Ten

39 4 0
                                    

"Kenapa anak baru itu kaya mengindar dari aku ya? Buru-buru keluar gitu. Padahal di kantin masih banyak bangku yang masih kosong jadi dia bisa makan disini. Kok aku juga kaya pernah liat dia? Apa lelaki misterius yang kemarin ada di pemakaman itu dia?" Batinku

Aku segera menghabiskan makananku dengan sedikit terburu-buru (hamdalah ga keselek😊). Cindy yang baru menghabiskan makanannya pun hanya terdiam menatapku kebingungan.

"El kamu kenapa? Kok makannya terburu-buru gitu?" Tanya Cindy masih dengan tatapan heran

"Temenin aku yuk" ajakku sambil menarik tangan Cindy

"Lho mau ngapain? Kemana?" Tanyanya lagi

"Udah ayo jangan banyak tanya dulu" jawabku sambil setengah berlari

Aku akan mengejar dan menemui si anak baru itu. Untung saja kelasnya sebelah kelasku jadi mungkin aku akan lebih mudah jika ingin menemuinya.

"Duh El pelan-pelan, kenapa sih?" Tanyanya masih kebingungan dan terus mengikutiku yang setengah berlari menaiki anak tangga

"Kita mau ke kelas sebelah kelas kita" Jawabku

"Ngapain?"

Haduh Cindy ini ternyata kepo juga ya.

"Menemui si anak baru"

"Mau ngapain? Kenal sama anak baru itu?"

"Nggak, aku ada perlu"

"Oh iya iya, nyantai dong"

"Sabar. Sebentar lagi kita sampai"

Akhirnya aku pun sampai di depan kelas anak baru itu. Keluarlah Aldy, salah satu temanku juga. Dia adalah KM di kelas yang di tempati si anak baru tersebut. Aldy sekelas dengan anak baru itu.

"Eh Elena, ada apa kesini?" Tanya Aldy ramah

"Hmm, aku boleh nanya gak?" Tanyaku balik

"Boleh kok, ada apa?"

"Anak baru itu namanya siapa ya?"

"Oh soal anak baru. Anak baru itu namanya Richard Devano Fitzgerald. Kenapa? Kamu kenal?"

Jadi itu Richard? Ternyata perasaanku benar. Richard hadir di pemakaman Melissa kemarin meski dia hanya memandang dari kejauhan. Pantas aku merasa bahwa aku pernah melihat dia sebelumnya. Dan sekarang, dia pindah kesini dan satu sekolah denganku. Tapi apa benar itu Richard mantan kekasih Melissa? Karena pastinya ada banyak orang yang bernama Richard di dunia ini. Aku takut salah orang. Tapi jika dia tidak mengenal Melissa untuk apa dia datang ke pemakaman Melissa kemarin? Pasti dia mengenal Melissa. Ya, aku yakin dan optimis. Bahwa Richard si anak baru itu adalah mantan kekasih Melissa.

"Nggak sih. Cuma nanya aja kok. Eh, Richard nya ada di kelas gak? Aku ingin bertemu dengannya"

"Ada kok. Tunggu sebentar ya, aku akan panggilkan"

Aldy segera masuk ke dalam kelas dan memanggil Richard. Semoga saja Richard bersedia menemuiku.

"El sebenarnya kamu ini ada perlu apa sama si Richard-Richard itu? Kamu bilang kamu ada perlu dengannya sedangkan kamu aja baru tahu namanya tadi" Tanya Cindy

"Ya ada deh, maaf aku belum bisa menjelaskan. Ini berkaitan dengan Melissa" jawabku

"Oh iya baiklah kalau soal itu aku mengerti" balasnya

"Terimakasih sudah mau mengerti" ucapku sambil tersenyum

"Baiklah. Aku ke kelas duluan ya, kamu tidak apa-apa kan kalau aku tinggal? Aku hanya tidak mau mengganggu pembicaraan kalian" tanya Cindy

"Iya tidak apa-apa, makasih" jawabku

Cindy hanya membalas perkataanku dengan senyuman, dia pun berjalan dan memasuki kelas kami yang berjarak tidak terlalu jauh dari pintu kelas tempatku berdiri.

Pintu kelas pun terbuka. Keluarlah seorang laki-laki. Richard, itu dia.

"Mmm hai" ucapku membuka pembicaraan sambil tersenyum tipis

"Hai juga. Ada perlu apa ya? Kamu siapa?"

"Aku Elena, anak kelas sebelah, jadi kamu Richard?"

"Oh hai Elena, iya aku Richard. Pasti kamu sudah mengetahuinya dari Aldy tadi kan?"

"Ya, aku hanya ingin bertanya. Maaf aku tidak bermaksud menyinggungmu. Mengapa kau terlihat pergi dengan terburu-buru setelah kamu melihatku di kantin? Menurutku kau terlihat seperti menjauhiku. Apa ada yang salah? Maaf jika aku lancang"

"Oh itu tidak.."

"Melissa Katherina Faradina. Apa kamu mengenalnya?" Aku langsung memotong pembicaraan sebelum dia menyelesaikan kata-katanya

Richard terdiam sejenak sambil menatapku lekat-lekat. Dia menarik tanganku dan mengajakku duduk di bangku yang ada di depan jendela kelasnya.

"Ya, aku mengenalnya"

"Apa benar dia mantanmu?"

Dia terdiam sejenak dan menatapku lagi.

"Iya. Dia mantanku. Kamu sahabatnya?"

"Iya. Dia sahabatku. Aku ingin bertanya, sejak beberapa bulan lalu Melissa mendapat beberapa surat ancaman hingga sehari sebelum peristiwa penembakan itu terjadi. Dan di surat-surat tersebut, namamu disebut beberapa kali. Apa kamu tahu ada apa yang sebenarnya terjadi?"

"Surat ancaman? Namaku disebut-sebut beberapa kali? Aku tidak mengetahui apapun tentang itu. Aku tidak berbohong Elena"

"Yakin?"

"Iya aku serius. Aku tidak tahu apa-apa tentang surat ancaman itu. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi"

"Masalahnya, Melissa juga tidak pernah bercerita kepadaku tentang surat-surat ancaman yang diterimanya. Dia selalu bungkam akan hal itu. Aku tidak mengerti lagi kenapa ia menyembunyikannya dariku dan terutama dari kedua orang tuanya"

"Aku benar-benar tidak tahu"

"Di setiap akhir surat tersebut selalu tertulis angka "03". Apa betul itu tanggal jadianmu dan Melissa dulu?"

"Ya, itu benar. Tapi aku tidak tahu apa-apa tentang ancaman itu"

"Lalu mengapa namamu ada di surat-surat itu?"

"Dengar Elena. Aku benar-benar tidak mengetahuinya. Percayalah padaku. Aku memang mantan Melissa tapi aku tidak pernah berniat menyakiti Melissa, dia cinta pertamaku. Dia perempuan yang baik. Kau juga pasti tahu itu. Sebenarnya aku juga terpukul dengan kematiannya. Aku tidak tahu mengapa namaku dibawa-bawa. Aku tidak tahu tentang ini semua. Aku juga tidak pernah berniat buruk kepadanya, apalagi sampai membunuhnya. Itu gila. Lelaki sejati tidak akan pernah menyakiti wanita kan?"

***
A6 nih si Richard. Tampan nan baik hati. Btw maaf kalo gajelas ya wqwq.

Jangan lupa vomments ya. Pegel nih :(

MelissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang