Bukan Tentangnya

52 11 4
                                    

Nurwahidah Bi

Genre: Komedi (???)

***

Fajar yang menyingsing, membuat hati merasa asing akan satu hal yang mulai penting, biasan cahaya yang melewati pepohonan yang tinggi membuat pagi itu menjadi begitu indah. Aku duduk sendiri di atas sebuah batu di pagi itu, semalam terpaksa kami menginap di tempat ini karena mobil yang kami tumpangi mogok tak jelas. Aku menatap seseorang dalam-dalam dan hanya melihatnya dari sini, dia tampak menawan senyumannya pun menciptakan sajak tak beraturan di benakku.

Aku terus memperhatikannya dan tersentak saat melihat dia terluka terkena goresan alat yang digunakan untuk mengobati mobil kami. Ingin rasanya berlari ke arahnya, tapi kaki terhenti saat Sarah menghampiri dan mengenggam tangannya.

"Hey, tolong carikan obat merah. Anwar luka nih!" serunya panik menatap kawan-kawan yang lain, merasa terpanggil aku menghampiri mereka dan membawakan kotak p3k.

Aku memperhatikan betul bagaimana cara Sarah mengobati Anwar, aku dapat melihat ada percikan api di antara keduanya. Menyadari hal itu aku lekas berdiri dan pergi meninggalkan keduanya, yang sedari tadi duduk di sebatang pohon kayu besar yang telah ditebang.

Aku berjalan menelusuri hutan yang tak pernah kujamak sebelum ini, semalam aku tak bisa menikmati apapun dan hanya bisa mendengar suara-suara seram dari dalam hutan. Bau dedauanan yang basah menemani langkah kecilku.

"Rana!" teriak seorang pria menghentikan langkah, cuek aku berbalik kepadanya. Wajahnya sumringah, seolah aku adalah badut yang mampu membuatnya tertawa. Dia lupa aku sedang kesal dengan sosok Anwar.

"Hmm?" tatapku datar.

"Mobil udah nyala, yuk pergi!" ucapnya menggandeng lenganku, aku hanya mengikutinya lemas tanpa menolak perlakuannya itu.

Mobil kami melaju meneruskan perjalanan yang tertunda semalam, setelah keluar dari hutan kami mencari pom bensin terdekat dan melanjutkan perjalanan kami untuk pulang ke rumah paska kamping di gunung. Aku duduk di barisan terdepan, si pak sopir yang merupakan sahabat dekatku mengemudi menggantikan Anwar. Dia terus saja mengoceh dan mulai terdengar mengganggu, tak tahan aku pun angkat bicara.

"Adit udah dong! Berisik tahu gak!"

"Kamu kenapa, kok bete gitu? Bentar lagi nyampe nih!" ucapnya tertawa.

"Kamu lihat mereka tuh!" ucapku melirik kaca di depan yang merefleksikan gambar dua orang di belakang kami, yang saling bermesraan di sebelah Adikku yang sedang tertidur.

Adit mencolek bahu kananku dan terkikik menahan tawa, aku memperhatikan bibirnya yang tengah mengeja sebua kata, 'Cem-Bu-Ru'.

****

Selengkapnya di
Episode Perjumpaan Hati

Penulis: Nurwahidah Bi
ISBN: 978-602-443-263-8
Penerbit: Guepedia Publisher
Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal: 128 halaman
Harga: Rp 60.000

 
Sinopsis:

Berisi kumpulan 25 cerita, tentang proses pertemuan maupun perpisahan dalam sebuah hubungan. Setiap bab pendek, membahas tentang keluarga, cinta dan persahabatan, semua memiliki alur dan episode tersendiri dalam kehidupan para tokoh.

Dibuka oleh Kaldun yang sedang membuat Babe dan Emak kebingungan. Cerpen Bintang Langit Selatan menjadi tempat bagi Jun untuk mengutarakan isi hatinya secara puitis. Dilanjutkan dengan kisah Adit dalam memertemukan Rana dengan seseorang.

Cerpen Episode Perjumpaan Hati terpilih menjadi judul buku ini. Lira menyesali keputusannya memilih sang suami, karena orang lain yang harus dikorbankan. Juga kenangan pahit seperti apa yang bangkit saat Callisa melewati sebuah tempat dalam What this Place?

Bertemu lah dengan kisah manis lainnya, ada remahan cerita yang memiliki alur serta gaya yang ringan. Setiap hidup memiliki Episode Perjumpaan Hati, takkan ada perpisahan tanpa adanya perjumpaan, Semua Butuh Proses.

Satu untuk Semua (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang