"Dad ?" Taehyung menjawab panggilan itu. Ia tetap diam selama mendengar apa yang ayahnya katakan. "Um, oke, baiklah, iya, oke, bye." Ia memutuskan sambungan telefon, terlihat cemas.
"Kenapa ayahmu menghubungimu ?" Aku bertanya padanya.
"Soohyun pasti memberitahunya kalau dia bertemu dengan kita," kata Taehyung, "Dad menghubungi kita agar datang makan malam."
"Tapi kita baru makan sereal untuk makan malam," kataku kesal.
"Kita pergi saja, berpakaianlah dengan rapi," kata Taehyung dan bergegas ke kamarnya untuk berpakaian.
Aku membuka lemariku dan menyisiri pakaian yang kumiliki, sampai aku melihat dress biru terusan yang tidak pernah aku gunakan belakangan ini. Aku memakainya dan dress ini sangat pas dan berhenti di atas lututku.
Aku tidak begitu bisa berdandan jadi aku hanya memoleskan make up yang simple dengan eyeliner.
"HYEJIN KAU SUDAH SELESAI ?!"
"HAMPIR," aku balas berteriak. Taehyung menerobos masuk ke kamarku dan membuatku terkejut.
"Hey! Kim Taehyung! Berapa kali harus aku katakan padamu untuk tidak-"
"Menerobos masuk kamarmu?" Ia memotong ucapanku dan terkikik. Ia berjalan ke arahku dan menelitiku dari kepala hingga ke kaki, "Heol, kenapa kau sangat cantik."
Aku meneguk dan menghadap ke cermin, berpura-pura memperbaiki riasanku. Tidak ada waktu untuk menambahkan pemerah pipi di wajahku karena aku sudah memerah.
Ia duduk di kursi, tidak jauh dari meja riasku, menatapku melakukan riasanku. Aku memandangnya, dan aku melihatnya menjilat bibirnya.
"Kenapa kau menatapku seperti itu ?" Byuntae (Mesum)," kataku dan dengan cepat berbalik ke cerminku.
Ia berpaling, "Salahmu sendiri memakai dress yang memamerkan lekuk tubuhmu, idiot."
Aku menaikkan alisku. Anak ini aneh. Mengabaikannya, aku dengan cepat menyelesaikan riasanku dan menyisir rambutku sebelum meraih tas tangan dan ponsel.
"Ayo pergi," kataku, "Tapi tunggu, aku tidak bisa menggunakan heels ku."
"Kenapa ?" Ia bertanya, masih duduk di kursi.
"Kaki ku diperban," kataku.
Ia berpikir sejenak, sebelum ia menuju rak di mana aku meletakkan alas kakiku. Ia mengambil sepasang sandal, "Gunakan ini."
"Tapi orangtuamu akan bertanya padaku tentang ini," kataku, kuatir.
"Kau ganti dengan heels saat kita sudah di sana. Gunakan ini dulu," katanya. Aku mengangguk dan mengambil sepasang sendal denganku saat kami menuju ke luar rumah.
Berjalan terasa seperti neraka, rasa sakit dari kulit yang terbakar membunuhku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana buruknya saat menggunakan heels. Omong-omong, kami dengan segera melompat masuk ke dalam mobil dan melesat ke kediaman mertuaku, jika aku bisa menyebut mereka begitu.
Ketika kami akhirnya tiba, sudah sekitar pukul delapan malam. Aku menghela nafas gugup, tidak siap keluar dari mobil.
"Kau baik-baik saja ?" Taehyung bertanya dan mematikan mesin setelah memarkirkan mobilnya di dekat sebuah rumah besar.
"Aku hanya gugup," kataku, melepaskan perbanku dan mencoba memakai heels biru milikku.
"Aku akan membantumu keluar," katanya dan keluar dari mobil, dengan cepat bergegas ke sisi tempatku dan pintu untukku.
Aku perlahan menurunkan kakiku kemudian kakiku yang memiliki luka bakar. Aku mencoba mengambil langkah kedua dan hampir jatuh sebelum Taehyung menangkapku dengan tangannya, "Kau tidak bisa berjalan seperti ini," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Arrogant [Buku 2] ➳ KTH
FanfictionTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © WTKFICS Matanya berbisik 'Apa kita pernah bertemu?' "Lee Hyejin?" Panggilnya, dan secara tiba-tiba aku teringat kenangan kami. Lama tidak bertemu, Kim Taehyung.