Mungkin kalau kita mulai diperhatiin seseorang, apalagi seseorang itu dikagumi banyak orang, kita akan kemakan terus sama setiap omongan yang diucapkannya. Kita juga akan terpengaruh terus sama setiap kebiasaan yang dimilikinya. Begitu pula gue.
Kak Marko itu selalu rapi dan wangi, jadi kalau gue sering banget ketemu dia, akhirnya gue lama-lama jadi risih juga kalau nggak ikutan rapi dan wangi. Maka sekarang tiap hari sebelum berangkat sekolah, gue semprot dulu sekujur tubuh gue pakai parfum mama. Sampai-sampai mama kemarin bertanya,"Kok parfum mama cepet habis sih? Padahal baru beli seminggu lalu?" Dan gue jawab,"Tutup botolnya nggak kenceng kali, Ma. Jadi menguap!"
Trus suatu kali, Kak Marko pernah bilang, kalau dia suka banget sama Angelina Jolie. Bukan karena aktingnya yang menawan dalam film Tom Raider yang kondang itu. Katanya, yang paling menarik dari Angelina Jolie itu bibirnya yang seksi dan selalu basah walau tidak pakai lipstick. Akhirnya gue niat banget beli lips balm di minimarket dan memakainya setiap berangkat sekolah. Biar bibir gue juga kinclong kayak bibir Angelina Jolie.
"Net, kamu akhir-akhir ini berubah banyak! Nyadar nggak sih kamu?" Keluh Golan suatu kali.
"Berubah gimana?"
"Kamu jadi wangi banget! Gila! Pusing aku deket-deket sama kamu. Udah gitu, itu bibirmu kenapa sekarang kalau berangkat sekolah jadi berminyak kayak habis makan gorengan gitu? Kuku panjang-panjang, kayak nenek sihir. Dikasih warna kayak stabilo. Belum lagi rambut diawur-awur nggak pernah diikat lagi. Kamu kenapa sih? Aneh."
"Ya bagus dong, Go. Berarti gue ada kemajuan. Mulai jadi 11-12 sama Kak Audrey, kakak kelas XI IPS yang seksi bohai idola lu itu!"
"Hah, jadi aneh, tau."
"Tambah cantik dan modis malah dibilang aneh. Lu kali yang aneh!"
"Di matamu kan aku selalu aneh."
"Apaan sih lu? Bapernya mulai"
"Dan kenapa kamu sekarang jadi jarang ke loteng? Padahal udah aku panggil-panggil lewat Line."
"Kan udah pernah gue bilang, PR banyak, ulangan hampir tiap hari."
"Sesibuk itu sampai sekedar baca Line dariku nggak sempat? Biasanya kamu cepet banget balas pesan-pesan dariku. Nggak kayak sekarang."
"Udah napa, Go.""Hemm, kamu berubah banyak, Net. Nggak kayak dulu."
"Ya lagian kenapa sih kalau gue berubah? Salah? Ngerugiin lu? Enggak kan?"
"Kamu nggak ngerti, atau belum ngerti kali ya. Ya udah lah. Nggak usah dibahas. Lupain aja."
"Go! Lu aneh banget! Sensi! Udah kayak cewek lagi menstruasi aja lu!" Golan hanya diam. Dan sejak saat itu dia jadi lebih banyak diam. Di mana-mana, dengan siapapun, selama ini Golan memang jarang ngomong. Dia baru banyak ocehannya kalau deket sama gue. Dengan ayahnya, ibunya, dan Bang Gibran aja dia nggak secerewet kalau lagi ngobrol sama gue. Golan jadi pendiam lagi seperti waktu gue lihat pertama kali di kelas 2 SD dulu. Apa sih salah gue? Nggak ngerti deh gue!
*
Pulang sekolah, gue sengaja ke halte depan sekolah duluan buat nunggu Bang Gibran. Nggak nungguin Golan dulu seperti biasanya. Dalam dua hari ini dia diem mulu. Gue juga jadi males ngedeketin dia. Ngambek mulu! Biarin aja! Ntar kalau udah mulai butuh kan juga baik sendiri. Lihat aja ntar!
"Neta....." Aih, Kak Marko lagi. Dengan sepeda motor gedenya.
"Iya, Kak."
"Pulang naik apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerlip di Langit
Teen FictionPersahabatan antara 2 anak SMA, Golan dan Neta. Mereka sejak kecil sudah bersama. Melalui suka duka dalam pertumbuhan mereka memasuki masa remaja. Saling menyayangi, saling menjaga, dan saling melndungi menjadi roh mereka dalam menjalin sebuah persa...