Nurwahidah Bi
Genre: ???
Jenis: Cermin
***
Lepas siapa yang melihatnya terlebih dahulu, bukanlah menjadi masalah bagiku dalam sebuah hubungan. Tapi, perihal sebuah pertemuan, itu semua adalah hakku. Tak pernah disangka pertemuan dengan lelaki yang belakangan ini menjadi suamiku adalah perjumpaan yang harus menuai perpisahan, bukan berpisah dari pasangan lain ataupun orang tua. Tetapi, berpisah dengannya.
Dengan dirinya, saudari tercantik yang aku miliki. Adikku sendiri, dia tak pernah merelakan pernikahanku dan Ahmad. Dia selalu menuntut dan menuduh telah mencuri kekasihnya. Lebih dari dua bulan dia bahkan tak mau bersua denganku. Menyisakan kepedihan yang membuat pernikahan kami sempat tertunda.
Saat itulah aku menyadari apa itu cinta? Cinta seperti dua mata pisau, yang bisa melukai orang lain atau dirimu sendiri. Hari itu aku benar-benar tak menyangka dia akan melakukannya.
***
Semua orang panik melihat tubuh kecilnya yang berlumuran darah, calon suami pun hanya bisa berteriak histeris sambil memegangi tanganku.
"Kau baik-baik saja?" tanya Ahmad membuatku mulai menangis, aku hanya menatap lurus tubuh kecil itu yang tak terlihat menunjukkan kelemahan apapun.
"Dia dirasuki!" pikirku takut, "bagaimana bisa adik kandungku sendiri mencoba untuk membunuhku hanya karena orang yang dicintanya akan menikahiku."
Terdengar sakit, dia terus saja menjerit, "Dia milikku."
"Aku yang pertama bertemu dengannya, kau tak boleh menikahinya kak Ahmad," ucapnya terdengar memaksa, "Dia tidak mencintaimu, percaya padaku!" serunya meracau hingga pingsan.
Aku memegang tangan yang terluka oleh tikamannya, lalu berdiri menjauhi Ahmad. Percekcokan itu berhenti, kami berdua dilarikan ke rumah sakit, kesadaranku tak menghilang begitu saja dalam pikirku hanya, "Bagaimana keadaanya?"
***
Kini aku berdiri di sini, di depan pusaranya. Aku tak pernah berhenti menemuinya walau hanya sehari, pasti selalu datang walau sekedar menaburkan bunga di makamnya.
"Laras? Terima kasih, di detik-detik terakhir kamu mau memafkan kakak!"
"Aku janji akan menjaga kakakmu dengan baik!" sela suamiku menambahkan bunga-bunga itu ke makamnya.
"Mas?" ujarku memeluknya, menahan sakit yang bahkan aku sendiri tak tahu kenapa.
****
Selengkapnya di
Episode Perjumpaan HatiPenulis: Nurwahidah Bi
ISBN: 978-602-443-263-8
Penerbit: Guepedia Publisher
Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal: 128 halaman
Harga: Rp 60.000
Sinopsis:Berisi kumpulan 25 cerita, tentang proses pertemuan maupun perpisahan dalam sebuah hubungan. Setiap bab pendek, membahas tentang keluarga, cinta dan persahabatan, semua memiliki alur dan episode tersendiri dalam kehidupan para tokoh.
Dibuka oleh Kaldun yang sedang membuat Babe dan Emak kebingungan. Cerpen Bintang Langit Selatan menjadi tempat bagi Jun untuk mengutarakan isi hatinya secara puitis. Dilanjutkan dengan kisah Adit dalam memertemukan Rana dengan seseorang.
Cerpen Episode Perjumpaan Hati terpilih menjadi judul buku ini. Lira menyesali keputusannya memilih sang suami, karena orang lain yang harus dikorbankan. Juga kenangan pahit seperti apa yang bangkit saat Callisa melewati sebuah tempat dalam What this Place?
Bertemu lah dengan kisah manis lainnya, ada remahan cerita yang memiliki alur serta gaya yang ringan. Setiap hidup memiliki Episode Perjumpaan Hati, takkan ada perpisahan tanpa adanya perjumpaan, Semua Butuh Proses.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu untuk Semua (Kumpulan Cerpen)
Krótkie Opowiadania(Beberapa judul cerpen sudah terbit, silakan baca yang bertanda bintang ya...) Kumpulan Cerpen karya Nurwahidah Bi. Dalam dunia cerpen Author sudah mulai menulis sejak duduk di bangku kelas 4 sd. Namun, mulai berkembang dan lebih serius menulis cerp...