Dering suara ponsel menggema diruangan yang cukup luas untuk di isi oleh dua orang ini, Ali dan Prilly.
"Hoammm" geliat Prilly yang mulai terganggu dengan suara ponselnya, dengan mata yang berat dan sedikit bengkak akibat menangis semalam mau tak mau Prilly membuka matanya, pemandangan pertamanya jatuh pada wajah Ali yang saat ini hanya ada sejengkal didepan wajahnya, tanpa disadari kedua nya posisi mereka saat ini saling memeluk.
Prilly mencoba melepaskan pelukan Ali dipinggangnya dengan susah, dan berhasil setelahnya ia segera mengambil ponselnya yang sedari tadi masih berdering tak henti
Kernyitan di dahi Prilly cukup memberitahu bahwa ia bingung sekarang, pasalnya ini masih jam lima pagi dan yang menelvon nya adalah nomor baru, tidak seperti biasanya
"Hallo..." ucap Prilly pada seseorang diseberang sana
"..........."
"Terserah lo! Yang perlu lo tau saat ini, semua itu akan segera terbongkar! Jadi mending lo puas-puasin aja dulu buat tertawa sekarang, inget ya TUHAN GAK PERNAH TIDUR RERE!" ucap Prilly penuh penenakan pada si penelvon yang diketahui itu adalah Rere dan saat itu juga Prilly mematikan telvonnya
Rere sengaja menelvon Prilly untuk menanyakan apakah ia berhasil mengadukan kepada Ali perihal pertemuan mereka dicafe semalam.
"Baru bangun udah diganggu nenek lampir" gerutu Prilly pelan
Matanya jatuh kepada Ali yang masih tertidur pulas, dipandangnya wajah itu dan entah mengapa hatinya merasa tercubit.
Bermacam pertanyaan sudah melintas diotak dan hatinya
'Apa aku mulai mencintai Ali?'
'Apa perasaan itu tumbuh secara perlahan?'
'Apa Ali juga merasakan perasaan yang sama seperti ini?'
'Surat perjanjian itu?'Dan masih banyak lagi pertanyaan yang singgah di otaknya, bukankah perasaan itu tidak seharusnya ada, tapi bagaimana jika perasaan itu beneran tumbuh? Bagaimana dengan perjanjian itu?
Semuanya membuat Prilly pusing, buru-buru ia menuju kamar mandi untuk mandi setelahnya ia akan shalat subuh, dan sepertinya tidak di imami oleh Ali lagi, Prilly hanya bisa tersenyum kecut saat ini.
***
"Tunggu aku shalatnya, aku imam kamu" suara berat itu membuat Prilly menghentikan aktifitasnya sejenak yang saat ini sedang memakai mukena nya
"Hmm" hanya deheman yang diberikan oleh Prilly sebagai jawabannya
Ali dengan buru-buru masuk kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan segera shalat mengimami Prilly
"Prill aku minta maaf sudah bentak kamu semalam" ucap Ali setelah keduanya selesai shalat
"Lupain, aku gak mau bahas masalah itu" jawab Prilly sekena nya
Hening menyelimuti mereka sampai akhirnya Prilly memilih keluar dari kamar menuju dapur, mungkin dengan memasak fikirannya akan sedikit tenang.
Jam sudah menunjukkan enam pagi, nasi goreng exstra telur sudah siap di meja makan, dan itu semua Prilly yang menyiapkan.
"Mbok aku mau jalan-jalan pagi ke taman kompleks ya" pamit Prilly pada Mbok Yum
"Non gak mau sarapan dulu Non?"
"Nanti aja deh Mbok aku mau keliling dulu, nanti pesenin aja sama yang lain ya kalo mau sarapan gak usah nungguin aku" jelas Prilly disertai senyumnya
"Oh iya Non iya, hati-hati Non" Prilly hanya tersenyum dan berlalu meninggalkan Mbok Yum
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Berujung Bahagia
FanfictionPada intinya ini berawal dari perjodohan gila menurut Ali dan Prilly... Oke dibaca langsung aja yah