Snowflake Winter (Part 1)

186 21 10
                                    


Nurwahidah Bi

Genre: -Mari kita sebut Romance- kkkk :p

***


Gadis berwajah pucat duduk sendiri di kamarnya, menandakan betapa nyamannya perempuan itu berada di sana. Dia membaca huruf perkata dalam lembaran surat berwarna putih, dari balik jendela dedaunan yang berguguran di musim gugur menandakan musim dingin semakin dekat dan mimpinya untuk bertemu sang penakluk benar-benar hanya dalam mimpi.

Beberapa bulan ini, Kim Ah Ra selalu mendapat hadiah dan surat dari penggemarnya. Hal ini membuatnya bisa merasakan bagaimana rasa dipedulikan.

***

Sebulan pun berlalu, pagi itu jalanan terlihat begitu kosong hanya ada seorang perempuan yang berada di seberang jalanan. Perempuan berjaket tebal itu adalah Ah Ra, dia terlihat aneh. Di tengah pagi yang berembun, dia tampak berbicara seorang diri.

"Kau! Kenapa baru datang sih! Aku dan Ribon hampir saja membeku?" ocehnya tak karuan, saat melihat perempuan yang datang berlari kecil sambil terengah-engah.

Ah Ra terus menerus meniupi telapak tangannya dan menyentuhkan ke dadanya sambil mengomeli rekan yang datang terlambat itu.

Ia berjalan mendahului sahabat sekampus yang bernama Soo Na dan tak lupa menyelipkan kucing kecilnya ke dalam jaket, untuk menambahkan kehangatan bagi kucing berwarna putih-oranye itu.

Mereka berdua pergi menuju pelabuhan, satu hal yang masih belum bisa dimengerti oleh Soo Na. Untuk apa di pagi buta yang dingin ini, mereka harus datang ke pelabuhan?
Penginapan mereka memang tak jauh dari pelabuhan yang memungkinkan mereka untuk berjalan kaki menuju pelabuhan.

Jam tangan biru di tangan kiri Soo Na terlihat berembun, saat dia mencoba untuk melirik jam berapa sekarang. Berjalan hampir 20 menit mereka tiba di pasar Jagalchi yang tak jauh dari tepi pelabuhan.

Tanpa berbasa-basi perempuan manis itu lekas menemui seorang pria tua yang tengah menjagal ikan segar dan baru saja diambil dari laut.

"Ini nona, kirimannya sudah datang ...," ucap pria itu memberikan bungkusan dan seonggok daging ikan kepada Ah Ra, melihatnya Soo Na hanya terdiam menahan dingin.

***

Selama di perjalanan pulang, kembali Soo Na mempertanyakan tentang apa yang diambilnya dari tukang ikan itu.

"Akhir-akhir ini aku sering mendapatkan surat dan hadiah dari orang yang tak kukenal, bahkan Ribon-ku pun selalu mendapatkan sepotong ikan! Gratis!" terangnya seraya menatap bungkusan itu.

"Mungkin saja, ada penjual ikan yang coba mengiklankan ikannya lewat surat cinta! Hahah ...," tawa Soo Na menyindir, membuat Ah Ra membalas tawanya saat mendengar celotehan itu. "Lagipula, siapa yang membawa kucing peliharaannya ke mana-mana? Kau benar-benar aneh." Ah Ra terdiam mendengar lanjutan si penggerutu itu.

Saat tiba di penginapan mereka, Ah Ra lekas menuju ke kamar dan tak sabar lagi untuk membuka bungkusan itu.

Kali ini apalagi? Pasalnya sudah hampir 10 hari berada di Busan, orang itu hanya meninggalkan sebuah nickname di sudut surat. Ternyata bungkusan itu berisi sebuah gantungan kecil berbentuk kepingan salju beserta surat kecil yang lucu.

Ah Ra memasukkan kalung itu ke dalam tempat biasa menyimpan barang-barang pemberian orang misterius itu, yang sudah dikumpulkannya sejak berada di Seoul.

Satu untuk Semua (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang