3

1K 172 127
                                    



"Kakak! Sepedamu mana?!" Mandy yang menyadari bahwa sepeda kakaknya tertinggal langsung berubah panik di dalam mobil ketika tadinya keduanya larut dalam canda tawa.

Abe hanya menyahut tenang sambil tetap serius memainkan video gamesnya yang baru saja ia keluarkan. "Tenang saja Mandy, Victor sama Bella pasti udah ngamanin ke parkiran."

"Whoaa kakak! Sukanya ngerepotin kak Victor sama kak Bella!"

"Itu namanya teman. Teman kan saling membantu."

"Tapi kakak gak pernah tuh bantuin aku. Tiap aku ngerjain PR matematika pasti kakak gak mau bantu." Mandy menggembungkan pipinya pura-pura ngambek di depan kakaknya.

Abe yang melihat wajah menggemaskan sang adik hanya bisa tertawa meledak.

'Dasar, Michael banget sifatnya.' batin mamanya yang mendengar ledakan suara tawa super keras si sulung.

"Itu karena kakak goblok di matematika. Kalo mau kamu nanti kakak suruh ajarin Bella aja dia pinter sama kaya Om Luke jago matematika. Nenek Liz juga jago matematika sih, tapi sayang dia udah pikun sekarang." Oceh Abe tanpa henti, berbeda dengan dirinya di sekolah barusan yang lebih banyak diam.

Melihat Abe mengoceh panjang lebar dan konyol seperti itu, membuat Chrissy tersenyum diam-diam. "Abe, gak boleh gitu sama orang tua.." peringatnya lembut sambil tetap fokus menyetir.

Abe membalas perkataan mamanya dengan hanya mengucap, "Sorry mama." dan kemudian melanjutkan obrolan penuh semangatnya bersama sang adik, yang memberikan kebahagian tersendiri untuk mama mereka yang diam-diam memperhatikan dari rear-view-mirror.

Sesampainya di rumah, setelah tadi sempat berbelanja beberapa keperluan untuk pesta ulang tahun Mandy besok, Abe terlebih dulu membantu mamanya beres-beres. Setelah itu ia mengunci dirinya di dalam kamarnya untuk tidur dan mungkin akan bangun ketika waktu makan malam tiba.

Chrissy dengan penuh semangat membawa laptop menuju ke ruang tengah, senyum bahagianya tak lepas dari wajahnya, bahkan ia hampir jatuh tersungkur ke depan karena tersandung langkahnya sendiri sebelum akhirnya meletakkan laptop tersebut di atas meja dan disaksikan dengan suka cita olehnya dan juga anak bungsunya.

"SELAMAT PAGI ISTRI DAN ANAKKU TERCINTA! MUAACH!" Wajah sang papa yang mencium screen, Michael Clifford dengan rambut birunya muncul di layar. Di belakangnya terlihat pula teman-teman satu band nya, Calum Hood, Luke Hemmings dan Ashton Irwin yang sedang sarapan.

"Disini sudah siang papa." sahut Mandy tersenyum lebar membalas tingkah papanya yang konyol.

Michael tergelak di ujung sana. "Tapi kalau disini masih pagi sayang." Sahutnya sambil tersenyum manis. Matanya bergerak mencari sesuatu di belakang Mandy dan mamanya. "Dimana kakak?" tanya Michael saat menyadari bahwa anak pertamanya tidak ada disitu.

"Dia tidur, baru saja pulang sekolah." sahut Chrissy dengan senyuman simpul. Michael yang sudah paham bahwa Abe memang tidak pernah suka melakukan skype dan video call dengan papanya sendiri pun membalas senyuman sang istri dengan senyuman meneduhkan andalannya.

"Tidak papa, aku tetap mencintaimu." ucap Michael kemudian mendekatkan bibirnya ke layar. "Ciuman jarak jauh untuk Chrissy Clifford, muaaaaahhh!" ucapnya sambil mengecup layar lama, seolah-olah ia mencium Chrissy secara langsung.

Mandy terkekeh melihat sikap kekanakkan papanya, "Papa kapan pulang? Aku kangen!" rengeknya di layar.

"Mana balasan ciumannya mama? Papa gak mau pulang kalau belum dicium mama." Michael bertanya pada Chrissy sambil melirik Mandy sesekali. Yang ditanyai hanya bisa terkekeh dan menggeleng. "Dalam mimpimu." Ucapnya kemudian menjulurkan lidah.

Safety Pin [Cliffostanza]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang