Menunggu Akhir

2.9K 149 0
                                    


"Lo liat Najwa gak ??."
Tanya Arkhan pada salah satu siswa yang sedang bergotong royong merapikan panggung yang berantakan.

"Oh yang pakai gaun biru pasangan lo  itu yah??"
Tanyanya kembali.

"Iya buruan. Dia gak kenapa napa kan.??"
Arkhan nampak panik.

"Tadi sih dia dibawa ke UKS gitu. Soalnya dia hampir jatuh dari panggung "
Menunjuk arah UKS.

"Astagfirullah, trus dia gak luka kan?"

"Gak,tadi ada cowok yang nangkap dia. Kayaknya sih Kharim, anak yang udah pindah itu."
Tuturnya.

"Ok makasih."
Segera berlari.

Selalu dan selalu saja lo .
Pikirnya.

-------

"Bg , rencana kita hampir berhasil. Tapi dia gak  terluka. "
Ucapnya dengan seseorang ditelpon.

"Bg lihat kok sendiri.Cukup puas. Sekarang kamu dimana? "

"Jadi Bg  sempat datang, sekarang  masih disekolah? Mila udah dijalan pulang."

"Bg  juga udah balik. Ya udah bg tutup telponya. "

Sambungan terputus. Mila melempar smatphone itu ke bangku belakang. Ia menggas kencang mobilnya.

______

Awa akhirnya sadar setelah satu jam pingsan. Semua orang menghela napas lega.

"Alhamdulillah kamu sadar juga Wa."
Ucap syukur Syfa.

"Awa dimana?"
Tanya Najwa yang berusaha duduk.
Kirana membantunya.

"UKS sekolah wa. Gimana ada yang sakit gak??"
Jawab Sisi.

"Alhamdulillah Si."
Ia tersenyum. Kini Bahwa sudah tidak terlalu pucat.
"O  ya Ghazi mana? "
Ia teringat insiden tadi dan Ghazi yang menggendong nya.

"Dia bilang dia gak bisa lama lama disini. Di nitip surat buat kamu."
Syfa memberikan amplop biru.
Najwa menerima nya. Ia tampak sedikit kecewa.

"Trus, gimana keadaan yang lain?"
Tanya Najwa kembali.

"Gak ada yang terluka, cuman panggungnya jadi roboh. Acaranyanya dihentikan."
Jawab Kirana. Bahwa mengangguk mengerti.

"Ya udah, mending kita pulang. Najwa sebaiknya istirahat. "
Ucap Sisi.

"Okeh pakai mobil gw aja."
Ucap Dimas.
Kirana lalu memapah Najwa untuk berjalan. Ia masih lemas.

Brukkk.
Pintu itu dibuka dengan paksa.
Nampak dari pintu Arkhan yang tlah dibanjiri oleh peluh.

"Arkhan!!! Kemana aja sih lo!!"
Sisi malah meneriaki Arkhan.

"Kamu gak kenapa napa kan Wa? Ada yang luka."
Tanyanya khawatir. Najwa hanya menggeleng sembari tersenyum tipis.

"Awas kami mau pulang ."
Ucap sisi lagi dengan ketus.

"Ya udah pakai mobil gw."
Ajak Arkhan.

"Dia naik mobil Dimas minggir."
Balasnya.

"Enggak, tetap pada posisi tadi! Najwa bareng gw! "
Balasnya tak kalah keras kepala.

"Lo!!"
Sisi teriak.

"Udah udah sayang, biar kayak tadi aja. "
Dimas mencoba menenangkan Sisi.

"Iyah,jangan berantem dong, Gak liat siNajwa tambah lemes lihat kalian."
Ucap Kirana melihat kondisi Najwa.

"Okeh, demi Najwa."
Ucap Sisi mengalah.

Semua nya pun berjalan ke parkiran.

"Tunggu Riki mana?"
Tanya Syfa mengingat anggota yang kurang.

"Iya ya, katanya tadi kan cari Arkhan. Ya udah telpon aja  Fa."
Ucap Yofi, mereka pun tersadar.
Syfa mencari nama itu dalam ponselnya. Saat hendak menghubungi .

"Woii!!!"
Teriaknya, Riki nampak sedikit berlari menghampiri mereka.

"Kemana aja lo, nih Si Arkhan nya udah disini."
Ucap Dimas.

"Sorry Ki, gw gak tau lo cari gw."
Ucap Arkhan memegang pundak Riki.

"Yo i. Gw puterin nih sekolah.  Tapi gak ngeliat lo. Jadi gw putusin balik lagi keUKS. Eh kalian pad gak ada . Trus insting gw mikir kalian bakalan disini."
Ucapnya sambil meneraturkan napasnya.

"Wah insting lo bagus."
Ucap Dimas.

"Ya udah yuk balik."
Ajak nya.

Mereka akhirnya berangkat.

______

Sesampainya dirumah Najwa.

"Astagfirullah, kakak kenapa."
Membuka pintu melihat Najwa yang sedikit lemah.

"Gak ada kok Dik"
Mengusap lembut kepala adiknya.
Najwa diantar masuk kekamarnya.
Ia cepat tertidur  bahkan sambil menggenggam surat biru itu.

"Ya udah kita turun sekarang. Biarin Bahwa istirahat. "
Ajak Syfa. Ketiganya langsung turun.

At ruang tamu.

"Ohh jadi gitu kejadiannya. Trus gimana cara bg keluar dari situ?"
Tanya Dikka.

"Bg dobrak tu pintu. Rusak rusak dah tu pintu."
Jawabnya.

"Trus lo tau siapa yang nguci in lo?"
Tanya Riki.

"Gu-gw gak tau."
Jawabnya sedikit terbata. Entah mengapa ia tak ingin memberi tahu orang itu adalah Mila.
Semua hanya ber oh ria.

"Ya udah Dik, kita pamit ya. Kasian para cewek udah pada ngantuk."
Ucap Dimas melihat Sisi yang menguap.

"Iya kita cabut dulu ya. Jagain kakak lo"
Yofi segara berjalan keluar sembari mengajak Kirana.

"Kakak - kakak gak nginap aja nih."
Bujuk Dikka.

"Gak usah lah Dik. Kasian kakak kamu butuh istirahat. Makasih yah makanannya. Assalamualaikum. "
Pamit Arkhan. Begitupun lainnya.

"Wa'alaikumslam. Hati - hati."
Sambil melambaikan tangan nya.
Mereka akhirnya berlalu pergi.

"Huhhh, ada aja kejadian. Lindungi kakak hamba yaAllah dimana ia berada. "
Iapun menutup pintu.

______

03.00

Najwa tersentak. Dilihatnya jam dinding, ini waktu yang pas untuk melaksanakan  sholat tahajud.
Segera ia bangun dan mengambil wudu'.

Setelah sholat dan mengaji. Ia teringat dengan surat yang diberikan Kharim untuk nya.

"Kamu Zi  tau aja Awa suka warna biru."
Sebelum membuka ia melihat amplop itu sejenak sembari tersenyum.

11.15  31 Mei 2016 Bandara Soekarno Hatta

Kuharap kamu datang Fai, sebelum Aku berangkat ke Kairo. Aku akan melanjutkan studiku disana. Salam buat Dikka yah: )

Isinya cuman  segini ??. Ngapain coba diamplopin gede kayak surat wasiat aja.
pikirnya heran.

Ia segera melihat kalender.
"Apa?? Kok ngambil hari itu sih Zi. Kan susah ngimbanginnya, berangkat mu pagi juga. "
Ia bergumam sendiri.

Najwa duduk di meja rias nya dan mengambil kotak kecil dalam lacinya.
Kotak Berisi 2 kalung yang diberikan Kharim untuk nya.

"Jadi inget pas pertemuan kita yang gak enak itu. Kamu terlihat begitu tak memiliki kehidupan. Tapi sekarang, bahkan Awa sempat pangling lihat kamu pas disekolah tadi. Sepertinya nyantri kamu berhasil yah disana."
Bergumam sendiri. Ia tak sadar, sedari tadi ia menyunggingkan senyum nya.

"Awa tau kamu pasti kembali. Awa slalu dukung setiap keputusan baik kamu Zi. Tetap lah mendekat kepadaNya."
Sambil memainkan kalung di hadapannya.

—------**

Kepingan Hatiku Tertinggal DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang