#20 - Body's Hot

411 6 0
                                    

WARNING : 21+ scene. If you're under ages, I warn you to close or skip this chapter. I dont responsible for everything that will happen bcause this story. Be smart guys.


"Apa mungkin kita akan bersama lagi, Rey?" bisik Kania sambil mengeratkan pelukannya di tubuh Reynand.

Mereka berada di apartemen yang sama, tempat mereka memulai rumah tangga mereka yang dulu.

Reynand diam, dia tidak menjawab pertanyaan Kania, namun tangannya terangkat mengelus puncak kepala Kania yang bersadar di dadanya yang bidang. Otak Reynand sedang berpikir dengan keras.

Kania mengangkat kepalanya, dia bingung kenapa Reynand hanya diam. Kedua matanya sekarang menatap Reynand yang melemparkan senyum kepadanya. Kania sangat menyukai senyum Reynand. Mungkin karena senyum inilah yang membuat Kania jatuh cinta kepadanya.

Kania merendahkan wajahnya sejajar dengan bibir Reynand, kemudian menciumnya. Pria itu tidak membalas ciumannya dan Kania kemudian menggeser tubuhnya sehingga sekarang dia berada diatas tubub Reynand.

Reynand tertawa kecil.

"Kau membangunkan juniorku, lagi," bisiknya di tengah ciuman panas mereka.

"Aku tahu." balas Kania terkekeh.

*

Bodoh.

Reynand memukul dinding kamar mandinya.

"Kenapa aku tidak bisa melawan hasratku! Kenapa?! Kenapa?!" Maki Reynand kepada dirinya sendiri.

Air shower yang dingin keluar dengan derasnya membasahi tubuh Reynand yang sekarang menyandarkan tubuhnya ke dinding.

Reynand tahu resikonya. Reynand tahu dia tidak bisa menyembunyikan kebenaran ini selamanya dari Kania. Akan ada resiko sangat besar yang akan menanti mereka didepan. Reynand takut, dia akan membahayakan Kania. Tapi rasa cintanya kepada Kania telah membuatnya buta akan segalanya.

*

"Apa yang terjadi kepadamu saat tiba di Amerika?" Reynand bertanya kepada Kania yang berbaring disebelahnya. Wanita itu menutup tubuh telanjangnya dengan selimut putih tipis sehingga tubuh wanita itu tercetak seksi dimata Reynand.

Reynand menelan ludah melihatnya dan melempar pandangannya kearah lain untuk sesaat.

' Sial, aku sudah mandi dengan air dingin untuk meredam hasratku ' kutuknya didalam hati. Tapi Kania itu selalu saja tampak seperti menggodanya, menggoda untuk Reynand melakukan itu lagi dan lagi.

"Aku kira kita sudah deal untuk tidak membahas masa lalu kita Rey," Kania membuang nafas dan sekarang matanya memandang langit-langit kamar.

"Baiklah kalau kamu tidak ingin membahasnya sayang," ucap Reynand kemudian mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Kania.

"Maafkan aku," jarinya menyentuh pipi Kania dengan lembut.

Kania menolehkan kepalanya ke samping dan menatap Reynand, lama. Pria ini adalah pria yang sama, yang telah membuatnya jatuh cinta berkali-kali. Pria yang mampu memperlakukannya sesuai dengan kemauannya, bahkan melebihi pikiran liarnya sekalipun. Hanya Reynand sorang yang bisa meluluhkan hatinya yang keras berkali-kali seperti ini dan Kania ingin memiliki Reynand selamanya.

Kania menganggukan kepalanya dan tersenyum.

"Aku mencintaimu Rey." ucapnya lirih.

Tampak mata Kania yang berkaca-kaca. Tangannya kini menggenggam tangan Reynand yang masih mengusap pipinya lembut dan meletakkannya didada.

"Aku akan selalu menyimpan kamu disini. Selamanya, Rey."

*

"Selamanya, Rey."

Kedua mata Reynand melebar, wanita ini selalu bisa membuat hatinya seperti roller coaster. He loves her so much.

Reynand mendorong tubuh Kania sehingga wanita itu berbaring terlentang ditempat tidur. Kini Reynand sudah berada diatasnya. Miliknya kembali bangun dan menuntut untuk diberi kepuasan. Tanpa menunggu lama, dia melahap bibir Kania dengan rakus. Suara desahan tidak lama kemudian keluar dari bibir Kania. Kedua tangan Reynand sudah mulai bergerilya disana, menyingkirkan kain yang menutupi tubuh indah wanita itu.

"Rey..." desah Kania di telinganya saat salah satu jari Reynand sudah mulai masuk kedalam bagian tubuh intimnya. Desahan Kania di telinganya itu membuat Reynand mempercepat ritme permainannya.

Reynand terus memimpin permainan, kini dia membuka lebar kedua paha Kania dan menyentuhkan ujung miliknya ke bagian intim Kania. Dia melakukan permainan kecil disana yang membuat Kania semakin kuat mendesah dan mengacak rambut Reynand yang Kania pegang kuat-kuat. Sentuhan itu membuat sensasi geli diseluruh tubuh Kania. Aliran darahnya seperti dipercepat dan tubuhnya meminta lebih.

Setelah cukup dengan permainan kecilnya, Reynand dengan sekali hentakkan memasukan miliknya kedalam tubuh Kania. Kania mengeluarkan jeritan kemudian di bungkam Reynand dengan bibirnya. Dia melumat kembali bibir wanita itu dengan rakus. Lidahnya bermain di rongga mulut Kania, mengabsen deratan gigi wanita itu satu berpersatu. Kania membalas ciuman pria itu, tangannya pun sudah berpindah memegang wajah Reynand, dia memperdalam ciuman mereka.

Reynand mengangkat tubuh Kania dan membuat posisi wanita sekarang duduk dipangkuannya. Milik wanita itu kini terasa semakin menyempit dan menekan kepemilikan Reynand. Reynand menuntun Kania untuk perlahan menaik turunkan panggulnya, kian lama kian cepat dan membuat mereka merasakan kenikmatan itu bersama-sama.

Sekarang keduanya sudah bermandikan keringat bersama, Reynand kini sudah membalikkan tubuh Kania kembali berbaring di tempat tidur. Reynand memperdalam miliknya masuk kedalam tubuh Kania dan mempercepat ritme permainannya. Kania terus mengeluarkan desahan dan itu membuat Reynand semakin berada di puncak hasratnya. Beberapa saat kemudian, keduanya sudah mencapai puncak bersama.

Reynand menjatuhkan diri, berbaring diatas tubuh Kania dan memeluk wanita itu. Dia mengecup kening kania lembut dan tersenyum.

"I love you more, Kania.."

*

QUARRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang