#11 - The Truth

572 23 1
                                    

10 tahun yang lalu.

Wanita itu seorang mahasiswa yang sangat menonjol, sangat pintar di akademis, asisten dosen dan wajahnya cantik. Sejak pertama kali masuk di kalangan mahasiswa intelek ini, aku sudah memperhatikan kharismanya yang entah mengapa sangat mengusik diriku.

Berbeda dengannya, aku bukan mahasiswa yang pintar. Aku hanya mahasiswa yang malas belajar, lulus pas-pasan dan masuk ke sini karena terjebak paksaan dari ayahku yang sering sakit-sakitan, Hendrawan Arganta. Ayahku ingin sekali memiliki anak seorang dokter. Aku sangat menyayangi ayah ku, sehingga aku pun menuruti permintaan nya. Meskipun otak ku pas-pasan, nilai plus dari diriku adalah wajahku sangatlah tampan. Sehingga aku menjadi salah satu pria idola di kampus ini. Kecuali wanita itu, semua orang menggila'i aku.

Aku dengar dia adalah anak yatim  piatu, dia berkuliah di kampus bergengsi ini karena beasiswa yang dia dapat karena kecerdasannya itu. But who's care, aku sangat suka dengan paras manisnya itu.

*

"Nama kamu Kania?"

"Iya," hanya jawaban singkat yang keluar dari bibir tipis wanita didepanku ini. Dia masih sibuk membereskan laptop dan print out yang berserakan di meja, setelah kuliah umum Prof. Adrian. Kania adalah asdos favorite Prof. Adrian karena kecekatannya dalam bekerja.

"Kamu ga kenal sama aku?" tanyaku lagi, sambil mendekatkan wajahku kearahnya.

Sepasang bola mata berwarna hitam melebar seketika dan berubah memandangku kesal.

"Aku ga kenal sama kamu." bentaknya sambil meninggalkan aku begitu saja.

Aku hanya bisa menghela nafas panjang.

'Kenapa wanita ini susah sekali di dekati!'

*

Present

Tidak ada raut kemarahan di wajah dr. Keenan, dia hanya menunggu jawaban dariku dengan penasaran.

"Semalam aku memang bersamanya dok," jawabku ragu.

"Tapi pagi ini dia sudah menghilang," lanjutku lagi sambil mengangkat bahu.

"Mungkin Kania sudah tidak ingin lagi bertemu denganmu," dr. Keenan menepuk pundak ku pelan dan berlalu meninggalkan ku.

"Tapi aku sangat ingin memperbaiki hubungan kami.." ujarku pelan.

dr. Keenan menghentikan langkahnya dan berbalik menatapku tajam.

"Apa maksudmu, dr. Rey?"

"Apa dokter punya waktu? Aku akan mengatakan semuanya," pintaku dan memandangnya dengan yakin," Dan yang sejujurnya."

"Baiklah, ayo ke ruanganku sekarang."

*

"Kami menikah setelah kami lulus dari FKUI, tepatnya, aku melarikan diri dari ibu ku saat ayahku sakit keras..." Reynand memulai ceritanya, dari wajahnya tampak sekali kegelisahan yang nyata.

"Tapi aku bukan anak yang durhaka, aku sungguh sangat mencintai Kania, dan ibu ku menolak keras hubungan kami. Ibu akan terus menjauhkan diri ku dan Kania dengan berbagai cara, karena itu lah, lebih baik aku membawanya lari bersama ku."

Cerita Reynand terhenti sejenak.  Keenan masih duduk dengan tenang di seberang meja. Meskipun Keenan sudah banyak mendengar cerita dari Kania tentang mantan suami nya, saat ini Keenan mulai merasa kalau Reynand bukan lelaki brengsek seperti dugaannya dulu.

"Hingga pada saat hari itu.." Reynand menghela nafas panjang," Usai pemakaman ayah, saat wasiat dibacakan.. Kania mendapat 40% dari seluruh aset kekayaan keluarga Arganta. Ibu sangat terkejut dan memandangku dengan wajah penuh amarah. Saat itu Kania tidak ada bersama ku, aku meminta nya menunggu ku di bandara, setelah pemakaman ayah, kami akan pergi jauh ke Amerika bersama, pergi jauh dari keluarga ku dan dari kejaran orang-orang suruhan ibu ku yang sudah beberapa kali ingin mencelaka'i Kania di rumah kontrakan kami. Pengacara itu memberikan sepucuk surat untuk ku, dengan jelas aku mengenali tulisan ayahku sendiri.."

"Di surat itu, ayah menceritakan kalau Kania adalah anak kandung nya dari perempuan cinta pertama nya dulu..."

*
Author's note
Aku bener-bener minta maaf untuk update cerita yang sangat lama. Terima kasih sudah setia membaca dan menunggu cerita dari penulis 'newbie' seperti aku ini. *warm hug*

-Henbaby

QUARRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang