"Jadi"
Arkhan nampak antusias."Awa--"
Bingung, ia meremas selimut UKS.Krek.
Pintu UKS terbuka."Ghazi"
Sebut Awa, seketika Arkhan pun menoleh kearah yang Najwa tatap."Assalamualaikum"
Dia tersenyum."Wa'alaikumslam, tangan kamu kenapa zi??"
Raut panik tergambar jelas. Entah mengapa Arkhan kecewa melihat tatapan itu."Oh ini"
Melihat tangannya yang lecet."Sini Awa bersihin"
Nahwa langsung bangun dan berjalan ke arah kotak p3k.
Arkhanpun ikut berdiri,ia berjalan keluar."Mau kemana khan?"
Najwa melihat pergerakan Arkhan."Aku keluar sebentar ya,"
Dengan senyum yang dipaksakan."Oke, makasih yah udah mau jagain awa"
Sibuk mengambil kapas.
Arkhan hanya mengangguk. Dia melewati Kharim,sengaja menabrak bahu Kharim. Kharim hanya diam, lurus menatap Najwa yang sibuk."Sini duduk,"
Ajaknya menepuk tempat tidur.
Kharim menurutinya."Kamu habis ngapain si Zi, jangan bilang kamu berantem."
Sibuk membersihkan darah di tangan kharim. Kharim menggeleng.Kharim sedikit tersentak menarik tangannya sakit saat Najwa meneteskan betadin ditangannya.
"Sakit yah,"
Ucap Najwa mulai memperban.Diam tanpa kata. Tatapanya hanya tertuju pada gadis berkacamataru itu.
Najwa mengangkat wajah sebentar, ia melihat tatapan Kharim. Tatapan kehilangan."Kamu kenapa sih zi? Bikin khawatir saja."
Ucapnya setelah selesai memperban tangan kharim.
Kharim melepas kaca mata yang ditopang oleh hidung mungil Najwa."Cantik"
Ucapnya melihat Najwa tanpa kacamata. wajah Najwa seketika merona, ia segera menunduk.Astagfirullah, kenapa jadi dag dig dug.
Berduan gini kan gak boleh.Tenang wa, Ghazi gak bakalan ngapain ngapain kok.
Batinnya mengingatkan."Cuma sebentar kok, cuman pengen liat Najwa Dwi Fairuz gak pakai kecamata,nanti pas perpisahan aku datang kok, jangan pakai kacamata yah ."
Ucapnya sambil membolak balik kacamata Najwa."kapan kapan deh Awa sekolah gak pakai kacamata. "
Najwa tersenyum lembut."Gw bakalan kangen liat senyuman itu, apa di pesantren ada yang bening kayak gini yah "
Dia pun ikut tersenyum tapi begitu tipis."Kamu??"
Najwa tersentak, mengangkat wajahnya nya menatap Kharim."Iya,Aku bakalan pindah. Tapi insyaAllah pas kamu perpishan Aku bakalan kesini. Melihat Seorang Fairuz tanpa kacamata. "
Dia tersnyum kembali sambil menatap kacamata itu kembali."Pesantren dimana ??"
"Padang."
Jawabnya singkat."Kok pindah si Zi, kita kan baru akrab.Awa tau sebenarnya itu adalah hal baik. Tapi kenapa sekarang??"
Air mata itu jatuh begitu saja, tanpa meminta izin."Aku cuman ingin belajar memantaskan diri, Aku pikir lebih cepat lebih baik.
Heii, ayolah jangan bersedih.Aku tau,Ghazi itu ngangenin."
Candanya.
Najwa sontak memukul tanganya dengan botol betadin."Awww, sakit wa. Entar kalo tangan Aku putus gmana "
Mengelus-ngelus tangan nya."Aku yakin Fai itu orang yang baik hati, maafkan orang orang yang menyakiti hatimu.Tetap kuat jika ada orang yang mengganggumu. Ya udah ah, jadi melow gini.Aku cabut yah. "
Yang semula saling menunduk. Kini Kharim mulai mendongakan kepala,berdiri dan pamit.
Sebelum pergi ia memberikan susu kotak rasa stroberi.
Najwa hanya diam, mencoba menahan pelupuk matanya menjatuhkan air mata kembali."Udah jangan sedih,Fairuz itu gak cantik kalau lagi nangis."
Ingin sekali ia mengelus puncak kepala itu. Tapi ia tau batasan dengan gadis itu. Ia benar benar berlalu.Najwa terdiam. Mencoba menenangkan hati dan pikirannya.
Kenapa minggu ini penuh dengan banyak kejutan. Kenapa harus sakit, saat ia akan pergi untuk jalan yang baik.
Pikirnya.Lamunannya pecah saat pintu diketuk. Siapa lagi.
"Assalamualaikum, "
Syfa masuk."Wa'alaikumaalam fa."
Menghapus sisa sia air mata."Kamu habis nangis yah Wa?"
Melihat mata Najwa yang merah.
Najwa hanya menggeleng."Apa dua curut itu kesini? "
tanyanya lagi.Najwa mengangguk ."Pasti salah satu diantara mereka kan,Kharim ya ?"
Tanyanya penasaran."Dia mau pindah Fa"
Air mata itu turin begitu saja."Tebakan Syfa bener kan , kok bisa pindah "
Najwa menggeleng lagi."Awa gak tau kenapa , tapi air mata Awa turun begitu aja dengar ia pergi."
Terisak." Itu berarti, kamu sayang sama dia. Gak mau kehilangan dia."
Mengelus ngelus punggung Bahwa."Tapi kenapa harus dia yang Awa tangisi."
"Wa, Syfa lihat ketulusan diantara kalian. Walau baru kenal, Syfa melihat chemistry kalian. Apa lagi kamu sukses merubah Kharim, yang terkenal urak -urakan semenjak SMP.
Dekat dengan Kharim itu susah loh wa, tapi kamu dengan mudahnya membuka pintu gerbang istananya, dan iapun menyambutmu.""Lalu Awa harus bagaimana? "
Masih dalam tangisannya."Kan kamu yang slalu ingatkan syfa, untuk mendoakan yang terbaik untuk orang orang tersayang, itu adalah cara paling romantis. Biarlah Allah bekerja dengan takdirnya. Ia bisa kita lakukan adalah berdoa dan berusaha menjadi lebih baik karna Allah. Kamu kan yang slalu mensupport Syfa pas syfa lagi galau.
Ingat gak Surat yang sering kamu bilang ke aku, al-baqarah ayat 216,boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.
Mungkin ini jalan terbaik, semangat!! "
Menatap Najwa dengan semangat."Makasih ya Fa, kamu sahabat Wa paling cantik. "
Memeluk Syfa. Syfa pun menyambut pelukan itu.Dibalik pintu. Arkhan menggenggam pegangan pintu dengan kuat. Ia tidak.masuk. Tidak ingin masuk.
"Kenapa harus dia"
Ucapnya lirih. Terluka._____
2BCont
Cuman Mau ngasih kabar, udah mau end lohh.. :")
Makasih yang masih setia baca cerita yang agak kacau ini. Hihihi.
Salam Hangat dari penulis ^^
Wassalamualaikum.
![](https://img.wattpad.com/cover/56473140-288-k332235.jpg)