#14 - Issue

275 13 0
                                    

Reynand memejamkan matanya.

'Katakan kalau ini hanya mimpi burukku saja' gumam Rey didalam hatinya.

Seluruh pegawai di Divisi ini membicarakannya. Tidak hanya para staf, tapi beberapa Konsulen, Residen Kadiologi - terutama teman-teman wanita di kelompoknya - membicarakan pernikahan sialan itu.

Ya, Dokter Keenan akan menikahi Kania. Mantan istrinya.

Rey berjalan dengan cepat melewati meja bundar besar itu, tempat mereka (Residen) biasa melakukan Morning Report setiap paginya. Beruntungnya, bukan Rey yang bertugas mempresentasikan kasus pasien yang angkat menjadi topik pagi ini, namun dr. Via, teman satu kelompoknya. Sehingga dia berpikir untuk kabur dari ruangan ini secepat mungkin.

Rey membuka pintu untuk segera keluar dari ruangan itu, namun langkahnya terhenti ketika tubuhnya bertabrakan dengan seseorang.

Dokter Keenan berdiri didepannya. Keenan menatap Rey dengan ekspresi yang menurut Rey terlalu santai setelah kehebohan yang telah terjadi pagi ini.

"Dokter Rey. Whats going on?"

"Oh maafkan saya dok," Rey menjawab dengan sopan, dia masih bisa mengendalikan emosinya. Karena dia sadar, di sini, Keenan adalah Supervisornya.

"Saya berencana ke kamar kecil, namun tidak jadi,"

"Saya akan kembali ke tempat duduk saya," lanjut Rey kemudian berjalan kembali mengitari meja pertemuan dan duduk di salah satu kursi kosong.

Persis di sebelah kursi yang Keenan tempati kemudian.

'Damn!' Gerutu Rey dalam hati.

Selama 2 jam kemudian, Rey terjebak Morning Report bersama Keenan. Pria yang akan menikahi mantan istrinya.

*

Keenan masuk ke dalam mobilnya dan menyampirkan jas dokter yang dia bawa ditangankan pada jok kemudi. Setelah menyalakan mesin mobil, Keenan mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya.

Tidak ada balasan pesan dari Kania, wanita-nya.

Keenan masih mengingat dengan baik bagaimana ekspresi Reynand ketika mereka melakukan Morning Report tadi pagi. Ekspresi pria itu seperti akan menelan Keenan hidup-hidup. Keenan hanya bisa menggelengkan kepala dan tersenyum miring.

How funny this life, everything was happened is beyond their control. God does it.

Keenan menjalankan mobilnya untuk menjemput Kania di apartemennya. Dia akan mengajak Kania untuk makan siang bersama.

*

"Are you happy?" Keenan mencoba untuk membuyarkan lamunan wanita yang duduk di jok penumpang mobilnya.

She used blue dress and how it looks beautiful with her.

Kania menoleh dan menatap Keenan dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Namun kemudian, wanita itu tersenyum.

"Thank you."

"Karena sudah menyelamatkan ku untuk kedua kalinya, Keenan."

And then, She's kissing him. When the traffic light is red.



(TBC)

QUARRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang