Sebenarnya ini udah selesai dari kemarin 😂
Next chapter di update setelah Perfect. Trus kalo bisa, komen apapun selain kata 'next' udah mau selesai juga :3
●●●
Senyum terpatri di wajahku saat aku membuat sarapan untukku dan Taehyung.
Tiba-tiba, sepasang lengan melingkari pinggangku hingga membuatku sedikit terkejut, “Yah, Kim Taehyung.”
“Kau buat telur dadar lagi? Dan jika iya, aku akan kabur,” ia bercanda, meletakkan dagunya di bahuku.
Aku tertawa, “Aku membuat sandwich jika kau tak masalah dengan itu.”
Kupotong sandwich itu, kemudian menyodorkannya pada Taehyung. Ia segera menggigitnya, kemudian mengangguk setuju. Kubersihkan tanganku dan ingin membersihkan konter dapur namun tangan Taehyung masih melingkari pinggangku. Aku terkekeh, “Bisa kau lepas dulu sebentar?”
“Tidak,” jawabnya, memelukku lebih erat menguburkan wajahnya lebih dalam di ceruk leherku.
“Kim Taehyung!” Aku memukul tangannya agar ia melepasku, dan akhirnya ia melepasku juga.
Kupikr ia akhirnya membiarkanku melakukan pekerjaanku, tapi yang ada ia justru memegang bahuku dan memutarku hingga berhadapan dengannya.
Mataku terbelak dan aku menatapnya, bingung. Secara mendadak, ia meletakkan tangannya di pinggangku, mengangkatku hingga duduk di konter dapur. Aku tersenyum, melingkarkan tanganku di lehernya. Tangannya masih tetap berada di pingganggku serta menyeringai padaku sebagai balasan dengan matanya yang masih setengah terbuka.
Rambut Taehyung yang masih berantakan menjelaskan bahwa ia baru saja bangun dari tempat tidur. Kutahan senyumku, “Pergi sana mandi, anak kecil.”
Ia menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya untuk menjepit bibirku agar membuatku diam, “Apa kau benar-benar akan kerja hari ini?”
Kusingkirkan tangannya dan menjawab, “Iya, kenapa?”
“Kalau begitu aku akan ikut,” jawabnya.
“Tetaplah di rumah, oke? Kau sakit. Istirahatlah, aku akan di rumah sekitar pukul enam,” aku meyakinkannya, namun ia tidak terlihat senang dengan itu.
“Terserah,” katanya dan melepasku. Kakinya berputar dan melangkah pergi.
“Yah, kau tidak marah, ‘kan?” Kudorong tubuhku turun dari konter dapur lalu menghela napas, mataku terpaku pada punggungnya ketika ia mengabaikanku. Dia terkadang suka bipolar, pikirku.
Aku duduk di ruang tamu dan makan sendiri, berpikir bahwa ia akan ikut sarapan denganku namun ternyata tidak.
Taehyung melakukan urusannya sendiri di dalam kamar dan tidak menghampiriku sama sekali. Saat hampir siang, aku sudah siap untuk kerja namun aku tidak akan pergi tanpa berbicara dengannya sama sekali.
Aku mengintip ke dalam kamar melihatnya hanya duduk di ranjang memainkan ponselnya. “Yah, Kim Taehyung,” aku memanggilnya, dan ia berpura-pura seolah tidak mendengarku. Kulangkahkan kakiku masuk, berjalan menghampiri ranjang. “Kau akan tetap seperti ini? Sudah kubilang aku akan segera pulang.”
“Kalau begitu pergi saja sekarang,” matanya tetap pada layar ponselnya.
Aku duduk di ujung ranjang, kemudian memandangnya, “Aku akan segera berhenti kerja.”
Akhirnya ia memandangku dan duduk, “Sungguh?”
Aku mengangguk, “Jadi bisa kau biarkan aku pergi? Aku tahu kau merindukanku tapi-“
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Arrogant [Buku 2] ➳ KTH
Hayran KurguTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © WTKFICS Matanya berbisik 'Apa kita pernah bertemu?' "Lee Hyejin?" Panggilnya, dan secara tiba-tiba aku teringat kenangan kami. Lama tidak bertemu, Kim Taehyung.