.DUAPULUHTIGA.
"A.apaan sih dit" kataku dengan gugup sambil memalingkan mukaku, yang sangat dekat dengan mukanya.
"Ra plish jangan kaya gini" ucapnya. Yang langsung membuatku mendongakan kepalaki. Aku Langsung menatap ke manik matanya.
Aku langsung berdiri setelah tadi dia berkata begitu.
"Kaya gini gimana huh?" ucapku sambil melihat manik mata si laditt yang masih terduduk di hadapanku.
"Plish" ucapnya lagi sambil berdiri dan mencoba mengambil kedua tanganku, tapi tidak berhasil karna aku menolak.
Aku langsung melingkarkan kedua tanganku di dada dan memalingkan mukaku.
"Raaa"
"Shut up laditt, dieum! Gue bingung ama elo. Dari kemarin lo terus aja minta maaf ama gue, minta maaf tanpa tau kesalahan lo dulu. Gue muak dengernya juga ladit. Sekarang gue minta pulang!" ucapku menggebu ggebu. Kenapa si laditt jadi nggak peka banget? Betinku.
"Ra tolong, sebutin apa kesalahan gue?" tanyanya, aku langsung memutar bola mataku jengah. "Raaaa" lanjut nya lagi. Aku masih berdiri di hadapannya tanpa ada niat untuk membalas pertannya.
"Argghhtttt" ucapnya langsung mengusap kasar rambutnya.
"Auriliya Azzahra" teriaknya yang sontak membuatku terkaget dan melihatnnya langsung. Ku lihat dia memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya kasar. Aku yang melihatnya langsung menundukan kepalaku.
"Lo" tunjuknya dengan kasar menunjuk mukaku dengan telunjuknya, aku yang mendapatkan perlakuan yang menurutku kasar ini langsung mendongakan mukaku dan sedikit menundukkan kepalaku lagi. Lindungi aku ya tuhan . batinku.
"Coba bilang salah aku apa huh?" lanjutnya lagi dengan lembut sambil mengelus pipiku yang entah mengapa sudah basah. Aku langsung mendongakan kepalaku menatap manik matanya ku rasakan sentuhan jemari si ladit di pipiku, mungkin menghapus jejak air mataku. Batinku lagi.
"Hmmm" dehemanya membuatku menceritakan semuannya yang kemarin pagi aku lihat.
Setelah menceritakan semuanya, ku lihat raut muka si ladit yang biasa saja, dan mungkin juga bisa di bilang raut wajahnya yang sedang menahan tawanya.
Aku langsung mengernyit bingung, kenapa dia malah tertawa. Bukanya menjelaskan semuany?!.
Aku langsung menghempaskan tangannya dari pipiku dan langsung memebelakangi si ladit. Marah.
"Jangan marah dong ra" bujuknya.
"Apaan sih!"
"Jutek amat" ucapnya memegang pundaku dan memutarkannya berhadapan dengan siladit.
Aju yang dapat perlakuan seperti itu lagi lagi harus menahan napas ku. Kalian tau aku pas mebalikan tubuhku hal yang pertama aku lihat adalah leher siladit, ya lehernya yang menurutku sangat dekat dengan mukaku.
"Buang napas aurl"
"Huhhhhh" ucapku seketika yang mampu membuat si laditt terkekeh, aku hanya mendelikan mataku ke arahnya.
Hap
Lagi dan lagih si laditt membuatku menahan napas lagi.dia membawaku terduduk lagi di atas pangkuannya.
"Ladit kalo mau duduk ngomong dulu" prootesku sambil memberontak untuk bisa terlepas dari jeratan si ladit.
"Males ah enakan juga kaya ginih" ucapnya sambil terus memper sempit jarak di antara kami.
"La ladit gu gue duduk nya nggak di pangkuan lo juga kali" ucpku dengan tergagap bodoh.
"Emang kenapa huh?" ucapnya yang terus memperdekat jarak di antara kami, hingga hembusan napas si ladit mulai terasa lagi di kulit pipiku. Seketika aku langsung menahan napas ku lagi. Ya tuhan kenapa se harian ini aku sering menahan napas.
"La laditt"
"Hmmm" dengan paraunya.
"El lo mau ngapain huh?" ucapku yang melihat wajah si ladit semakin maju ke arah wajahku dan
Hap
Aku langsung tercengang setelah tau maksud si laditt, setelah si ladit mempermainkan getaran jantung ini. Di memelukku ya memeluku dengan erat sangat erat.
"Laditt" sambil terus mberontak.
"Laditt ih" ucapku manja dengan terus memberontak.
"Dieum sayang" ucapnya yang langsung membuatku terdiam dan tiba tiba
"Kalian berdua!" ucap seseorang dari luar dan terdengar pintu yang terbuka lalu tertutup.
Aku yang mendengarnya langsung melepaskan pelukanku, berdiri dan akhirnya menatap siladitt takut.
"Ditt" ucaoku yang melihat si ladit juga berdiri, dan langsung mengelus rambutku dan menyelipkan nya di belakang daun telingaku.
"Udah tenang aja itu hanya lah mereka" mereka? Meraka maksudnya?
"Si aldo ema deni andre" ucapnya seakan tau semua pertanyyan yang ada di benatku.
"Kalian berdua!" lanjut seseorang yang langsung mengarah ke arah kami.
"Deni?" ucapku sambil mengernyitkan alisku.
"Yapsss!" ucapnya lagi sambil terduduk di lantai dan memainkan stik game dan memainkan nya.
"Oey" ucap suara cewe yang sedang memegang pundakku, seketika aku langsung menoleh dan
"Em ema?"
"Huh elo itu yahhh" ucaonya langsung menjewer telingaku dan terduduk di sofa.
"Ada yang lapar?" lanjut si aldo dan si andree. Paas banget! Batinkuu...
.
"Ahh kenyangnya" ucap si andre sambil merentangkan kedua tangannya.
"Dah apaalah lo babi ngambil jatah gue" balas si andre sinis.
"Dih apaan sih lo beb sensian banget. Lagian abang ngambil jatah eneng itu biar eneng diet nya sukses. Biar nggak kegendutan nantinya" yang langsung membuatku dan semuanya cengo melihat ke si deni. Oh tuhan kenapa ni anak lebay banget?!.
"Anjing najissss" sergah si andre. Ya begitulah acara makan makan kami di penuhi dengan tawa.
"Eh btw enyway yah, kalian ko bisa ada di sini sih?" tanyaku. Kepada mereka.
"Terus elo ngapain disini?" tanya si deni. Aku langsung memutar bola mataku.
"Ha, lo ya den kaya yang kaga tau aja" ucap si aldo, dan si deni langsung terkekeh.
"Jangan bilang kalian mabal" tinjuku ke arah mereka.
"Yaps beby lo memang the best kalo masalah nebak menebak" balas si ema yang langsung memelototkan kedua metaku.
"Ke kenapa?"
"Eum kenapa ya?"
"Ah udah lah aurl lo mendingan ke halaman belakang gih, kasih ini ama si ladit" ucap si andre menyuruhku.
"Lah emang si laditt belum maeum?" tanyaku sambil mengacungkan sebungkus nasi di udara.
"Yaks lo emang bego ya, si laditt kan kga ikut makan" eh iya deng, haha kenapa aku jadi bego kaya begonoh?.
Aku langsung menganggu kan kepalaku dan langsung menuju halaman belakang, dan sebelum itu aku sudah mengambil piring sendok beserta air untuk si ladit, perfeck kan aku? Haha

KAMU SEDANG MEMBACA
A' Little Girl
Fiksi RemajaBELUM SELESAI -------------------- Mengapa sikapnya sangat berbeda terhadapku? Sungguh kadang itu membuatku bingung. Aurl~ Sikapku berbeda hanya kepada orang yang kusayang. Laditt~ [17++]