BADAI JUPITER

101 5 0
                                    



Entahlah. Gue pernah terkagum-kagum sama Kak Marko. Lalu jadi kesel sama dia gara-gara nggak menghargai Golan. Lalu, sejak gue nebeng dia sepulang sekolah, perasaan gue jadi berubah lagi. Gue udah pernah nebeng dia dua kali. Waktu kesel sama Golan dan waktu Golan nggak masuk karena alergi udang. Setelah itu nggak pernah lagi. Gue pulang bareng Golan dan bang Gibran lagi. Mama nggak ngebolehin gue pulang bareng orang lain. Harus bareng Golan.

Kalau dia nawarin pulang bareng, gue jawab lain kali aja kalau gue pas butuh. "Ya dah, gue bersedia jadi ojek lu kapan saja." Katanya. Dan waktu gue dianterin pulang itu, gue lupa bilang terimakasih. Sampai dia tanya,"Kamu nggak nawarin aku mampir atau minum dulu?" Lalu gue jawab,"Nggak ah. Besok aja uang bensinnya gue ganti!" Dia cuma nyengir. Geleng-geleng. Sejak saat itu kami jadi lebih terbuka. Dia mulai pakai istilah lu-gue kalau ngobrol.

Dia sebenarnya punya sisi baik. Dia penyabar. Apalagi ngadepin gue yang nggak pernah punya rasa hormat sama dirinya. Kami jadi ngobrol lagi. Line yang sempat gue blokir, dia add lagi. Dia mulai curhat-curhat tentang hidupnya. Tau deh, itu cuma modus atau beneran. Bodo amat lah.

"Net, kalau lu jadi gue, apa yang harus lu lakukan?"

"Emang kenapa, Kak? Untung gue nggak jadi lu, Kak."

"Mama gue nyuruh gue berhenti main band."

"Ha? Alasannya apa?"

"Bentar lagi UN. Gue disuruh fokus belajar aja. Biar lolos masuk perguruan tinggi negri favorit."

"Ya berarti mama kakak bener dong."

"Tapi gue udah terlanjur cinta sama band gue."

"Ya latihan band nya istirahat dulu lah, Kak. Habis UN baru digeber lagi. Belum laku manggung juga kan band nya?"

"Jahat lu!"

"Lu yang jahat, Kak! Tengah malem ngajak curhat. Udah ah, gue mau tidur! Jangan ganggu gue lagi! Bisa bengeb ntar mata gue kurang tidur. Cantik gue bisa ilang."

"Biar bengeb lu tetep cantik, Net."

"Bodo! Mo tidur gue."

"Tapi gue nggak bisa tidur, Net."

"Bodo amat ah!"

"Neta...." Nggak gue balas lagi. Habisnya curhatannya nggak berbobot. Masalah gitu aja dicurhatin ke orang lain. Manja banget! Ogah ah ngedengerinnya!

*

Di sekolahan sih Kak Marko tetep tampak cool, berkharisma, murah senyum dan jadi pujaan banyak cewek di tiap tikungan. Tapi entahlah, begitu ketemu gue dia berubah. Jadi kayak memble dan manja banget.

"Net, gue lagi males pulang ke rumah." Dia udah nongol di depan pintu rumah gue. Masih pakai seragam sekolah.

"Lu kenapa, Kak?"

"Gue main di rumah lu sampai sore aja ya?"

"Eh, enak aja! Gue kan musti bobok siang, musti belajar! Ogah, ogah! Nggak boleh!"

"Please, Net...." Mukanya memelas. "Gue hanya butuh teman."

"Temen-temen ngeband kakak kemana?"

"Ah, mereka nggak ngertiin gue."

"Kan gue juga nggak ngertiin kakak?"

"Setidaknya dekat sama lu hati gue jadi adem."

"Enak aja! Emang gue obat turun panas apa?"

Kerlip di LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang