.DUAPULUHDUA.
Aku langsung cengo di buatnya, kenapa sekarang aku yang ngerasa di anggurin? Aku yang ngerasa di marahin? Aku yang merasa di hindarin? Bukannya ke balik? Dan karna apa juga dia begitu?
Aku terus mendengus kesal, kalian bayangin aja setelah kami sampai ke rumah, tanpa kata tanpa apa dia main nyeloncong aja masuk ke rumah dan kalian tau aku masih cengo di atas motor si ladit, sendiri. Oh tuhan kenapa anak ini labil sekali?
"Assalamualaikum" ucapku sambil menutup pintu. Tak ada yang menjawab, tumben? Batinku.
Setelah merasa semuanya sepi aku langsung pergi ke kamar dan merenung, entahlah yang penting sekarang aku lagi bingung. Ya bingung pokoknya titik.
.
"Pagi bun" ucapku sambil mencium kedua pipi bunda lintang yang sudah stay di meja makan, ku lirik si ladit yang sempat memperhatikanku tadi tapi, hey! Lihat dia sekarang seperti acuh begitu.
"Pagi sayang ayo duduk sarapan dulu" aku langsung tersenyum menanggapinya. Setelah itu aku masih melirik ke arah si ladit.
"Pagi ditt?" tanya ku sedikit kikuk.
"Hmmm" balasnya, what? Nyebelin banget ni orang! Aku udah mau damai ama dia eh dia nya malah ngiibarin bendera perang, sialan!
"Aish, ayo cepat sarapannya jangan pada bengong mulu. Nanti kalian bisa telat sekolah" perasaan kami selalu telat . batinku menanggapi ucapan bunda lintang haha
"Iya bun" cicitku yang langsung mengambil sehelai roti dan slay kacang, entahlah pagi ini aku lagi gk mood makan coklat hehe.
"Aku berangkat dulu ya bun" ucapku setelah semuanya selesai, aku langsung mencium punggung tangan bunga lintang, yang di ikuti tentunya oleh si ladit.
"Iya hati hati" ucapnya setelah kami mulai berangkat.
Sepi seperti biasa. Ini sebenar nya siapa yang lagi marah sih? Bingung! Kan dia yang buat kesalahan kemaren iya kan? Dan terus dia juga marahnya kenapa juga? Aku kan gk ngelakuin apa apa, dan lagi aku nggak punya temen cowo ini.
Temen cowo, hmmm temen cowo ya! Andrew! Sontaku yang sedikit limbung di atas motornya si ladit, hingga kurasakan motor si laditt terkecoh sedikit karna ulah bukan ulah tapi keterkagetanku.
"Maaf" cicit ku, setelah melihat raut muka si laditt yang tetera di spion tidak mengenakan, dan tak ada jawaban.
Andrew, kenapa tiba tiba aku inget ama tuh bocah? Apa jangan jangan..... Si laditt bt ama si nadrew? Seriously? Kalo iya si laditt bener bener pe'ak.
Eh tapi, si ladit juga gk mungkin semarah ini, aish kenapa ngebingungin kaya gini sih? Arghtt sialan. Okey kalian boleh mengejekku pelupa atau otakku tak cukup bisa menampung file file yang baru.
Tapi, wait! Setelah ku lirik kiri kanan kenapa jalan nya berbeda? Hey ini bukan jalan menuju sekolah! Mau di bawa kemana aku? Aku langsung menghayal yang tidak tidak hingga tak sadar motor sudah berhenti dari tadi.
"Turun" ucapnya dingin. Omaygot kalau udah kaya gini bisa mati aku.
Aku langsung turun dari motor dan langsung melihat ke arah depanku, sebuah rumah minimalis, nggak terlalu gede dan juga seperti kost kostan tapi ini bukan kost kostan ini rumah.
Aku langsung membuntuti si ladit dari belakang, aku langsung membelalakkan mataku setelah melihat si ladit mengambil kunci dan membuka pintu rumah ini. Apakah si ladit salah satu oknum perampokan? Batinku mulai nggak waras.
"Masuk" dan lagi lagi itu membuatku tersadar dari khayalanku. Tanpa ragu aku langsung memasuki rumah ini, dan terdengar suara pintu tertutup yang tentunya oleh si ladit.
KAMU SEDANG MEMBACA
A' Little Girl
Teen FictionBELUM SELESAI -------------------- Mengapa sikapnya sangat berbeda terhadapku? Sungguh kadang itu membuatku bingung. Aurl~ Sikapku berbeda hanya kepada orang yang kusayang. Laditt~ [17++]