Kepingan Hatiku Tertinggal disini

4K 176 0
                                    

"Dik kakak pergi dulu yah, Assalamualaikum."
Aku segera keluar setelah menyiapkan sarapan untuk Dikka.

"Kak, kirim salam buat Bg Ghazi yah. Jangan lupa titipan Dikka buat Bg Ghazi."
Teriaknya dari dalam rumah. Segera Aku balas teriakan iya.

Hari Ini, hari dimana aku harus mendaftar ulang, alhamdulillah aku lulus di Universitas yang aku idamakn dengan jurusan bisnis. Om bagus bilang akan menyerahkan perusahaan Abi kepada Anaknya saat kami sudah siap, jadi Om Menyuruhku untuk mengambil kuliah bisnis, karna Dikka Gak mungkin. Dia ingin sekali jadi arsitek.  Aku Gak ingin hancurin hidupnya. Biar Saja aku.

"Astagfirullah, bisa telat nih ke bandara." guman ku melihat kedatangan bis yang ditunggu tak kunjung datang.
Setelah mendaftar ulang, Aku harus menepati janjiku.

Tin tin..
Suara klakson itu membuyarkan lamunanku. Kaca mobil itu terbuka.

"Ayo naik."
Katanya.

"Tapi-"

"Entar kita terlambat,  mau ketemu Kharim kan."
Ucapnya tidak sabaran.

"I-iya "
Jawabku sedikit ragu. Masalahnya aku gak ingin semobil berdua dengan Arkhan.

"Ayo, aku bawa adik didalam,dia lagi tidur. Gak usah gak enakan. "
Menyakinkanku.
Akupun mengangguk.
Mobil pun melaju ke bandara Sukarno Hatta.

Setibanya di bandara. Aku segera turun dari mobil.
"Loh Arkhan gak ikut?? "
Tanyaku.

"Titip salam aja untuk tu orang ya Wa,
Bilang jangan jadi badung lagi.
Aku harus anterin adik aku sekolah. "
Ucapnya sembari tersenyum.

"Ok deh, makasih ya khan. Hati-hati. Assalamualaikum. "

"Wa'alaikumsalam. Bye wa "
Iapun pergi bersama mobilnya.
Aku melihat jam. 10.30
Ghazi akan lepas landas pukul 11.15.
Segera Aku mencari keberadaannya.
Ku lihat sosok Om Anwar  dan Dzaki yang sedang duduk di bangku tunggu.

" Assalamualaikum Om Anwar,Bg Dzaki."
Sapa ku.

"Wa'alaikumslam Nak/Najwa."
Balas mereka bersamaan.

"Akhirnya kamu datang, Om kira kamu gak bisa."
Ucapnya senang.

"Alhamdulillah Om, trus Ghazinya mana ya om ? "
Tanyaku lagi.

"Ehmm"
Suara khas itu berada dibelakang ku.seketika akupun berbalik.

"Kharim !!"

"Hai Fai"
Tersenyum lebar.
Melihat raut mukanya yang menawan itu, membuatku segera mengalihkan pandangan.

"Untung kamu datang"
Ucapnya.

"Emang apa untungnya buat Awa?? "

"Ya kamu beruntunglah Fai, bisa bertemu orang kece sebelum pergi."
Ucapnya bangga.

"Yee, kece dari mana norak ia."
Aku memeletkan lidah ku. Dia tertawa melihat ku yang mulai sebal olehnya.

"Gini ya kalau orang lagi pacaran, serasa milik berdua, kita kita  ini cuman ngontrak. Ia gak yah?"
Dzaki menggoda kami berdua .

"Iya kak, kakak sendiri  calon nya mana?? Masak kalah sama si Ghazi ."
Om Anwar malah balik menggoda Dzaki. Alhasil Kak dzaki ngambek.

"Udah waktunya. "
Kharim melirik jam diponselnya.

Seketika candaan kami berhenti dan menoleh kearahnya.

"Wah cepet banget deh rasanya waktu. Perasaan anak papa yang satu ini masih kecil deh,sekarang udah mau kuliah aja. Di kairo lagi.
Jangan telat sholat,makan. Tidur jangan larut larut.oke."
Mata Om Wahyu saat ini  seakan mengisyaratkan kehilangan.

Kepingan Hatiku Tertinggal DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang