The Healer ⭐

90 10 4
                                    

Nurwahidah Bi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nurwahidah Bi

Genre: Fantasy

***

Nyala redup lilin kecil dari kamar kumuh memperlihatkan sosok cantik yang disebut keindahan, dua bulan sudah Putri Angelina diculik dan sekarang hidupnya benar-benar akan berakhir.

Nenek bertongkat datang memberi gaun berlumut padanya, awalnya ia menolak. Tapi, karena rasa takut yang lebih banyak dari rasa jijiknya membuat dia tetap mengenakan gaun itu. Para penyihir mendandaninya hingga kecantikannya kembali memancar di balik wajah yang pucat, Angelina melihat cermin usang, tak banyak kata dari bibirnya karena kematian sudah ada di depannya.

"Beri kami waktu!" pinta pimpinan penyihir. Dia menggenggam tangan Angelina dan menatapnya dengan tatapan yang mengerikan sambil berucap ringan, "Apa kau takut tuan putri? Dua jam lagi, sebentar lagi. Aku ingin kau mempersiapkan hatimu untukku." Napas Angelina saling memburu. Ia menatap takut dan mencoba memalingkan wajah kecilnya dari penyihir itu.

Angelina terduduk lemas setelah penyihir itu pergi, Angelina menatap pintu tak keruan, nyanyian para serigala pun menambah ketakutan.

Brraaak...!

Seorang pria yang selalu memberinya makan datang menghampiri.

"Aku akan menjadi makan malam hari ini, lalu apa gunanya bila aku harus memakannya!" ucap Angelina gelisah.

"Aku mohon makanlah!" bujuknya. "Cepatlah waktumu tidak banyak!" Angelina pun memakan makanan yang dibawakan pria itu tanpa tahu apapun.

Sesaat setelah memakannya Angelina mulai merasa mual, matanya berkunang, Angelina meremas baju yang dipakai dan mulai terasa sesak. Napasnya tersengal, terlalu sakit untuk menghirup udara malam yang beku.

Pria itu berteriak meminta tolong. Mendengarnya, para penyihir segera berlarian masuk ke dalam. Betapa terkejut mereka saat melihat Angelina terkapar lemas tak berdaya dan mengeluarkan cairan berwarna merah dari mulutnya. Mirranda sang pemimpin, panik melihatnya dan lekas memeluk Angelina. Namun, seketika itu juga Angelina menutup mata dan berhenti bernapas, melihat itu Mirranda berteriak histeris menatap pria pembawa makanan.

"Apa yang sudah kau lakukan? Tadi dia baik-baik saja!"

"Aku tidak tahu nyonya, ketika aku tiba dia sudah seperti ini!"

"Bagaimana ini Mirranda? Bulan purnamanya... Bulan purnama!"

"Diam kau! Buang dia! Segera cari gadis lain untuk menggantikannya! Cepatlah waktu kita tidak banyak!" serunya berteriak kesal. "Kau! Urusi dia!"

"Baik Nyonya," jawab pria itu mengangkat tubuh lunglai Angelina dan membawanya pergi ke tempat yang tak diketahui para penyihir.

Sejurus kemudian pria itu mengeluarkan sebotol cairan berwarna merah darah dan meminumkannya kepada Angelina.

Satu untuk Semua (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang