Hari ini sudah kesekian kalinya aku mengantar makan siang pada varel, walaupun setiap kali mengantarkan makanan ia selalu mengusir, tapi bekal yang aku bawa selalu habis, buktinya saja kotak nasinya kosong setiap ku ambil ke esokan harinya.Tiba tiba langkah sumringahku terhenti oleh panggilan seseorang.
Saat kubalikan badan ternyata kak dewi si suster cantik.
"ada apa kak? " tanyaku saat kak dewi sudah berada di depanku.
"kamu mau nganterin makan siang buat varel? " aku jawab dengan anggukan kepala dan senyum yang mengembang.
"lebih baik jangan" larang kak dewi yang membuatku sedikit aneh.
"kenapa? "
"percuma dill"
"percuma apa sih kak? Bikin aku kepo aja"
"makanannya gak bakal di makan"
"tapi kok abis?" tanyaku tak percaya oada pernyataan suster itu.
"makanannya di buang atau di kasih ke perawat lain" jawab kak dewi yang membuatku terkejut.
"bohong!" menggelengkan kepala tak percaya.
"kakak gak mungkin ngancurin hubungan kalian, tapi apa yang kakak bilang bener, kakak kasian sama kamu yang tiap hari nganterin makanan buat varel tapi varelnya cuek dan masakan malah mubazir " jelas kak dewi.
Sempat terdiam dan mematung sampai akhirnya aku pergi tak mengubris kak dewi untuk segera menuju ruang inap varel.
Ku buka pintu tersebut, aku melihat varel bersama seorang wanita cantik sedang bercanda dengan varel.
"varel" gumamku yang membuat kedua orang tersebut melihat ke arahku.
"mau apa kesini? " tanya varel yang wajahnya berubah menjadi dingin, sakit sekali rasanya saat varel memberikan mimik muka yang begitu dingin padaku sedangkan pada wanita itu ia berikan senyuman terindah.
"aku mau ngambil kotak makan yang kemarin, terus ngasih makanan ini"
"tuh kotak makannya" jawab varel menunjuk meja dekat tv "dan makanan yang mau lo kasih ke gue mending kasih suster atau bawa lagi aja" lanjutnya.
Aku tersentak kaget, ternyata yang di bilang kak dewi benar bahwa selama ini varel tak pernah memakan masakanku.
Sakit sekali rasanya saat hasil jerih payaku yang menghasilkan bekas luka cipratan minyak dan sayat pisau tak di hargai olehnya.
"oiya kenalin, ini orlin margaretta, pacar aku" kotak makanan yang ku bawa kini berserakan di lantai.
Deg
Sesak, sakit, benci, ia baru saja menyayat luka padaku dan sekarang ia menambah sayatan lagi dengan memperkenalkan kekasihnya.
"tapi kita.. "
"kita udah putus dila, jadi jangan kege'eran lagian percuma dil, kita beda kita gak akan pernah bisa bereng dan apapun yang dilakuin itu gak bakal buat kita jadi pasangan selamanya. "ucap varel dingin.
Sedangkan wanita itu hanya menunduk dan membuang arah pandang seakan tak ingin mendengar perdebatan kami.
"kamu jahat! Kamu jahat varel aku, aku" kulangkahkan pergi padahal otak mengisaratkan bahwa aku ingin berkata benci padanya, tapi aku tak sanggup sampai tubuhku dengan reflek pergi meninggalkan ruang tersebut.
Untuk kesekian kalinya aku yang selalu tersakiti oleh pasangan di setiap hubunganku dan untuk kesekian kalinya aku menyusuri lorong rumah sakit dengan linangan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Tuhan Kita Berbeda [TAMAT]
RomanceSebuah rasa memang tak tentu harus jatuh pada siapa, kapan dan bagaimana karena itu sebuah naluri alami manusia, namun bagaimana jika rasa itu datang pada hal yang tak bisa kita miliki dan harus mengorbankan kepercayaan untuk bisa bersama? Ataukah m...