16

691 96 12
                                    

"Lo serius?"Iqbaal mengangguk cepat.

"Dia ngobatin lo?"Iqbaal mengangguk lagi.

"Dia mau megang kaki lo?"Iqbaal mengangguk.

"Lo hebat!"Iqbaal tersenyum lebar sambil menaik-naikkan alisnya. Setelah dia menceritakan semuanya tentang kejadian tadi di perpustakaan dan di UKS kepada Bella, Bella malah memujinya.

"Memang ide lo itu bagus banget, Bell. Gue udah sok cool banget di sekolah. Gak seramah dulu sumpah. Biasanya nih ya, kalau gue luka kayak tadi itu, dia gak bakalan sebaik itu sampai mau ngobatin gue. Pake ngompres kaki gue segala lagi. Lo tau gak gimana senangnya gue?"

"Tau."Kata Bella malas, setelah itu beranjak dari sofa menuju dapur. "Ohya lo ga ada niatan buat lanjut sekolah gitu, Bell?"Tanya Iqbaal sambil mengambil ancang-ancang untuk menaikkan kakinya ke atas meja di depannya.

"Gak."Sahut Bella.

"Kok gitu sih?"

"Gue males banget mau ngurus surat pindah kayak gitu, lagian gue juga males sekolah. Kalo ga belajar ya istirahat sebentar, abis itu belajar lagi, dan nunggu sampai pulang. Capekkkk. Capek fisik sama capek batin. Belum lagi ketemu sama guru-guru yang beraneka macam. Hidup berasa dikekang tau gak."Ucap Bella dari dapur sampai gadis itu kembali duduk di sofa dengan segelas air putih ditangannya.

"Gue mau nanya dong."Setelah melihat respon Iqbaal yang hanya diam itu, Bella lebih memilih untuk mengganti topik pembicaraan mereka.

"Apaan?"Jawab Iqbaal.

"Kata Katya, nyokap lo udah meninggal, kalau gue boleh tau karna apa?"Iqbaal tersentak, jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya, semua bagian tubuhnya terasa sulit untuk digerakkan. Bella melihat tingkah Iqbaal dilanda oleh rasa tidak nyaman, merasa ga enak, "Baal, kalau memang lo belum siap cerita, gapapa kok. Gausah dipaksa."Iqbaal menghembuskan nafas panjangnya, kemudian tersenyum miris, "gini aja deh, besok kan hari minggu tuh, besok lo gue jemput disini, kita ke makam nyokap, oke."Ucap Iqbaal dengan senyum tertahan membuat Bella terkekeh kemudian mendengus dan memilih melempar wajah Iqbaal dengan bantal yang dipegangnya.

"Senyum lo bikin gue sakit perut tau gaaa."Iqbaal mendengus kemudian beranjak dari duduknya membuat Bella mengernyit, "Lo mau kemana?"

"Pulanglahhh, temen-temen gue udah pada nanyain gue kemana."

"Ehhh janji lo mau ngenalin gue ke temen-temen lo?!"Tukas Bella cepat. Iqbaal berbalik menatap Bella dengan kesal, "Yaudah sih, biasa ae, hayukkk."Bella tersenyum lebar kemudian berjalan menghampiri Iqbaal yang sudah berada di ambang pintu.

*

Dentingan cafe terdengar, tanda pengunjung masuk. Iqbaal langsung berjalan menuju meja teman-temannya diikuti dengan Bella dibelakangnya.

Iqbaal duduk disalah satu tempat yang kosong, kemudian diikuti Bella yang duduk tepat disamping Iqbaal. "Dari mana aja lo?"Tanya Karel sambil menghisap rokoknya.

"Dari rumah."

"Kok ga duduk berdua lagi?"Ucapan Mike yang menurut Iqbaal berupa sindiran itu memang sangat terdengar menyebalkan, apalagi saat ini dia mendengar jika Bella terkekeh.

"Engga, kalo sekarang udah putus."Jawab Bella cepat masih diiringi dengan kekehan. Bella memberhentikan kekehannya saat melihat respon teman-teman Iqbaal.

LieHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin