Nurwahidah Bi
Genre: -Mari kita sebut Romance- kkkk :p
***
Ah Ra tertunduk malu menelusuri pasar, tak seperti hari kemarin yang penuh dengan semangat, bahkan beberapa kali dia hampir terpeleset karena tak fokus. Semangatnya saja lari saat masih menduga-duga bahwa YL adalah Hyun Min, ia terhenti saat berhasil mengingat sesuatu. Tanda tangan pada lukisan Hyun Min saat proyek seni adalah YL.
***
Ah Ra melihat pria dengan jaket cokelat yang sedang memeluk tangan di dadanya, berdiri tepat di depan tempat biasanya mengambil barang pemberian YL. Saat bertanya tentang orang yang sering memberinya hadiah, penjual ikan malah menunjuk pria putih yang bahkan tidak menyapa Ah Ra yang sedari tadi berada di sisinya.
"Dia?" bisiknya kecewa, menunjuk pria yang memang sedari tadi menunggu bagai kucing yang tengah menanti sarapan pagi.
Dengan lemas Ah Ra pun menghampirinya.
"Bagaimana kau akan menjelaskan semua ini?" tanya Ah Ra datar, dalam beberapa detik Hyun Min tampak kaku. Melihat hal itu, Ah Ra menjadi kesal dan hendak pergi meninggalkannya.
Sentuhan lembut dari kaos tangan yang menempel di tangan Hyun Min begitu hangat, menepis langkah yang ingin diciptakan. Terhenyak, Ah Ra terhenti dan menatapnya.
"Saat itu ...," Hyun Min mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Syal berwarna Biru tua membuat Ah Ra hadir pada waktu setahun yang lalu.
-----
Setelah mengakhiri perbincangannya di telepon Ah Ra melihat ke depan, ada seorang pria yang sedang asyik dengan dunianya sendiri.
Bagaimana orang itu bisa berkonsentrasi dengan telinga tertutup headphone, dan tangan memegang psp. Batinnya menilai.
Tak lama kereta berhenti, pria itu berada tepat di depannya dan Ah Ra orang terakhir yang keluar.
Ssuhyuut ....
Kereta pun menutup pintu
"Ah ... tolong aku!" teriak Ah Ra saat syalnya terjepit, pria itu melihatnya dan meminta Ah Ra untuk melepaskan syal dari leher. Tapi, dasar keras kepala! Ah Ra terus saja membantah padahal kereta akan segera berangkat.
"Lepaskan!" ucapnya berteriak sambil melepaskan Syal itu dari lehernya.
Melihat syalnya yang tergantung di pintu kereta, Ah Ra hendak mengejarnya.
"Kalau ingin mati silakan saja, tapi jangan di sini aku tidak mau menjadi saksi di pengadilan," ucapnya menahan Ah Ra dan berlari mengejar kereta itu.
-----
"Ketika aku kembali, kau sudah tidak ada! Beberapa hari kemudian aku melihatmu di kelas musik, tapi ...," ungkapnya membuyarkan ingatan 2 tahun lalu itu, "kau tidak mengenaliku," lanjutnya menunduk.
"Cho Hyun Min!" panggil Ah Ra serius, menciptakan setitik harapan bagi Hyun Min yang tengah menanti. "Aku haus, kalau ingin bicara sebaiknya jangan di sini, apa kau tidak malu dengan ikan-ikan itu!" lanjut Ah Ra bersikap dingin menunjuk sekumpulan ikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu untuk Semua (Kumpulan Cerpen)
Cerita Pendek(Beberapa judul cerpen sudah terbit, silakan baca yang bertanda bintang ya...) Kumpulan Cerpen karya Nurwahidah Bi. Dalam dunia cerpen Author sudah mulai menulis sejak duduk di bangku kelas 4 sd. Namun, mulai berkembang dan lebih serius menulis cerp...