Menurutku menjadi anak satu-satunya sangat membosankan, ketika aku dirumah hanya sendiri disitulah aku merasa sepi. Orang tua ku sering kali pergi bertugas di Luar Negri meninggalkan aku dirumah dengan seorang pekerja rumah tangga, disaat aku ingin bercerita tentang semua keluh kesahku pun aku hanya bisa menceritakannya pada sahabatku saja. Sedih memang menjadi diriku, bahkan disaat seperti ini disaat aku memiliki kekasih pun kedua orang tua ku sama sekali tidak mengetahuinya.
Ingin rasanya aku berteriak saat mereka berada dirumah
"hey ma pa lihat lah anakmu sudah dewasa seperti ini tapi kalian belum tau jika aku sudah memiliki kekasih" ya kira-kira seperti itulah kalimat yang rasanya ingin sekali aku keluarkan dari mulutku saat mereka sedang ada dirumah, tapi balik lagi kalau mereka orang tua ku dan aku anak mereka, tidak mungkin dan sangat tidak mungkin aku bertindak kurang ajar pada mereka yang sudah susah payah bekerja untuk memenuhi semua kebutuhanku
Tak apalah, setidaknya aku masih memiliki Mila sahabat ku sejak kecil yang selalu setia padaku
"Hey Prill ngelamun aja sih lo, kenapa?" yah itu Mila sahabatku yang barusan saja menghancurkan lamunanku
"Biasalah Mil, gua rasa lo tau deh kenapa gue ngelamun" jawabku sendu
"Ya gue tau, pasti mikirin orang tua lo lagi kan?" dan aku hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaannya
"Udahlah Prill kan masih ada gue, lagian orang tua lo kan seperti ini buat lo juga. Lo ga bersyukur apa karna susah payah nya mereka sekarang lo punya segalanya, apa yang lo mau dengan mudah lo bisa dapetin. Ayolah berfikir yang positifnya aja" yang diucapkan Mila memang benar adanya, tapi tidak kah boleh aku merasakan kebahagiaan ku yang sempurna, aku tidak hanya butuh semua yang bisa dengan mudah aku dapat, aku juga butuh orang tua aku yang bisa meluangkan waktu mereka buat aku
"Iya lo memang benar, kekelas yuk ah bentar lagi kelas kita mulai" aku memang sedang tidak mood membahas ini, jadi ku ajak saja Mila ke kelas dan kebetulan sebentar lagi kelas ku dimulai
"Ah baiklah ayo" aku dan Mila segera beranjak menuju kelas dan tiba-tiba saja
Buughh
"Aww.." seru ku ketika seseorang menabrak tubuhku
"Sorry gue gak sengaja" katanya dengan datar, ih menyebalkan!
"Lain kali hati-hati bisa kan?" seru ku jutek padanya
"Oke, gue permisi" dia pun meninggalkan ku begitu saja, ah siapa sih dia!
"Lo gak kenapa-kenapa kan Prill?" tanya Mila padaku
"Gak gue gak papa tapi tuh orang bikin gue empet, siapa sih tuh orang, lo kenal?" tanya ku pada Mila dan dia hanya menggeleng
"Gue baru kali ini liat dia Prill, kaya nya tuh orang baru deh" ah ya mungkin
"Yaudah ah yuk" aku malas memikirkan pria aneh tadi lebih baik aku segera ke kelas sebelum telat dan aku dihukum
***
Menurut ku hidup dengan kebebasan akan lebih indah, dari pada hidup dengan segala peraturan, tapi itulah yang aku rasakan kini, memiliki orang tua yang selalu ingin dituruti apa maunya. Sebenarnya itu memang kewajiban ku sebagai anak untuk mematuhi apa mau orang tua ku, tapi untuk yang kali ini aku sangat tidak ingin mematuhinya, sungguh aku tidak ingin.
Oh ya aku Ali, Aliando Alkatiri. Orang tua ku seorang pembisnis, namun mereka tetap tidak lengah memperhatikan aku, hingga sampai saat ini pun usia ku 25 tahun mereka masih sibuk memperhatikanku sampai-sampai jodoh pun mereka pilihkan untukku. Kalian mengerti dengan apa yang ku bilang tadi? Jodohku dipilihkan oleh orang tuaku, yah aku dijodohkan! Dan kalimat PENJODOHAN itu selalu membuat ku kesal setiap kali aku mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Berujung Bahagia
FanficPada intinya ini berawal dari perjodohan gila menurut Ali dan Prilly... Oke dibaca langsung aja yah