2

905 108 2
                                    

"Rajin banget di sekolah. Kenapa gak pulang?"Tanya Iqbaal ketika dia tiba di samping (Namakamu). (Namakamu) tersentak. Gadis itu memutarkan bola matanya ketika tak sengaja mata mereka bertemu pandang. "Lo gak liat hah, noh ban mobil gue kempes bego. Dihhh, oon banget lo ya."Iqbaal melirik ban mobil bagian depan yang ditunjuk oleh (Namakamu). "Ohhhh, kenapa gak nebeng bareng yang laen aja tadi?"Tanya Iqbaal lagi.

"Ck, gue tuh tadi abis ketemu sama wali kelas gue. Ya mana gue tau bakal kempes. Ih."Geram (Namakamu) sambil menghentak-hentakkan langkahnya. "Kesel?"Tanya Iqbaal. Iqbaal emang rada oon kali yak.

"Anying lo. Yailah gue kesel. Ban gue kempes, terus gaada orang bengkel yang bisa datang kesini, tambah lagi gaada yang jemput gue. Lo kan tau sendiri disini gaada taxi lewat. Etdahhh lo bikin gue tambah kesel tau gak. Au ah bodo. Pulang lo sana."

"Pulang sama gue aja yuk."Iqbaal tersenyum sambil menaik-naikkan alis matanya. (Namakamu) melirik Iqbaal. Gadis itu memutarkan bola matanya lalu kembali fokus pada bannya. Ya sebenarnya sih sedikit menimang-nimang ajakan Iqbaal.

"Gausah."Ketus (Namakamu) lalu kembali mengambil hapenya yang sebelumnya ditaronya di kantong baju sekolahnya, sok fokus. "Yakin?"Ucap Iqbaal sambil tersenyum menggoda. "Yaelahhh kak. Mau pulang aja ribet."Ucap Iqbaal lagi. "Ck. Kalo gue bilang engga ya engga. Gue bisa pulang sendiri."Gadis itu menggigit bibir bawahnya tak yakin. Masalahnya gak ada yang bisa membantunya.

Iqbaal tersenyum mengejek. "Gue udah berapa kali nawarin loh kak. Kalo gamau ya gapapa. Tunggu aja terus sampe lumutan. Tiati om-om tukang bangunan di sono noh agak jelalatan. Dia suka liat yang mulus-mulus."(Namakamu) membulatkan matanya lalu memukul bahu Iqbaal dengan tangannya membuat Iqbaal tertawa kencang melihat wajah kesal gadis itu. "Udah deh. Gue duluan ya kakak cantik. Bosen disini mulu. Takut dilirik om om."Kata Iqbaal disertai kekehan kecil. Anjirrrr ancamannya berhasil bikin (Namakamu) deg-degan.

Iqbaal melangkah perlahan menuju parkiran motor yang jaraknya 10 meter dari mobil (Namakamu). Ya sebenarnya sih Iqbaal berharap dipanggil tapi sampai tiba di motornya pun gadis itu tak memanggilnya. Emang ancamannya tentang om-om bangunan itu kurang menakutkan? Iqbaal menghembuskan nafasnya lalu memakai helm dan naik ke atas motor. Menyalakan mesin motor sejenak. Matanya masih terus menatap gadis yang berada 10 meter di hadapannya. "Yatuhannn, tolongin Iqbaal plisss. Sekali aja. Kasih Iqbaal pulang sama kak (Namakamu) plisss. Ini Iqbaal lagi bawa motor loh, siapa tau bisa modus-modusan. Ahayyyy."Ucap Iqbaal sambil tersenyum lebar. Mencoba sekali lagi gak masalah kan. Siapa tau pikiran gadis itu berubah.

Iqbaal melajukan motornya kemudian berhenti lagi di samping (Namakamu). Oke ini posisi gak enak di (Namakamu) tapi enak di Iqbaal. Masalahnya Iqbaal markirin motornya terlalu mepet sama (Namakamu), nah (Namakamu)nya ini lagi bersandar di badan mobil. Dahla, sumpah Iqbaal deg-degan nengok (Namakamu) dengan jarak sedekat ini. "Gue tawarin sekali lagi nih ya kak. Ikut gue atau ditangkep om om."Maksa. Iya ini maksa banget nadanya. Iqbaal terkekeh ketika melihat wajah pasrah (Namakamu). "Oke gue ikut."Jawabnya dan tak lama gadis itu naik ke atas motor Iqbaal, duduk di belakang Iqbaal yang kali ini kelihatan seneng banget. "Welehhhhh akhirnyaaa."Kata Iqbaal nyaris teriak. Good ah. Iqbaal tersenyum kembali mengingat ketika gadis itu naik ke atas motornya, (Namakamu) megang pundaknya. Astagaaaa siapa sih yang ga seneng dipegang sama gebetan. Ahaydeeeek.

Brummm.

Entah gigi berapa yang Iqbaal pakai, yang jelas (Namakamu) hampir terjengkang ke belakang kalau saja dia tidak cepat memegang pinggang Iqbaal. Iqbaal nyengir sambil menggigit bibirnya. Aduduuu, rasanya melayang. Iqbaal pura-pura sok gatau gitu.

TAK.

Tuhkan. Udah pura pura sok gatau masih aja dipukul. "Lo bisa bawa motor gak sih? Sakit nih jidat gue nabrak helm lo."Dumel gadis itu. Ya untung aja dia gak tau kalau itu modusnya si Iqbaal. Tuhkan tuhkan ya pokoknya Iqbaal bersyukur banget karna apa? Karna (Namakamu) tetep mempertahankan tangan kirinya di pinggang Iqbaal. Ini gatau kenapa ya, si Iqbaal mikir. Nih cewe ga pernah dibawa pake motor atau apa? Dia megangnya erat banget serius kayak takut jatoh gitu. Elahhh neng, cinta gue ke elo seerat ini dah.

LieHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin