Aku merasakan angin berhembus menerpa wajahku, angin yang berhembus itu tidak mendinginkan, namun agak membuatku jengkel.
Mataku terbuka melihat Taehyung mengarahkan pengering rambut ke wajahku.
"MATIKAN ITU!" Aku berteriak, menutup wajahku dengan dua tangan.
Tawanya meledak. "Kau tidak pernah bangun pagi-pagi."
"Kenapa aku harus bangun pagi. Aku tidak pergi bekerja," gumamku, masih dengan mata tertutup.
"Ya setidaknya kau harus bangun lebih cepat untuk membuatkanku sarapan, memasang dasiku, membersihkan kamarku, mencuci, membersihkan rumah, semua itu, kau tahu."
"Wow pekerjakan saja seorang pembantu," aku mendesis, "Pergi saja bekerja dan jangan mengganggu tidurku.
Aku merasakan dua tangan memegang bahuku, menarikku untuk duduk. "Taehyuungg ...." Aku menggeram.
"Ayo makan denganku, pemalas," Katanya padaku.
"Kenapa aku harus makan denganmu?" Keluhku, menaikkan alisku.
"Karena aku bilang begitu," ia berkata, "Sebaiknya kau turun dalam lima belas menit atau kau harus membersihkan kamarku setelah itu."
Aku menghela nafas, "Baik."
Taehyung meninggalkan kamarku sementara aku membersihkan diri, lalu aku bertemu dengannya di bawah di meja makan.
"Hamburger?" Tanyaku saat aku duduk di depannya, "Bukannya kita punya sereal atau yang lain."
"Sereal untuk sarapan bukan gayaku," katanya dan mengambil gigitan besar pada hamburgernya.
"Baiklah, terserah," kataku dan mengatupkan bibirku.
"Uh, Taehyung?"
"Hmm?"
"Bisa aku bertanya sesuatu?"
"Apa itu?"
Aku ragu, namun akhirnya mengatakan itu, "Bisakah aku mencari kerja?"
Taehyung tersedak makanannya dan terus terbatuk sebelum minum, "Kau gila? Tentu saja tidak! Bagaimana jika Soohyun-"
"Nama itu lagi!" Aku mengeryit, menyedekapkan tanganku, "Aku tahu bagaimana menjaga diriku. Aku akan baik-baik saja. Aku tidak perlu bekerja di tempat jauh, mungkin suatu tempat yang dekat?"
"Ya, tentu," Katanya, dan wajahku bersinar sampai ia melanjutkan, "Setelah enam bulan."
"Taehyung, please?" Aku memohon. Sangat aneh bahwa aku harus mendapat ijin darinya untuk mencari pekerjaan buat diriku sendiri.
"Aku menyediakanmu uang, perlindungan dan makanan. Kau bisa mengandalkanku dan kau tidak perlu bekerja, oke." Katanya, meyakinkanku untuk tetap berada di rumah.
"Tapi aku mau ke luar!" Keluhku, "Aku tidak bisa terus di rumah dan menjadi kentang sofa."
"Kau hanya bisa keluar denganku," katanya. "Kita bisa kencan saat akhir pekan," ia menambahkan lelucon, lalu mengedipkan matanya padaku.
"Yah, aku serius," aku mencoba menahan senyumku, memalingkan wajah.
"Ya terserah, aku akan pergi kerja, tolong aku dengan dasiku," kata Taehyung, berdiri.
Aku berdiri dan ia juga berdiri, aku mengambil dasi biru garis-garis dari tangannya, berdiri lebih dekat dengannya dan membawa dasi itu melingkari lehernya.
"Hyejin ..."
"Kalau kau mau bilang nafasku bau, aku akan memukulmu," aku memperingatkannya, membuatnya terkikik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Arrogant [Buku 2] ➳ KTH
FanfictionTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © WTKFICS Matanya berbisik 'Apa kita pernah bertemu?' "Lee Hyejin?" Panggilnya, dan secara tiba-tiba aku teringat kenangan kami. Lama tidak bertemu, Kim Taehyung.