.DELAPANBELAS.
Ceprettt
"Akhhh" sialan kenapa pake di tampar segala sih. Batinku.
"Nggak kurang keras bund?" tanyaku. Yang di balas dengan kekeuhannya. Sialan.
"Udah lama bunda gk aniaya kamu dit haha" ucpnya tertawa, sebahagia itukah? Ya allah.
"Ishh bund. Ladit cape mau kekamar ini badan ladit rasanya euhhh" ucapku sambil merenggangkan tanganku ke atas.
"Eitss gk gk gk. Sekarang kamu duduk dan jelasin semuanya"
"Besok aja bun" ucapku memelas.
"Sekarang sayang" balas bundaku dengan suara yang lembut sembari menepuk nepuk sofa yanga ada di sebelahnya.
Dengan langkah malas aku langsung duduk di sisi bunda dan. Mengalir semua cerita yang sudah terjadi tadi. Dan gk ketinggalan pas si Rara di turunin di pesisian jalan.
"Kamu ini gimana sih dit. Kenapa di tinggalin coba raranya? Pantes aja dia nyuruh temen kamu itu untuk mengajaknya ke jalan. Karna dia sepi gk ada temen dan kamu ish.. Ish.. Ish.." ucapnya yang sebenernya nggak aku mengerti karena rasa kantuk yang sudah melanda dari tadi. Seketiaka aku langsung menutup mataku dan menyenderkan kepalaku di punggungan sofa. Tanpa tau kelanjutan cerita dari bunda.
Sumpah bukan niat nggak dengerin omongannya tapi kantukku lebih menguasai tubuhku.
~
"Ra lo ma kemana? Tunggu in gue dulu napa?" ucapku sambil terus meronta ronta tangan si Rara yang berlari menghindarinya.
Aneh juga sih sikapnya, tadi pagi kan dia masih baik lah terus sekarang kenapa dia?.
"Ish apaan sih lo jangan pegang pegang deuh!" ucapnya penuh penekanan dan menghempaskan tangannya yang di genggap oleh tanganku .
"Tapi kenapa? Lo kenapa hah?"
"Masih ya lo tanya gue kenapa, mikir dong pake otak " apa sih maksudnya emang gue ada salah? Malahan tadi pagi aku kena tanpar bunda gara gara ngebelain dia, tapi bukan kata terimakasih yang di dapat malah di hindarin yang kena.
"Apaan sih lo kacaw, gue kaga ngerti"
"Ya udah kalo gk ngerti" ucapnya menghentakkan sebelah kakinya kelantai, dan berbalik pergi meninggalkan ku.
Dan aku hanya melongo melihatnya pergi begitu sajah, emang kenapa? Ada yang salah ama gue? Apa argghh mumet dah gue mikirinya.
"Kak" ucap seseorang yang tiba tiba datang di hadapanku dan memberikan sepucuk kertas, aku langsung menegrutkan kedua alisku.
"Apaan nih...." lantas aku melihat bet tingkatnya. Oh kelas 10, pikirku. "De?" lanjutku.
"Eum... Euhh... It...itu..eum" aku langsung ambil aja tuh kertas. Bosen gue nunggu ngomong aja lama.
"Ini buat gue?" tanyaku yang kulihat wanita itu langsung mendongakkan kepalanya yang sedari tadi di tekuknya.
Manis, batinku. Tapi lebih manisan si Rara walaupun galak,hihi.
"Hallo..." ucapku sambil mengangkat tanganku dan melambai lambaikan tanganku di hadapannya.
Anih nih bocah di tanya malah senyam senyum sendiri, batinku yang langsung pergi meninggalkan gadis ini sendirian.
"K kak jangan lupa di baca ya!" teriak seseorang di belakangku, buset nggak nyangka suaranya melingking anjing haha.
Aku langsung mengangkat jempolku kebelakang dan terus berjalan ke arah kelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
A' Little Girl
Ficção AdolescenteBELUM SELESAI -------------------- Mengapa sikapnya sangat berbeda terhadapku? Sungguh kadang itu membuatku bingung. Aurl~ Sikapku berbeda hanya kepada orang yang kusayang. Laditt~ [17++]