Hari menyebalkan itu akhirnya terjadi juga, ya aku tau mau bagaimana pun aku menghindari hari ini, pada akhirnya aku harus tetap berada disini, diatas pelaminan bersama seorang pria yang sama sekali tidak aku suka
Jangan tanya bagaimana perasaan ku saat ini, jika kalian berfikir aku bahagia dengan hari istimewa yang menurut kebanyakan orang lainnya, tapi ini justru balikannya, karna pada faktanya aku tak bahagia saat ini, rasanya capek jika harus pura-pura bahagia didepan semua orang dengan terus menebarkan senyum kepada setiap tamu undangan disini, tak tau kah mereka jika aku lelah bersandiwara seperti ini jika terlalu lama
lihat lah si Ali Baba yang sok kegantengan itu, ah aku benar-benar sebal! kalian jangan berfikir jika aku bersama dia terlihat mesra ya saat ini, karna itu tidak terjadi dihari ini. masa bodo mau di bilang apa juga, karna aku sama sekali tidak menikmati hari ini
Ayolah mengapa waktu dihari ini begitu sangat lambat berjalan sih, tak taukah jika aku sudah sangat lelah. Oh Tuhan rasanya aku ingin mati saja!
"Ayo pengantinnya foto lagi" lagi dan lagi suara si tukang foto itu melengking di telingaku!
"Ayo sayang berpose lagi dengan Ali, harus terlihat lebih mesra ya sayang" bisik Mama ku yang hanya ku angguki malas
dan ini adalah foto ku bersama Ali untuk yang kesekian kalinya dihari ini, dengan berbagai macam pose yang di beritahu oleh si tukang foto sialan itu aku akhirnya harus mau merangkul Ali, dan mau tak mau juga aku harus terima jika Ali merangkul mesra pinggang ku, ah kesempatan dalam kesempitan ini namanya!
Akhirnya setelah sekian lama kesabaranku acara ini berakhir juga, aku benar sudah lelah dengan hari ini, sebaiknya aku segera belalu masuk ke dalam kamar yang sudah disiapkan dihotel ini
"Kamar kalian dilantai empat ya sayang" tukas Mama nya Ali, eh maksud ku Mama mertua ku
"Iya Ma makasih" aku segera berlalu dari hadapan mereka menuju kamar ku dengan Ali dibelakangku
"Heh wanita menyebalkan gak bisa ya kamu jalannya yang santai sedikit" ucapnya padaku yang memang sangat malas untuk aku jawab, dan sepertinya ada yang salah deh, aku-kamu? sejak kapan?
"Hey kamu tuli?" ah terserah!
"Baiklah Prilly, bisa gak kamu jalannya santai aja?"
"Gak bisa!" jawabku ketus terserah mau dia kesal atau apa, karna aku sudah lebih kesal darinya
"Dasar perempuan aneh!" itu umpatan si Ali Baba yang sengaja aku biarkan, malas berdebat
sampai juga di kamar ku, eh maksudnya kamar pengantin ku bersama si Ali Baba. Pertama kali saat aku membuka pintu mata ku langsung menatap takjub dengan apa yang ada di dalamnya, ini indah sungguh sangat indah, namun sayang pernikahan yang sedang aku jalani ini hanya sebuah permainan saja. Seketika saja rasa takjubku menciut, segera aku masuk ke dalam melepas semua benda yang menempel pada tubuh ku, dan segera pergi ke dalam kamar mandi, jangan tanyakan kemana si Ali, karna dia sepertinya masih tertinggal, dasar laki-laki kok lelet sekali jalannya
***
Wanita itu sangat menyebalkan, disuruh nunggu aja dia gak mau, istri macam apa itu, eh pantaskah jika aku menyebutnya seorang istri? ya tentu saja gak pantes secara pernikahan ini hanya rekayasa saja, ya walaupun semua nya memang benar pernikahan sungguhan tapi aku sama sekali tak pernah menganggap ini pernikahan sungguhan, mana sudi aku menikahi wanita menyebalkan seperti si Prilly Prilly itu
Sekarang aku sudah tepat berada di dalam kamar hotel yang memang disediakan untukku dan Prilly, aku tak melihat Prilly di dalam sini, kemana dia? oh ya mungkin dia sedang di kamar mandi, masabodo peduli amat dengan dia, lebih baik aku tidur, rasanya tubuhku remuk sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Berujung Bahagia
Fiksi PenggemarPada intinya ini berawal dari perjodohan gila menurut Ali dan Prilly... Oke dibaca langsung aja yah