Seven

48 5 0
                                    

"Ma, boleh tidak kalau aku mencari tahu siapa itu Richard dan siapa pengirim surat itu?"

"Mama tau kok pasti kamu penasaran kan siapa yang melakukan itu semua? Mama tau niat kamu baik, tapi kamu harus berhati-hati. Karena bisa saja ada orang yang memantau segala kegiatan kamu karena kamu adalah saksi tunggal dalam kasus ini. Kamu harus tetap berhati-hati jika ingin mencari tahu. Tetapi lebih amannya, kita serahkan saja ke pihak kepolisian"

"Iya sih ma"

Jawaban mamaku dan Mama Melissa hampir sama. Mereka mengkhawatirkan aku. Intinya mereka tidak terlalu memperbolehkan aku untuk mencari tahu lebih dalam dan menyerahkan semuanya ke pihak kepolisian. Hmm tapi tetap saja aku penasaran. Aku mau tahu siapa saja orang-orang yang berada dibalik semua ini.

Aku kembali ke kamar dan kembali memainkan handphone ku. Aku harus melakukan sesuatu. Sampai kapan aku akan tinggal diam seperti ini terus? Aku tidak bisa membiarkannya. Tapii.. aku harus mulai dari mana untuk menelusuri kembali masa lalu Melissa? Langkah apa yang harus ku lakukan terlebih dulu? Ayolah berpikir, Elena Deandra Zevanya. Berpikir.

Tunggu, kurasa aku mengingat sesuatu.

Beberapa bulan yang lalu pada saat pulang sekolah, aku dan Melissa pernah mengunjungi minimarket yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah untuk membeli minuman. Karena cuaca hari itu sangat panas, sehingga tenggorokan kami terasa kering, persediaan minum kami pun sudah hampir habis. Jadi kami memutuskan untuk membeli minum dulu di minimarket yang tidak terlalu jauh dari sekolah kami sebelum pulang ke rumah. Dan saat membeli minum di minimarket tersebut, ada seorang perempuan yang memanggil Melissa. Perempuan itu memakai seragam yang berbeda dengan seragam sekolah kami. Sepertinya itu teman Melissa, tetapi dia berbeda sekolah dengan kami. Melissa lalu menyapa kembali dan menghampirinya. Karena aku tidak mengenalnya, jadi aku hanya tersenyum padanya. Begitupun dia padaku. Melissa terlihat berbincang-bincang sebentar dengan perempuan tersebut saat aku masih sibuk memilih minuman apa yang akan kubeli. Lalu, Melissa dan perempuan itu menghampiriku. Dia mengenalkan perempuan tersebut padaku. Namanya Adinda, dan ternyata Adinda adalah teman sekelas Melissa semasa SMP. Melissa juga mengenalkanku pada Adinda. Kelihatannya dulu dia cukup dekat dengan Melissa karena mereka terlihat akrab ketika berbincang pada waktu itu.

Ya, Adinda. Dia bisa menjadi langkah pertamaku untuk mencari tahu tentang masa lalu Melissa. Adinda kan teman SMP nya, jadi mungkin dia tahu beberapa hal tentang kehidupan Melissa semasa SMP. Karena Melissa tidak pernah bercerita banyak tentang masa lalunya kepadaku. Yang sering dia ceritakan kepadaku hanyalah kehidupannya setelah menjadi anak SMA saja. Jadi hal pertama yang harus ku lakukan adalah menghubungi Adinda. Tapi bagaimana aku menghubunginya? Menghubungi melalui apa? Karena aku tidak memiliki kontak BBM nya, kontak Line nya, dan juga nomor teleponnya. Apalagi alamat rumahnya, tentu saja aku tidak tahu karena aku juga baru sekali bertemu dengannya dan baru mengenalnya. Hmm, ayo berpikir lagi Elena. Berpikir lagi.

Disaat aku sedang berpikir, jariku menyentuh layar handphone dan tanpa sengaja membuka aplikasi Instagram.
Aha!
Kalau tidak salah, beberapa hari setelah aku bertemu Adinda di minimarket, Adinda mengikuti akun ku di Instagram, dan karena aku tahu itu adalah teman SMP Melissa, jadi aku mengikuti kembali akunnya. Dia juga pernah menyukai postinganku di Instagram beberapa kali. Mungkin aku bisa menghubunginya lewat Direct Message di Instagram. Ya, akan kucoba. Aku segera mengirim DM pada Adinda

"@elena.dz: Hai Adinda, bagaimana kabarmu? Kuharap kamu baik-baik saja. Aku Elena, sahabat SMA-nya Melissa. Kita pernah bertemu di minimarket beberapa bulan lalu, apakah kamu masih mengingatku? Kuharap kamu masih mengingatku ya. Maaf kalau mengganggu, terimakasih"

Send.

Semoga saja dia membalas pesanku dengan cepat, karena hanya melalui ini aku bisa menghubunginya. Dan mungkin hanya dia yang bisa membantuku saat ini. Sambil menunggu balasannya, aku membuka galeri dan memandang foto-fotoku bersama Melissa. Aku sering berfoto dengannya. Aku jadi semakin merindukannya. Kuharap dia bisa beristirahat dengan tenang dan bisa mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Amin.

Sekitar 20 menit setelah aku mengirim pesan pada Adinda, ada pesan masuk di Instagram ku. Aku segera membuka pesan tersebut.

"@adindaristy: Hai juga Elena, kabarku baik. Bagaimana denganmu? Kuharap kamu baik juga. Aku masih mengingatmu kok. Aku turut berduka cita ya atas kepergian Melissa, tolong sampaikan itu kepada orangtuanya. Dan menurut kabar di televisi, kamu adalah saksi tunggal dalam kasus ini, apa itu benar? Dia adalah orang yang baik, dia tidak pantas mendapatkan ini semua. Dia meninggal dengan cara yang tidak wajar. Kuharap polisi bisa segera menangkap pelakunya. Dan jika aku boleh tau, ada keperluan apa sehingga kamu menghubungiku? Karena sebelumnya kamu belum pernah menghubungiku. Oiya, kamu tidak mengganggu kok :)"

Kelihatannya, Adinda orang yang baik. Semoga saja dia mengetahui banyak hal tentang kehidupan Melissa yang dulu dan bersedia membantuku. Dengan segera aku membalas pesan tersebut

"@elena.dz: Syukurlah kalau kamu masih mengingatku. Kurasa aku tidak terlalu baik sekarang. Iya itu benar, aku memang saksi tunggal dalam kasus itu. Terimakasih, nanti akan aku sampaikan kepada orangtuanya. Iya, seharusnya tidak seperti ini. Tapi ini sudah takdir dan kita tak bisa merubahnya. Kuharap juga begitu. Begini Adinda, kamu kan teman sekelas Melissa semasa SMP, apakah aku boleh bertanya beberapa hal tentang Melissa kepadaku? Kuharap kamu mau membantuku, terimakasih"

Tak lama, Adinda membalas pesanku

"@adindaristy: Boleh, memangnya apa yang akan kamu tanyakan?"

"@elena.dz: Jadi sejak beberapa bulan yang lalu, Melissa menerima surat ancaman beberapa kali. Di surat ancaman itu tertulis jika Melissa terus ikut campur, dia berada dalam bahaya dan hidupnya akan berakhir. Lalu disurat tersebut juga terdapat sebuah nama, Richard. Lalu, sang pengirim surat hanya menulis "-03" di setiap akhir suratnya. Apa kamu tau siapa Richard itu? Lalu apa yang dimaksud dengan 03? Apa 03 itu sebuah angka yang berarti untuk Melissa?"

"@adindaristy: Setahuku, Richard itu mantan kekasih Melissa semasa SMP, dia juga temanku. Tapi kami tidak sekelas. Mereka berpacaran selama beberapa bulan lalu putus, entah kenapa. Richard itu orang yang baik, menurutku dia tidak mungkin menyakiti Melissa. Dan seingatku, 03 itu adalah tanggal jadian mereka dulu. Untuk masalah apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka, aku tak begitu mengetahuinya"

"@elena.dz: Baiklah. Terimakasih ya atas bantuanmu, itu pun sudah cukup membantu"

"@adindaristy: Iya samasama, dengan senang hati. Kalau butuh sesuatu tanyakan saja kepadaku, siapa tau aku bisa bantu"

"@elena.dz: Ok terimakasih :)"

Jadi, Richard itu mantan kekasih Melissa semasa SMP. Dan 03 adalah tanggal jadian mereka dulu. Pantas saja Mama Melissa bilang kalau mereka sangat dekat semasa SMP. Dan mungkin karena Richard adalah kekasihnya pada waktu itu, Melissa bersedia membantu Richard. Entah bantuan apa yang Melissa berikan sehingga dia mendapat ancaman-ancaman tersebut. Jika Richard orang yang baik dan dirasa tidak mungkin untuk menyakiti Melissa, lalu siapa yang mengirim surat-surat ancaman tersebut? Mengapa si pengirim surat harus mencantumkan angka "03" disetiap akhir suratnya? Apa Melissa mengenal si "03" tersebut? Mengapa pula Richard dan Melissa harus putus? Apa masalah yang terjadi diantara mereka?

***

Buat yang baca jangan lupa vomments nyaa yaa! Atau vote aja udah lebih dari cukup kok. Biar makin semangatt hehe💪 makasii💕

MelissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang