Keenan's PoVTubuh tinggi semampainya menjulang diantara orang-orang disekitar. Sejak aku memakirkan mobilku, sepasang mataku sudah langsung menatap sosok itu dan tidak melepaskannya. Dia menggunakan cardigan berwarna hitam, yang membuat kulit putih tubuhnya terlihat semakin bersinar.
Ketika aku sudah hampir melupakannya, dia kembali hadir di kehidupanku. 5 tahun yang lalu, dia menghilang tanpa aku ketahui alasannya. Dia meninggalkan sekolah kedokterannya yang dia jalani bersamaku di Berkeley. Tidak ada kabar, tidak ada pesan. Wanita itu hampir membuatku gila.
Kini jarak kami semakin dekat. Wanita itu terlihat sibuk dengan ponselnya tanpa memperhatikan sekitar. Aku sudah tinggal selangkah lagi didepannya, cukup lama aku memperhatikan wanita didepanku ini. Tidak ada yang berubah. Alena tetaplah Alena seperti yang aku ingat.
"Keenan.."
Dia masih saja menyebut namaku dengan cara yang sama, cara yang membuat kata itu begitu lembut terdengar di telingaku. Sepasang mata sipitnya sekarang memandangku heran.
Aku tidak peduli.
Gep!
Aku memeluk tubuh itu erat.
"Kemana saja kau selama ini, Alena.."
"Aku sangat merindukanmu..." ujarku lagi lirih.
"Aku pulang baby.. I'm here now.."
*
Aku dan Alena sekarang sudah berada di sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari Rumah Sakit tempatku bekerja.
Alena masih memainkan ujung telunjuknya dipinggiran secangkir kopi yang dipesannya sejak beberapa saat yang lalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Aku masih menatapnya lekat, menuntut penjelasan.
"Aku tahu kalau aku salah Keenan.." Alena membuka suara.
"Tapi terus menjadi seorang dokter itu bukanlah passion ku."
Aku tidak terkejut sama sekali mendengar hal ini. Aku mengenal Alena sejak lama, tepatnya sejak kami bersekolah di SMP yang sama dan Alena berserta keluarganya pindah menempati rumah disebelah rumahku di Jakarta. Alena adalah tetanggaku. Dan aku jatuh cinta kepadanya.
Ya, hanya sesimple itu.
Namun kisah kami berdua.. Sangatlah jauh berbeda.
*
Kania's PoV
Akhirnya aku lepas dinas. Setelah menyelesaikan tugasku berjaga di poliklinik dan dilanjutkan memberikan bimbingan kepada beberapa orang residen pediatric, aku akhirnya bisa pulang. Badanku sungguh terasa pegal. Di kepala ku sudah terbayang tempat reflexy dengan suara musik yang menenangkan sedari tadi, i want to go there.
Sebuah taksi biru berhenti didepanku dan aku langsung memasukinya. Setelah menyebutkan tujuanku, aku sedikit terlelap ketika duduk disana.
How tired this day.
*
Aku mengambil tas ku dari locker dan mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang sudah melayaniku tadi, aku sangat menyukai pijatannya dan sekarang aku merasa jauh lebih baik.
Aku mengirimkan pesan untuk Keenan, tapi dia tidak membalas pesanku. Seharian dia menghilang tanpa kabar. Aku masih perlu berbicara kepadanya tentang Reynand. Aku menyadari kesalahanku karena sudah membentak Keenan dan tidak menjelaskan apapun, pasti hal itu membuatnya sangat bingung dan kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUARREL
RomanceSudah 5 tahun sejak kedatangan Kania di kota ini untuk pertama kalinya, di Berkeley City. Kota dimana dia kembali menata hidupnya, memulai kembali lembaran kehidupan Kania yang sempat porak poranda. Kania, seorang wanita dengan nasib yang kurang ber...