Masa Lalu

4.4K 217 4
                                    


"Ghazi !! Sampai kapan nak kau mendiamkan ayah mu ini ?!"
Kalimat itu meninggi saat Kharim hanya lewat tanpa melihat sedikitpun ayahnya yang membuka kan pintu rumah untuk menyambutnya.
Kharim menaiki tangga.

"Hanifah, maafkan aku, sekarang ghazi jadi membenciku".
Berguman kecil sembari duduk disofa dan meletakan telapak tangan kewajah.

*
"Ghazi!! Kenapa kau keras kepala sekali, kau tahu ayah menunggu mu sejak tadi karena anaknya pulang larut malam !".
Membuka paksa pintu kamar Kharim.

"Buat apa ? Bukankah anaknya lo kak ? Gw hanya anak panti yang menghancurkan semuanya!!"

"sampai kapan kau menyalahkan dirimu dan tidak memaafkan ayah".
"Kau tahu,waktu itu ayah sedang benar benar terpuruk, dia tak bermaksud berkata seperti itu."

"Sudahlah kak gw capek, mending lo keluar dari kamar gw".
Duduk sambil memainkan kubik nya dimeja belajar.

Hening
Dzaki keluar dengan raut kekesalan.

••••

Kharim berhenti disebuah mesjid, entah mengapa dia rindu pergi kesini. Tapi setelah peristiwa mengerikan itu.
Dia tak pernah mengunjungi mesjid ini lagi.

"Assalamu'alaikum bg" sapa ramah laki laki itu.

"Wa- wa'alakum salam". Kaget kharim akan sapaannya.

"Bg mau sholat jum'at kan? Ayo bareng sama saya ". Senyum laki-laki yang sepertinya dibawah kharim.

"Eh iya dek,ayo". Meletakan helm diatas motor nya.

"Nama bg siapa? Kayaknya saya gak pernah liat bg?"

"Nama bg Kharim Alghazi, bg dulu sering kesini, sekarang aja baru. Kalo kamu dek ?". Jawabny ramah.Biasanya juga jutek

"Dikka Prahardi bg, panggil aja Dikka, kalo para fans sih manggilnya diccu". Tersenyum dengan pedenya sembari merapikan kupiah yang terpasang dikepalannya.

Gila nih anak pede banget, gw akuin dia lumayan, tapi tetap gantengan gw. And diccu? Nama yang aneh utk panggilan fans ke artis nya.
Pikir kharim.

Sholat jum'at telah selesai. Para jama'ah pun keluar, mulai mencari rezki Allah kembali.

Tak terkecuali ghazi yang hanya duduk mematung mendengarkan ayat-ayat suci al-qur'an yang dilantunkan oleh salah satu anak didekat mimbar.
Itu Dikka, anak laki laki yang ia temui tadi. Tidak hanya ramah ternyata ia juga anak yang taat beragama. Persis dengan Kharim yang dulu.
Bayangan dirinya dan kecelakaan yang merenggut nyawa ibunya kembali terputar.

"Hoii bg. Ngelamun aja". Menepuk pundak kharim. Lamunanya seketika buyar.

"Udah selesai ngajinya?. Gak nyangka anak kayak kamu gini ngajinya pintar ya" ledek kharim sambil menunjuk kening Dikka.

Menurut Dikka Kharim adalah orang kedua yang menyentuh keningnya dengan telunjuk persis yang dilakukan Najwa kepada dirinya.

"eh jangan salah kak, aku tu lelaki idaman para gadis, udah ganteng,baik,jago ngaji,....." mencoba menghitung keistimewaan dirinya.

udah pede maximum, and coba liat mukanya polos banget pas ngitung.Bukannya terlihat sombong tapi terlintas diwajahnya ia anak yang baik.
Pikir lagi kharim sembari cekikikan

"Malah ketawa sendiri. Kalo gitu coba bg Ghazi baca al-quran nih kayak dikka tadi". Tantang dikka

"Ohh jadi nantang bg nih, okeh kalo bg bisa kamu harus traktir abg oke! "Jawabnya dengan percya diri.

Tentu saja Kharim pede, walau hampir 3 tahun dia gak ngaji tapi ingatannya tetap saja melekat.

Siapa bilang Kharim itu anak bandel. Dia hanya anak yang sangat menutup diri dengan sekitarnya. Dingin. Itu kata pertama yang mereka lontarkan saar pertama bertemu kharim.

Ibunya, Hanifah meninggal saat menjemput Kharim dimesjid tempat dia mengaji irama. Saat itu hujan turun lebat disertai aliran darah disekeliling tempat kejadian yang tak jauh dari gerbang mesjid itu. Kharim seorang anak yang baru masuk SMP itu sedang mengemut permen lolipop sambil menunggu ibunya datang, sontak ia menangis mendengar ibunya yang kecelakaan .Ia berlarian dan menemukan ibunya yang berlumuran darah telah di gendong oleh ayahnya yang baru sampai. Namun hati tak kuat menahan sakit. Ibunya meninggal diperjalanan kerumah sakit. Semenjak itu ia sering mengurung diri.
Dan semenjak kalimat menyakitkan itu terlontarkan oleh sang ayah, ia membenci dirinya sendiri, dan meninggalkan dunia yang ia cintai, termasuk impiannya menjadi qori. 

----

Dikka hampir tidak percaya, orang yang sedang mengaji itu adalah kharim. Padahal penampilan yang terkesan jauh dari yang namanya anak sholeh, dengan jeans,kaos bergambar mahluk aneh, dan rambut yang dicat merah gelap itu ternyata memiliki suara yang begitu merdu.

"MasyaAllah bg, suara bg ghazi bagus banget gak keliatan dari penampilannya" goda dikka.

"Jangan lihat buku dari sampulnya". Balas ny dengan pede sambil merapikan gaya rambutnya.

Mereka akhirnya berbincang panjang layaknya adik dan kakak.mereka dekat,walau baru beberapa jam ditakdirkan Allah bertemu.

Getaran Hp sontak mengejutkan dikka, apalagi ternyata itu telpon dari kakaknya. Najwa.

"Adduh maaf bg, kak Najwa nelfon, kayaknya dikka harus pulang sekarang. Kapan kapan ya dikka traktir bg ghazi. Assalamu'alaikum bg". Sembari berlari keluar dan menjawab telfon dari Najwa.

Dia lupa bahwa dia akan membantu Najwa membuat kue untuk pesanan hari ini.

"Eh main pergi aja tu anak, wa'alaikumsalam".Menatap detik detik hilang nya dikka dari depan pintu mesjid.

Tadi dikka bilang Najwa kakaknya, apa dia..
Pikir Kharim.
Tiba - tiba telfonnyapun berdering.

"Assalamu'alaikum kak, ada apaan?". Jawab Kharim santai.

"Apa? Iya gw langsung kesana".Wajah cemasnya begitu tergambar jelas, ia lalu berjalan cepat menuju motor kesayanganya sembari menutup telfon.

Ia tak menyadari bahwa sepasang mata tua memperhatikannya sejak tadi.

"Akhirnya kamu kesini nak" laki laki tua itu tersenyum melihat kepergian Kharim.

⏩⏩

Assalamu'alaikum teman ..

Haii haii, gimana kabarnya ?
Maaf baru up yah. Habis galau yang baca sedikit.

Tapi tenang aja pendirian ini udah bulat kok. Akan menyelesaikan ceritanya, walau yang baca gak banyak

Sampai jumpa dichapt selnjutnya 。^‿^

Kepingan Hatiku Tertinggal DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang