BBB 8

8.4K 343 7
                                    

Matahari mulai beranjak menerangi bumi dengan cahayanya, Prilly yang sebenarnya masih mengantuk pun dengan terpaksa harus segera bangun karna hari ini dia harus pergi ke kampusnya jam sembilan pagi, tidak perlu berlama-lama menurutnya diatas tempat tidur karna sekarang jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, dia segera beranjak ke toilet mencuci mukanya dan turun ke dapur untuk membuat nasi goreng.

Setengah jam berlalu nasi goreng exstra sosis dan telur telah siap untuk dimakan olehnya, tidak dengan Ali karna Ali tidak akan mau memakan masakan Prilly, dia lebih memilih sarapan roti tawar saja atau makan diluar.

Ngomong-ngomong soal Ali, dari semalam Ali belum juga keluar dari kamarnya, entahlah tidak seperti biasanya menurut Prilly.

Kini Prilly telah siap untuk sarapan setelah mandi, rasa penasaran Prilly terhadap Ali sudah tidak bisa dipendam lagi, sepertinya ia memang harus menengok Ali dikamarnya setelah sarapan nanti.

***

Mandi udah sarapan udah, sekarang tinggal liat Ali dikamar nya, tumben banget hari gini belum keluar padahal ini udah jam 7, biasanya setengah 7 juga dia sudah siap disini walaupun tiap hari dia gak sarapan masakan aku sih, ya lebih baik tengokin aja siapa tau dia belum bangun.

Tok.. Tok.. Tok...

"Ali......" panggil ku setelah sampai didepan kamarnya

"Li...." tapi masih belum ada sautan dari dalam

"Li belum bangun apa? ini sudah jam tujuh loh Li, gak ngantor?" tanya ku lagi, dan masih hening belum ada sahutan darinya, lebih baik aku buka aja langsung pintu kamarnya siapa tau gak dikunci

Ceklek..
Suara pintu dibuka

Gelap...
Lampu tidak menyala, tirai dan jendela kamar belum dibuka pantas aja gak ada sama sekali cahaya matahari yang masuk.

Setelah ku hidupkan lampu kamarnya, disitulah aku lihat Ali ditempat tidurnya sedang selimutan dari ujung kaki hingga ujung kepala nya, entahlah ada setan dari mana yang merasuki aku, aku segera berlari cemas kearahnya, ah inget aku hanya mencemaskan nya saja karna bagaimana juga dia suami sah ku.

"Ali... Kamu kenapa?" ucapku setelah aku berada disampingnya, kulihat tubuhnya bergetar, ku arahkan tanganku menyentuh dahinya

Panas....

"Kamu sakit kenapa gak bilang sih Li ya ampun, kalo kamu sampe kenapa-kenapa habis sudah aku sama orang tua kita Li, ya Tuhan Ali..." ucapku setengah kesal

"Aku gak kenapa-kenapa Prill" gumamnya lemas

"Gak kenapa-kenapa apanya, segini badan kamu panas, terus juga kamu menggigil. Kamu sudah makan belum?" tanya ku lagi

"Belum makan apa-apa dari kemarin siang" jawabnya membuat ku membulatkan mata

"Kamu tunggu sini sebentar" aku pun beranjak meninggalkannya menuju dapur membuatkan nya bubur sambil mencari obat turun panas, sambil menunggu bubur nya matang aku pun kembali ke kamar Ali membawa handuk kecil dan baskom berisi air untuk mengompresnya.

"Aku kompres dulu ya" ucapku dan Ali hanya menjawabnya dengan anggukan kecil, setelah mengompresnya aku menuju dapur kembali dan membawa bubur beserta obat dan air minum untuk Ali

Benci Berujung Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang