#18 - Two Couples

253 9 1
                                    

Reynand menyentuh bahu wanita itu hingga tubuh mereka sekarang saling berhadapan. Kedua bola mata Kania melebar melihat sosok Reynand yang berdiri didepannya.

"Aku tidak memiliki urusan denganmu, Rey," kata Kania dengan ketus,"Aku mohon tinggalkan aku."

Kania berusaha melepaskan diri dari sentuhan Reynand dan mencoba kembali berbicara dengan petugas administrasi di depannya, tapi seorang Reynand tidak akan menyerah semudah itu. Yang Reynand lakukan selanjutnya adalah menggenggam erat tangan Kania dan membawa wanita itu dengan sedikit paksaan keluar dari Unit Gawat Darurat. Reynand tidak ingin membuat keributan di tempat ini, yang nantinya akan menjadi konflik baru.

Kania mencoba melepaskan diri dari Reynand, namun tangan Reynand yang kuat tidak mudah untuk melepaskan Kania. Tidak untuk melepaskan wanita ini untuk kedua kalinya.

Reynand membawa Kania ke halaman parkir dan menuju mobil miliknya. Perlawanan Kania sudah mulai berkurang, wajah wanita itu tertekuk marah dan akhirnya mulai diam seribu bahasa. Reynand membuka kunci pintu mobilnya dan dengan ajaib, Kania mengikuti isyaratnya untuk masuk kedalam mobil.

Reynand dengan cepat memutari mobil dan segera duduk di kursi kemudi. Entah mengapa hatinya terasa sedikit lebih ringan. Karena Kania sekarang ada bersamanya.

*

Laki-laki gila ini akan menyeretku kemana, Kania mengutuk didalam hati. Percuma saja Kania melawan, dia tidak akan menang melawan kekuatan Reynand. Kania akan mengikuti permainan laki-laki yang menyeretnya ini.

Reynand memberinya isyarat untuk masuk kedalam mobil, Kania mengikutinya dengan patuh. Sekarang Reynand sudah duduk di kursi kemudi dan menatapnya dengan sendu.

"Apa yang kamu mau dari aku?" tanya Kania dengan ketus. Dia tidak suka dengan pandangan kasihan Reynand kepadanya,"Kamu sudah menjebak aku dua kali, brengsek."

Reynand tampak terkejut, kini kedua tangan besar itu sudah menyentuh pipi Kania dengan lembut. Sentuhan itu memberikan perasaan hangat diseluruh tubuh Kania. Tubuh wanita itu seakan membeku, tidak dapat menolaknya.

"Terima kasih, karena kau baik-baik saja," kata Reynand lembut kepada Kania.

Aliran airmata bening itu turun membasahi pipi Kania. Kenapa laki-laki ini selalu bisa meluluhkan hatinya?

"Aku merindukan kita yang dulu, Kania..."

Reynand menciumnya, dan tanpa Kania sadari, dia membalas ciuman itu.

*

Reynand melepaskan ciumannya, bibir Kania menjadi bengkak karena ciuman mereka yang panas. Jemari Reynand menghapus bekas airmata yang tersisa diwajah Kania kemudian merengkuh wanita itu kedalam pelukannya. Untuk pertama kalinya, Kania tersenyum kepadanya.

"Apa sudah waktunya kita menyelesaikan masalah yang ada diantara kita?" tanya Kania sendu. Dia merasa nyaman didalam pelukan Reynand.

Tangan besar itu menyentuh puncak kepala Kania. Reynand semakin mengeratkan pelukannya.

"Apa kamu mau kita kembali ke apartemen kita dulu?" Bisiknya.

"Ya...."

Disini, didalam mobil Reynand, mereka berdua kembali mengingat masa-masa indah mereka dahulu.

*

"Aku juga bosan lihat Kania nangis terus Hehehe"
—Henbaby

QUARRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang