Kami kembali menjalani hubungan yang sempat berakhir.
Kini semua seolah menjadi baru, perbedaan antara kami tak lagi jadi penghalang, bahkan saling mengerti dan mengingatkan satu sama lain sudah jadi kewajiban kami terhadap kepercayaan.Pelangi seolah muncul seusai hujan pergi, bunda tetap menerimaku dengan baik ia bilang jalani saja apa yang kalian inginkan dan biarkan tuhan yang menentukan segalanya.
"Non, kok bibi perhatiin sekarang kayaknya non lagi bahagiaaa banget, gak kaya kemarin kemarin,"ucap bi darsi saat ku sedang lahap memakan sarapan.
"Aku balikan lagi sama varel bi". jawabku dengan senyum. Namun bi darsi seolah terganjal oleh ucapanku."Bibi kenapa? Gak suka kalo dila jadian lagi sama varel?,"tanyaku cemberut.
"Enggak non, bibi cuma kawatir nantinya gimana,"aku tau bi darsi cemas dengan apa yang akan terjadi di masa depan, namun semua sudah kupasrahkan. Kuusap lengan bi darsi dan memberikan senyuman seolah meyakinkan semua akan baik baik saja, setelah itu bi darsi pergi hentah kemana dan aku melanjutkan sarapanku.
Hari ini libur karena kelas tiga sedang ulangan nasional jadi bisa sedikit bersantai di rumah.
Dengan lantang suara ponsel berdering memberitahu bahwa kak ricardo menelpon.
"Halo kak."
"Hari ini aku ulangan, doain aku ya dil."
"Iya kak, dila doain semoga lancar."
"Oke makasih, bye."
Kak ricardo memang singkat tak pernah banyak bicara sekalinya bicara selalu pada intinya, ia bahkan menelpon hanya untuk itu saja.
Ponsel kembali berbunyi namun kini varel yang menelpon.
"Iya halo."
"Kamu libur kan? Aku mau ajak kamu kerumah buat masak bareng sama bunda."
"Wahh serius? Mau dong, Yaudah aku siap siap dulu ya."
"Oke, nanti aku jemput."
Segera ku bersiap siap menuju rumah varel. Ketika sedang menunggu varel, nadia datang begitu saja tanpa bilang terlebih dahulu.
"Aduhh la, aku bosen nihh gak ada kerjaan bingung mesti gimana masa harus stalking mantan sih?,"ia datang begitu saja masuk tanpa mengetuk pintu dan duduk di sofa tanpa izin terlebih dahulu, memang kadang nadia tak tau malu sihh.
"Apaan sih dateng dateng alay banget,"gerutuku.
"Kayaknya kamu peka yah sama aku sampe udah siap buat berangkat, yuk ah kita nonton aja,"sambil menarik lenganku.
"Ihh nadia apaan sih, aku tuh udah siap siap gini mau kerumah varel, mau masak sama bunda varel."
"Hah aduhh dila jangan nghayal deh, kan kalian udah putus,"ucapnya seolah mengejek dengan menggibaskan tangannya.
"Orang udah balikan lagi,"cetusku tak mau kalah.
"Serius? Kok bisa?,"tanyanya tak percaya dan kembali duduk.
"Ya gitu deh ceritanya,"jawabku mengalihkan pandangan pada ponsel.
"Terus sekarang gue harus pulang lagi? Kok lo tega sih biarin gue pulang lagi,"ucap nadia dengan cetarnya.
"Yaudah ikut aja kerumahnya varel,"tawaranku ia angguki saja tanpa basa basi menyesal juga menawarinya padahal cuma tawaran ngasal.
Tak lama dari itu, varel datang dan dengan segera nadia bergegas membuka pintu rumah lalu menyambut varel.
![](https://img.wattpad.com/cover/62764291-288-k699879.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Tuhan Kita Berbeda [TAMAT]
RomanceSebuah rasa memang tak tentu harus jatuh pada siapa, kapan dan bagaimana karena itu sebuah naluri alami manusia, namun bagaimana jika rasa itu datang pada hal yang tak bisa kita miliki dan harus mengorbankan kepercayaan untuk bisa bersama? Ataukah m...