"Aku tidak jatuh hati padamu lagi kan ?"
Aku tidak yakin jika aku mendengarnya dengan benar, namun jantungku berdetak keras di dadaku, dan aku sedikit bernafas untuk menjaga tetap tenang.
"Ini hanya mimpi. Hanya sebuah mimpi," pikirku.
Mengabaikan pikiranku dan segalanya, aku masih berada di posisiku dan akhirnya tertidur lelap.
***
Keesokan paginya, Taehyung dan aku kembali ke rumah setelah berkemah.
"Kita sampai!" Taehyung berseru ketika ia membuka pintu. Aku melempar semuanya ke pinggir dan menjatuhkan diri di sofa.
"Kita akan pergi lagi nanti kan ?" Aku bertanya padanya.
"Apa ? Aku lelah," kata Taehyung dan menyalakan televisi.
"Hey! Kau bilang untuk bergantian memilih tempat pergi. Sekarang giliranku," kataku.
Ia mendesah, "Ke mana kau mau pergi ?"
"Hmm..." Aku berpikir sejenak, "Musium ?"
"APA?! Tidak. Bagaimana bisa itu pergi keluar ?! Itu adalah pilihan bodoh. Aku tidak akan pergi." Katanya dan mengabaikanku.
"Tidak adil! Tapi ini adalah giliranku untuk memilih! Aku bisa memilih ke manapun aku ingin pergi!" Aku melipat lenganku dan mengerutkan dahi.
"Kalau begitu pergilah sendiri," kata Taehyung acuh, membuatku kesal.
Menyebalkan. Aku memutar bola mataku dan menghentak pergi, menuju kamarku. Aku memasuki kamarku dan membanting pintu tertutup di belakangku.
Melempar diriku di atas tempat tidur, aku mengambil bantal dan mengubur wajahku di sana, menjerit.
"Ugghhh!" Aku menggeram, "Kenapa dia sangat egois. Aku tahu ini akan terjadi."
Aku sangat ingin pergi ke musium, karena musium itu baru dibuka untuk umum. Aku berencana untuk pergi ke sana sendiri, berhubung ia tidak akan mau pergi bersama.
Aku beristirahat sekitar dua sampai tiga jam sebelum bangun untuk mandi. Aku menggunakan sweater berwarna pink pastel yang dipadukan dengan jeans. Aku mengambil tasku dan berjalan keluar kamarku.
Aku menoleh ke kiriku dan memandang pintu kamar Taehyung. 'Aku yakin ia sedang tidur,'pikirku.
Aku memutar bola mataku dan kembali berjalan ke bawah dan menuju keluar rumah.
Ketika aku akan membuka gerbang, klakson mobil Taehyung berbunyi dan aku tersentak. Taehyung menurunkan kaca mobil dan menyembulkan kepalanya keluar, menyeringai padaku.
Aku menatapnya, "Apa ?"
"Masuk ke mobil, ayo pergi," katanya.
"Aku kira kau bilang supaya aku pergi sendiri ?" Kataku dan melipat lenganku.
Aku memutuskan untuk mengabaikannya dan kembali membuka gerbang. Setelah itu, Taehyung turun dari mobil dan menghentakkan kakinya menghampiriku. Ia memegang tanganku dan menarikku.
"Aku bilang ayo pergi," Taehyung berkata dengan kejam padaku saat ia membuka pintu mobil dan mendorongku ke dalam mobil.
Aku mendesah dan menghembuskan nafas berat frustasi.
Beberapa menit kemudian, kami masih dalam perjalanan menuju musium.
"Musium apa ?" Taehyung tiba-tiba bertanya padaku.
"Musium sejarah," aku memberi jawaban singkat.
"Jadi, kita di sini," kata Taehyung padku dan memarkirkan mobil. Aku keluar dari mobil dan memasuki musium dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Arrogant [Buku 2] ➳ KTH
FanfictionTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © WTKFICS Matanya berbisik 'Apa kita pernah bertemu?' "Lee Hyejin?" Panggilnya, dan secara tiba-tiba aku teringat kenangan kami. Lama tidak bertemu, Kim Taehyung.