Dark ForestGenre: Fantasy
***
"Apa?" kaget seorang gadis tampak kesal.
"Ya, kita harus ke sana!" jawabnya pasti.
"Ke tempat di mana, para Troll tertidur? Bagaimana jika kita membangungkan mereka?" lanjut gadis berwajah pucat itu menggenggam tangan gadis lainnya.
"Maka itulah petualangan kita!" jawab gadis lain yang tampak lebih berani.
"Kau sudah gila! Kewarasanmu, sepertinya telah tersapu ombak semalam!" marah gadis itu.
"Lalu, apa kau mau menunggu sampai kita terpanggang oleh sengatan matahari atau menjamur karena dinginnya malam?" lanjut gadis lain itu, dia segera berdiri dan menatap tempat yang tampak menyeramkan yang ada di hadapan mereka.
"Jika itu lebih baik daripada bertemu para Troll gila," sela si Gadis penakut meringkuk di pasir putih.
"Clasia, adikku tercinta ... jika para perompak melihat kita tidur di tepian pantai, mereka akan membawa kita pergi? Apa kau bersedia menjadi budak mereka? Ataukah kau bersedia dijual ke pasar demi kekayaan para perompak? Lalu bagaimana denganku? Apa kau pikir mereka akan menolong kita?" ungkap gadis pemberani itu menakut-nakuti adiknya.
"Kakak!" seru gadis penakut.
"Pikirkan masa depan Clasia!" ucap Jarsiya berjalan perlahan meninggalkan bibir pantai. Beberapa barang mereka telah dibawanya, bersama sebuah lentera kecil yang nantinya akan menemani malamnya. Clasia duduk termenung di tepi pantai, berdiri dan kemudian memutuskan untuk mengikuti sang kakak.
***
Jarsiya terkenal akan keberaniannya, selama berada di kerajaan Cloui dirinya selalu menjuarai pertandingan berkuda dan pedang melawan para pengawal pribadinya. Statusnya sebagi putri mahkota tak membuatnya terbujuk akan keindahan istana, justru alam liarlah yang selalu ada dalam benaknya. Berbeda dengan Clasia, sosok yang sangat manja dan susah diatur.
Mereka sudah terdampar di Dark Island selama tiga hari, itu karena kapal yang mereka tumpangi menabrak bebatuan karang di salah satu selat misterius. Kepergian mereka dari istana adalah keinginan Jarsiya, jiwa petualangannya tak terbendung lagi. Akhirnya, Jarsiya lari dari istana. Berlayar bersama Clasia sang adik yang merengek minta diajak bersamanya.
***
Jarsiya dan Clasia terus berjalan masuk ke dalam hutan, matahari sudah berada sedikit lebih rendah dari sebelumnya. Hawa dingin dan lembab di dalam hutan juga mulai terasa, bau pekat dan aneh mulai menyerang hidung Clasia. Suara rengekan dan keluhan Clasia pun mulai mengganggu Jarsiya.
"Jika kau terus mengeluh, akan kutinggalkan kau di sini tanpa lentera."
"Kakak, bagaimana bisa kau berkata seperti itu. Kau tidak dengar suara angin itu? Apa kau tidak bisa melihat langit yang berwarna jingga itu? Ini hampir malam kak, sebaiknya kita beristirahat dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu untuk Semua (Kumpulan Cerpen)
Short Story(Beberapa judul cerpen sudah terbit, silakan baca yang bertanda bintang ya...) Kumpulan Cerpen karya Nurwahidah Bi. Dalam dunia cerpen Author sudah mulai menulis sejak duduk di bangku kelas 4 sd. Namun, mulai berkembang dan lebih serius menulis cerp...