie

"Maggie pingsan dikamar mandi. Untung saja aku mendengarnya." ucapku "sebentar, aku akan mengompresnya--"

"Biar aku saja" ucapanku terpotong . Dasar Justin tidak mau mengalah sekali.

"Ya baiklah" ucapku kesal lalu pergi kekamar mandi untuk mandi.

***

Maggie pov

"Dimana Harry?" Ucapku saat sadar Harry tidak ada.

"Kau makanlah dulu, biar aku suapin." Ucap Justin sambil menyodorkan satu sendok bubur kearah ku. "Kalau kau mau tau Harry dimana, dia ada diluar . Aku tidak tau dia sedang apa, sepertinya dia sedang berbicara pada seseorang ditelpon" dia pasti menelpon Chassy.

Aku jadi teringat Chassy, dadaku sesak dan aku mulai menangis sekarang.

Justin memelukku dengan cepat, seakan dia tau apa yang kurasakan saat ini. Aku membalas pelukannya, sungguh aku sangat membutuhkan bahu seseorang untuk saat ini. Dan Justin selalu ada untukku disaat aku seperti ini.

"Ehhmm.." kami berdua menoleh kesumber suara. Aku cepat cepat melepaskan pelukan Justin lalu menghapus air mataku.

"Sudah peluk-pelukannya?" Ucap Harry malas

"Hei princess, aku mandi dulu ya sebentar. Habiskan makananmu" lalu Justin berjalan menuju kamar mandi.

Harry masih mematung ditempat nya, sambil menatapku dalam. Dia menghampiri ku dan mengambil mangkuk bubur tadi seraya duduk ditepi ranjang.

"Apa masih sakit?" Tanyanya sambil mengelus pelipisku lembut.

"Tidak"

"Makanlah Maggie. Kau membuatku khawatir" Ucapnya sambil menyuapkanku satu sendok,aku mengangguk lalu membuka mulut untuk makan .

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanyaku . Harry mulai menggenggam tanganku

"Maafkan aku Maggie. Untuk kesekian kalinya aku membuatmu sakit. Ini semua karena ku. Sungguh aku tidak tau kalau akan begini akhirnya--" aku menutup mulutnya dengan jari telunjukku.

"Tidak apa-apa Harry" ucapku tenang sambil tersenyum lembut kearahnya.

Harry hendak memelukku dan aku menghentikannya, "Maaf, aku tak bisa.."

kutatap matanya yang begitu sedih, aku tau dia pasti sakit hati karena ini. Tetapi ini yang terbaik. Ingin sekali rasanya aku menangis tetapi tetap kubendung "Eh..hmm.. kau harus minum obat. Aku akan mengambil obatmu diluar" ucapnya kemudian lalu pergi keluar kamar.

Justin keluar dengan handuk masih terlilit dipinggangnya. Sial, kenapa dia begitu seksi? Bahkan aku tidak menyadarinya selama ini. Tatto-tatto yang menghiasi tubuhnya juga sangat pas untuknya. "Berhentilah menatapku seperti itu Princess" ucapnya lalu tertawa lucu.

Aku sangat malu, sepertinya aku blushing sekarang. Oh God.

Justin hendak membuka handuknya dan aku menutup mataku "Justin hentikan! Jangan buka handukmu dan pakailah bajumu dengan cepat" aku mendengus kesal.

"Hei, kau lihat ini. Aku sudah memakai celana boxerku. Ha-ha-ha" benar, ternyata dia sudah memakai boxernya dibalik handuknya itu.

"Berhenti menggoda ku Justin!"

"Siapa yang ingin menggodamu? Kau saja yang berpikiran jorok"

"Justin!!!"

Dia hanya tertawa dan aku mendengus kesal.

"Kau sudah minum obatmu?" Aku menggeleng. "Harry sedang mengambilkannya" dan dia mengangguk mengerti.

"Niall dan Brenda akan datang sebentar lagi. Mereka begitu khawatir mendengar kabarmu"ucapnya "sama seperti ku yang sangat menkhawatirkan mu. Jangan segan-segan untuk meminta tolong padaku Princess" ucap Justin kembali seraya mencubit pipiku pelan.

***

Happy reading my lovely readers..
Keep vomment okay.

The Heart Wants What It Wants (H.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang